Melody menduduki kursi Piano tersebut dan mulai memainkan pianonya dengan lagu Ave Maria. Lagu yang sangat sering dimainkan oleh Melody, karena ia menyukai lagu itu. Melody sangat menyukai lagu-lagu classic.
Ya, itulah Melody menyukai hal-hal yang sangat bisa menenangkan dirinya. Tetapi ayah nya, ayah nya tidak menyukai dia jika Melody lebih fokus mendalami ilmu mengenai piano dibandingkan pelajaran akademik nya.
Ini lah aku, Melody yang tidak terlalu cerdas dalam akademik, tetapi sangat lihai dalam bermain piano.Alunan musik terdengar sampai lantai bawah dimana kedua orangtuanya masih berada di meja makan.
"Anak itu, susah sekali di bilangin, sudah di bilang berhenti bermain musik tetapi tidak juga di dengar," gerutu sang ayah, Damian.
"Ayah, sudah lah. Mau bagaimana pun setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan, dan kelebihan Ody ya dia bisa bermain musik dan menguasai musik itu, walaupun Ody memiliki kekurangan dalam akademik," ucap sang Bunda.
Damian hanya diam dan melanjutkan makan malamnya.
Kembali pada Melody, tangan lentik itu dengan lincah mencari-nari diatas tuts piano itu.
Gerakan tangannya pun melambat saat sudah sampai pada akhir lagu."Indah, suara yang sangat indah terdengar di telinga ku," ucap Melody sambil tersenyum kecil.
"Kata-kata ayah pada ku tadi selalu saja seperti itu, menyuruhku untuk berhenti memainkan musik. Padahal bermain musik ini adalah hobi yang sulit untuk ku tinggalkan," ucap Melody pada dirinya sendiri.
"Sudahlah, sudah malam dan waktunya aku tidur supaya besok tidak terlambat ke sekolah," lanjut Melody.
Melody berjalan menuju tempat tidurnya dan mematikan lampu kamar untuk istirahat.
"Selamat malam dunia, semoga hari esok lebih baik daripada hari ini," ucap Melody pelan sembari menutup matanya.Cahaya matahari menembus horden kamar Melody. Pagi sudah tiba dan waktunya untuk kembali memulai hari dan sekolah.
Suara percikan air dari dalam kamar mandi terdengar, ternyata gadis itu sudah bangun dan mandi untuk bersiap-siap ke sekolah.
Pintu kamar mandi terbuka dan terlihat Melody sudah menggunakan seragamnya dengan lengkap."Buku udah, kotak pensil udah, jaket udah apalagi ya, oh iya handphone dan headphone," ucap Melody.
"Oke sekarang waktunya turun dan sarapan setelah itu pake sepatu dan berangkat deh ke sekolah," ucap Melody penuh semangat.
Saat sudah sampai di bawah, dan berjalan menuju meja makan Melody menyapa kedua orangtuanya.
"Selamat Pagi Ayah, Bunda." ucap Melody."Selamat pagi sayang"
"Pagi" ucap sang Ayah dan Bunda secara bersamaan."Ayo sarapan dulu Ody, habis itu berangkat ke sekolah," ajak sang bunda.
"Iya bunda," jawab Melody
Hanya suara dentingan sendok yang terdengar, mereka makan dengan sangat hikmat.
Setelah mereka semua selesai makan, Ody, Ayah, dan Bunda nya berjalan ke depan rumah dan menunggu Melody memakai sepatunya.
Sambil memakai sepatunya, Melody mengatakan sesuatu pada Bundanya."Bunda, sebentar lagi Ody bakalan ulang tahun yang 17, bunda mau kasih Ody hadiah apa?" tanya Melody sambil bergurau sedikit.
"Hm apa ya, Ody mau nya apa coba bilang sama bunda," tanya sang Bunda
"Ody mau Buku Classical Piano Bunda," jawab Melody
Tanpa mereka sadari sang Ayah mendengar percakapan antara keduanya.
"Bole-" ucapan sang Bunda terpotong karena sang Ayah berbicara."Tidak, tidak ada hadiah-hadiah yang berhubungan dengan Piano," ucap Damian dengan tegas.
"Ayah kenapa sih? Ini untuk ulang tahun anaknya loh yang ke 17 tahun, jangan di larang-larang dong dia maunya apa," ucap sang Bunda.
Damian hanya diam dan berjalan melewati mereka berdua, dan pergi berangkat ke kantor.
Melody sedari tadi hanya diam."Udah Ody gak usah dengerin apa kata ayah, nanti bunda beliin untuk Ody, sekarang Ody berangkat ya nanti telat ke sekolah nya," ucap sang Bunda.
Melody tersenyum.
"Ody berangkat ya Bunda, dadah Bunda," ucap Melody sambil berjalan ke arah motornya."Dadah sayang," balas sang Bunda.
SMA N 28 Jakarta.
Tempat dimana Melody bersekolah.
"Selamat Pagi Melody cantik," sapa Alena Kiansha sahabat Melody."Selamat Pagi Alena," balas Melody.
Mereka berdua kemudian berjalan bersama menuju kelasnya.
Proses belajar mengajar pun berlangsung sampai akhirnya bel pulang sekolah sudah berbunyi."Baik anak-anak sampai disini pembelajaran kita hari ini, Selamat siang," ucap sang guru.
"Siang Bu," balas siswa siswi di dalam kelas.
"Alena, aku gak paham materi ekonomi yang diajarin sama Bu Dira tadi, kenapa sih aku lemah banget di akademik, apalagi hitungan," keluh Melody pada Alena sambil berjalan keluar kelas menuju parkiran sekolah.
"Ody semua orang punya kelebihan dan kekurangan, dan kamu sangat pintar dan menguasai seni terutama musik jadi jangan pernah mengeluh, kalau pun kamu kurang dalam akademik kamu bisa tanya kok sama aku bagian mananya yang kamu gak bisa, aku pasti bakal bantu kamu Ody cantik," jawab Alena.
Melody tersenyum.
"Makasih ya Alen, kamu selalu semangatin aku dan bantu aku untuk lebih percaya diri lagi, aku bersyukur punya sahabat kaya kamu Alen," ucap Melody.Sudah 20 menit Melody dalam perjalan pulang dari sekolah menuju rumahnya, akhirnya Melody sampai dirumah nya.
"Ody pulang," ucap Melody saat sudah masuk ke dalam rumah.
"Anak Bunda udah pulang, ayo kamu ganti baju dan bersih-bersih dulu terus kita makan bareng kamu pasti udah lapar," ucap sang Bunda.
"Iya bunda, Ody ke kamar dulu ya," ucap Melody.
10 menit kemudian.
"Bunda ayo kita makan," ajak Melody saat sudah sampai di meja makan.
"Ayo," ucap sang bunda.
Suara dentingan sendok terdengar, namun di sela-sela mereka makan Melody bertanya."Ayah belum pulang makan siang Bunda?" tanya Melody.
"Belum sayang, paling ayah udah makan di kantor karna tadi kata ayah dia ada karjaan yang gak bisa di tinggal," jawab sang bunda.
Melody mengangguk dan melanjutkan kembali sesi makan siangnya.
"Bunda udah selesai? Ody udah nih, biar Ody bawain piring nya ke dapur bunda," ucap Melody.
"Udah sayang, ini piring nya," ucap Bunda Risa.
Melody pergi ke dapur dan membawa piring kotor kemudian menyuci nya.
Sang Bunda datang menghampiri dan mengajak Melody berbicara.
"Ody, lusa kan ulangtahun kamu yang ke 17 kamu mau dirayain nya gimana?" tanya sang Bunda."Ody mau yang biasa-biasa aja Bunda, kita rayain dirumah bareng ayah, bunda, Ody, dan Alen, bisa kan bunda?" tanya Melody.
"Bisa dong sayang, yaudah lanjutin nyuci piring nya, bunda mau beresin kamar dulu," ucap sang bunda.
"Iya bunda," ucap Melody.
to be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody dan Hujan
Short StoryIni kisah ku. Seorang gadis yang sangat menyukai alat musik dan hujan. Bagi ku keduanya adalah perpaduan yang sangat indah. Aku, Melody Pitaloka.