Prologue

19 1 0
                                    

"Semua orang tidak jahat"

Grep!!!

Seseorang berhasil menarik tangannya. Hampir saja tubuhnya terjatuh dari ketinggian, tapi itu yang dia inginkan. Kenapa? Kenapa selalu ada saja orang yang menghentikan aksinya untuk melakukan bunuh diri?

Padahal mereka tidak menginginkan dirinya, padahal mereka mengabaikannya. Lalu mengapa orang-orang ini selalu mencegah keinginannya.

"Gila lo!" Ucap cowok dihadapannya. Cowok bernama Aksara yang menyeret tangannya
dan tengah menatap tajam kearahnya.

Aksara adalah tetangga baru disebelah rumahnya.

"Kalandra, lo sehat?" tanyanya lagi, sang mpu hanya terdiam. Beberapa menit kemudian tubuhnya merosot, memeluk kaki cowok itu, air mata perlahan turun dari kelopak mata.

"Tolong, biarin gue pergi. Gue ingin tenang, gue capek. Gak ada perubahan bahkan sampai kapanpun dirawat, gue akan tetap seperti ini. Semua orang gak menginginkan gue. Semua orang jahat. Semua orang menganggap gue sampah. Apa gunanya gue hidup!!! APA?!!!" Tangisnya pecah.

Seolah merasakan penderitaan yang dialami cewek bernama Kalandra itu, cowok itu beringsut mundur. Lantas memeluk cewek dihadapannya. Dia dapat merasakan tubuhnya bergetar hebat tangisnya semakin deras. Ini bukan Kalandra yang dia kenal dulu.

"Aksara gak boyeh nangic ya, aksara harus kuat. Semua akan baik-baik saja. Ayok semangat sahabatku!!!!"

Setetes air berhasil lolos dari matanya, kala mengingat gadis kecil yang periang kini berubah 180 derajat.

Dia mengusap punggunggungnya, "Lo berharga sangat berharga, lo punya bunda hebat yang sayang sama lo. Bunda lo pasti punya harapan yang amat besar dari lo. Lo hebat. Lo punya mimpikan?"

Melepas pelukannya. "Mimpi gue pengen hidup tenang, maka biarkan gue pergi dengan dunia gue," cewek itu menyatukan kedua tangannya sambil menangis.

"Bukan itu Kala, mimpi maksudnya cita-cita yang ingin digapai dalam hidup. Bukan kematian."

Maka cewek itu terdiam sejenak lalu tertawa getir "Mimpi yang ingin dicapai?"

"Iya."

Air mata terus mengalir. "Mimpi gue hancur. Hancur melebur. Mereka telah menghancurkan mimpi itu. Semua orang jahat!!"

"Maka bangun lagi Kala! Jangan mau ditertawakan oleh orang yang menghancurkan mimpi lo!" tegas Aksara.

"Mereka berhasil merebut titik lemah gue, lo gak tau, lo gak tau!!!"

"Maka rebut kembali titik lemah mereka!"

"Caranya?"

"Jadikan diri lo kebih baik dari mereka. Balaslah perbuatan mereka. Dengan lo lemah begini mereka akan senang dan lo jadi bahan tertawaan mereka."

"L-lo punya cita-cita?" tanya Aksara lagi memastikan.

"Aku ingin jadi psikolog aksa, aku ingin membantu mental mereka yang sakit."

Terakhir kali waktu kecil dia mendengar keinginan cewek itu. Tapi, dia tidak tahu. Sekarang cita-cita cewek dihadapannya masih sama atau tidak.

"P-psikolog" Lirih Kalandra lemah.

Masih sama.

"Mau berjuang bereng gue?"

"Berjuang membalas perbuatan mereka, berjuang menggapai mimpi kita. Berjuang menyayangi diri sendiri."

Tidak ada jawaban dari cewek itu.

"Tapi semua orang jahat. Gue muak! Muak dengan perkataan mereka!!!"

"Gak semua orang jahat Kala. Pegang janji gue!"

"Jangan janji jika akhirnya mengingkari. Gue bilang gue muak!"

"Gak akan ingkar."

"Ya, gue janji akan selalu disamping lo disaat suka maupun duka, gue janji akan lindungi lo, sebagai sahabat gue janji akan terus bersama dan berjuang bersama. Gue akan buktiin bahwa semua orang gak jahat Kala.." cowok itu mebyodorkan jari kelingkingnya. Mendapat acuhan dari Kalandra, Aksara meraih jari kelingking cewek itu kemudian menautkannya denga jari kelingking dirinya.

Air mata kembali mengalir, "Semua orang gak jahat?"

"Yes, gak semua orang jahat Kal,"

"Buktikan Sa,"

"Oke."

"Kenapa lo mau bantu gue, disaat orang lain membuang gue?"

"Karena lo berharga!"

"Ayok berjuang bersama."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pesan dari AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang