Binar Mata Kalila

99.6K 7.6K 492
                                    

RS AlMedika Jaya, 20.30 WIB

"Jadi, mulai puasa dari jam dua belas malam, ya," pintaku kepada seorang gadis. Gadis muda berstatus pasien yang sedari tadi berusaha mengedip-ngedipkan matanya ke arahku. Sudah setengah jam aku di sini menerangkan efek yang mungkin terjadi akibat pembiusan dalam proses operasi yang dia hadapi besok. Apesnya, dia berusaha menahanku dengan menanyakan berbagai hal. Dari yang penting sampai yang tak penting sama sekali!

"Kenapa harus puasa, Mas? Kan aku gak tahan," sahutnya sambil membentur-benturkan telunjuknya satu sama lain. Berharap kelihatan...menarik?

Mas?

"Untuk menghindari terjadinya aspirasi. Makanan yang Anda makan bisa masuk ke saluran napas yang berakibat fatal," sahutku.

"Aku gak pernah tersedak kok, Mas. Aku bisa makan dengan baik kok. Aku juga ngerti tata cara makan yang baik. Mau ngajakin aku makan malam di luar, Mas? Sebelum puasa?" katanya sambil mengerling genit.

"Karena selama masa pembiusan, kerja organ di tubuh Anda turun ke level terendah. Jadi, akan susah untuk mengendalikan jalannya makanan kemana seperti saat Anda sadar," sahutku datar. Mengabaikan kode yang diberikannya.

"Kalo aku gak sadar, nanti bisa dong dikasih napas buatan sama Mas Dokter?"

"Selamat malam, selamat berpuasa dan istirahat yang nyenyak!" jawabku sambil meninggalkan bed pasiennya.

Kupikir satu hari yang berat telah terlewati begitu aku keluar dari ruang rawat inapnya. Namun ternyata, cobaan tak berhenti begitu saja setelah kulirik ponselku yang meraung minta perhatian. Tidak biasanya, wanita ini menelepon pada jam segini.

Queen Of My Heart Calling...

"Hallo, Mi?"

"Hai, anakku yang paling baik, soleh, dan penurut sama Mami ini. Lagi ngapain kamu?"

Aku langsung mengendus ada yang tidak beres dari kata-kata surgawi Mami.

"Kenapa Mi? Agil baru selesai visit pasien malam ini."

"Agilku tersayang, mau kan memenuhi permintaan Mami? Udah baca email yang Mami forward ke kamu, Nak?"

"Belum."

"Baca dan laksanakan!" Dengar...nadanya berubah jadi titah yang tak bisa ditolak.

3 New Email Received

From : destyana.hayukuswinda@theraikans.com

To : tresnokarokowe.com

CC : raikan_agil@almedika.com

1 attachment

Dear tresnokarokowe.com,

Saya ingin mendaftarkan putra saya untuk mengikuti program di tresnokarokowe.com. CV terlampir.

Warm regards,

Destyana H. Bachtiar

The Raikan's Hotel

Open attachment :

Mataku hampir keluar dari tempatnya ketika attachment terbuka. Foto close up-ku dari segala sisi ditambah deskripsi yang kueja perlahan.

Name : dr. Agil Raikan Bachtiar, Sp.An

Age : 32 tahun

Address : Jakarta, Indonesia

Anesthetized [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang