Melody dan Hujan
Karya: Theodora PurbaHujan, banyak yang membenci hujan ketika dia turun, tetapi banyak juga yang menyukai hujan ketika dia turun.
Seorang gadis cantik yang tengah berdiri dibawah atap halte bus dan menutup matanya sembari menikmati suara demi suara rintikan hujan yang turun. Suara rintikan hujan mampu membuat hati dan pikirannya menjadi lebih tenang.Gadis cantik itu bernama Melody Pitaloka atau yang biasa dipanggil Ody. Selain menyukai hujan, Melody juga menyukai hal-hal berbau seni, salah satunya adalah bermain musik.
Melody memiliki hobi bermain Piano.
Bisa dikatakan Melody cukup mahir dalam memainkan alat musik tersebut. Bagi Melody rintikan Hujan dan Musik merupakan perpaduan yang sangat indah karena keduanya mampu menenangkan hati dan pikiran.Setelah dirasa cukup, kurang lebih sudah 15 menit dia berdiri di halte bus untuk menenangkan hati dan pikirannya, Melody memutuskan untuk pulang.
"Aku sudah terlalu lama berdiri disini, lebih baik aku pulang," ucap Melody pada dirinya sendiri.
Melody pun beranjak dari halte bus, dan berjalan kaki untuk pulang kerumahnya meskipun hujan belum berhenti. Selama diperjalanan pulang, bibir Melody bersuara kecil sambil menyanyikan sepenggal lagu yang terlintas begitu saja di kepalanya."Akhirnya sampai, untung saja halte bus tempat ku berdiri tadi tidak terlalu jauh dari rumah," ucap Melody.
"Ody pulang," seru Melody dengan lesu saat sudah memasuki rumah.
"Astaga Ody, kenapa pulang-pulang udah basah kuyup begini sih," omel bunda Risa, Ibu Melody.
"Hehehe maaf bunda, Ody gak tahan untuk gak main hujan," ucap Melody sambil terkekeh kecil.
"Kamu ini, kalau kamu keseringan main hujan kamu bisa sakit, kan kamu juga yang ngeluh," ucap bunda Risa
Suara langkah kaki seseorang terdengar dari arah tangga.
"Ada apa ini?" tanya seorang lelaki dewasa dengan nada bicara yang sangat datar, dia Damian ayah Melody."Ini yah, Ody habis dari sekolah basah kuyup, kehujanan dia," jawab sang bunda
"Jam segini kamu baru pulang dari sekolah? Habis ngapain? ekskul musik lagi, iya?" tanya Damian.
Melody diam tak menjawab.
"Ayah-" ucapan bunda Risa terpotong saat Damian, sang ayah lanjut berbicara.
"Sudah berapa kali Ayah bilang Ody, berhenti ikut ekskul musik kamu itu, dan fokus untuk belajar!" Marah sang Ayah.
"Ini juga kamu hujan-hujanan, kamu pikir Bunda kamu gak cape apa ngurusin kamu kalau nanti kamu sakit? mikir Ody mikir!" lanjut sang Ayah."Maafin Ody yah," jawab Melody pelan.
"Ayah udah, jangan gitu dong ngomongnya ke Ody," ucap Bunda Risa
"Jangan gitu gimana? Anak ini susah sekali di bilangin," ucap Damian.
Melody terdiam seketika.
"Ayah Bunda udah. Maafin Melody karna Melody udah pulang kemalaman dan main hujan-hujanan, tapi ayah tenang aja Ody yakin, Ody gak bakalan sakit yah kan Ody anak Ayah yang kuat" ucap Melody sambil tersenyum paksa.
"Terserah kamu lah," ucap Damian malas, kemudian pergi dari situ.
"Ody udah ya sayang, sekarang kamu ke kamar dan mandi supaya kamu gak sakit," suruh sang bunda dengan lembut.
"Iya bunda, Ody ke kamar dulu ya," ucap Melody.
"Iya sayang," balas sang Bunda.
Kini, Melody sudah sampai di depan pintu kamarnya, ia membuka pintu. Kamar bernuansa putih dan biru terlihat jelas dipandang, kamar yang sudah di tempati oleh Melody dari dia berumur 5 tahun sampai sekarang ia berumur 16 tahun.
"Hai kamar kita bertemu lagi," ucap Melody sambil menghela nafas.
"Lebih baik aku mandi dan bersih-bersih setelah itu aku mengecek tugas sekolah ku," lanjut Melody.
15 menit kemudian
"Segarnya," ucap Melody saat sudah selesai mandi.Melody berjalan menuju meja belajar nya.
"Tugas untuk besok, Sejarah udah, Ekonomi juga udah, dan yang terakhir Seni Budaya juga udah," ucap Melody pada dirinya sendiri.Saat sedang memasukkan buku-buku nya ke dalam tas terdengar suara ketokan pintu dari luar kamarnya.
"Ody, ayo makan malam dulu sayang," panggil sang bunda dari luar kamarnya.
Melody pun membuka pintu kamarnya.
"Bunda, tadi Ody udah makan bareng temen-temen disekolah jadi Ody masih kenyang, Ody istirahat aja ya bunda," jawab Ody."Bener udah makan?" tanya sang Bunda lagi.
"Iya bunda beneran, Ody gak bohong," jawab Melody.
"Yaudah kalau gitu, bunda sama ayah makan dulu ya, dan satu lagi kata-kata ayah tadi gak usah si masukin ke hati ya?" ucap sang bunda.
"Iya bunda, Ody tau ayah itu cuma khawatir sama Ody," ucap Melody sambil tersenyum kecil.
"Yaudah kalau gitu, selamat istirahat anak bunda," ucap bunda Risa.
"Iya bunda," balas Melody.
Sang Bunda sudah pergi, setelah itu Melody menutup kembali pintu kamarnya.
Dia berjalan menuju sudut kamarnya yang disitu terdapat Piano berwarna Hitam yang diberikan sang Bunda untuknya pada saat ia berulang tahun yang ke 16 tahun.to be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody dan Hujan
Short StoryIni kisah ku. Seorang gadis yang sangat menyukai alat musik dan hujan. Bagi ku keduanya adalah perpaduan yang sangat indah. Aku, Melody Pitaloka.