01 - Pertunangan

15 2 0
                                    

[U]

"Sudah ada kabar?" Somi menoleh saat terdengar suara dari arah dapur. Ini masih jam tujuh pagi. Somi baru bangun dan berjalan menuruni tangga di rumah keluarganya.

"Ah, tidak usah repot-repot. Yang terpenting 'kan Somi dan Jeno bisa segera terikat." Suara decakan terdengar saat Somi mencapai dapur untuk mengambil gelas. "Oh, -sebentar"

"Somi, sarapanmu sudah mama siapkan di meja." Mama Somi menahan teleponnya sebentar untuk berbicara pada sang puti. Tak lama ia kembali menempelkan telepon seluler di telinganya. "Halo? Oh iya, tidak kok. Kami tidak merasa dirugikan."

Setelah gelasnya terisi, Somi berjalan menuju meja makan. Ia duduk di salah satu dari dua bangku yang kosong. Dapat ia lihat keluarga kecilnya tengah berkumpul.

"Somi." Somi berhenti untuk melirik papanya sesaat setelah mengambil roti lapis. "Jangan lupa malam ini kita akan bertemu keluarga Lee. Kau harus segera pergi ke salon setelah sarapan dan workout."

Diam-diam Somi menahan napas mendengar kata-kata papanya. Inginnya Somi membantah tapi tanpa sadar ia hanya tersenyum getir.

"Iya, Pa. Aku ingat, kok." Sebuah tangan menahan Somi yang hendak memasukkan roti lapis ke dalam mulutnya.

"Eh, yang itu punya mama." Mama Somi menaruh piring berisi sosis dan nugget yang telah digoreng. "Punyamu yang itu, di sana."

Somi bangkit untuk pindah ke bangku sebelah. Selanjutnya ia menatap nanar roti lapisnya yang sangat tipis. Hanya berisikan beberapa lembar daun sayur, sedikit telur kocok tanpa garam, dan jangan lupakan rotinya yang hanya satu helai. Mestinya jika begini Somi mending tidak usah makan saja sekalian.

"Ma, aku mau sosis." Mama Somi menyodorkan piring pada Evelyn, adik Somi. Di tengah perbincangan dan sarapan pagi itu, Evelyn menyadari Somi yang terus menatap piring sosis dan nugget sambil memakan rotinya setengah hati. "Ma, Kak Somi juga mau sosis."

"Apa? Tidak boleh. Ryan bilang makanan Somi cukup roti itu saja."

"Uh, apaan? Kak Somi itu wanita dewasa, bukan anak kecil lagi." Evelyn menggerutu mewakili Somi. "Lagian 'kan Kak Somi lagi gak ada kerja. Nambah porsi makan sedikit gak bakal merubah tubuh langsingnya."

"Sudah-sudah." Papa Somi menengahi. "Somi, kau mau sosis dan nugget juga?"

"Ekhem..." Somi berdeham sebentar. "Kalau boleh aku mau."

"Yasudah, ambil saja." Mama Somi terlihat bingung. "Tapi nanti kau harus menambah gerakan workout-mu satu sesi."

"Nah, nah. Kalau sudah dibela Papa-nya, mama bisa apa?" Mama Somi bertingkah seolah merajuk, membuat Papa Somi dan Evelyn mencoba untuk merayunya. Somi yang dari tadi diam sih senang-senang saja. Akhirnya ia bisa makan sosis dan nugget goreng lagi setelah seminggu. Eh, apa dua minggu ya? Somi sedikit lupa tapi yang jelas ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatannya.

[U]

Malam ini seharusnya menjadi malam yang indah dan romantis bagi Somi, atau bagi setiap wanita di dunia. Dirinya akan diikat secara resmi dalam sebuah hubungan yang disebut sebagai pertunangan. Namun, jika ada kesempatan rasanya Somi ingin kabur saja. Kisah ini mungkin akan sangat panjang untuk diceritakan, apalagi diperdebatkan. Oleh karena itu, Somi memilih untuk bungkam dan mengikuti papanya yang menggandengnya.

Senyuman harus selalu Somi tampilkan. Entah saat dalam perjalanan, saat berhadapan dengan dengan pemuda yang berstatus sebagai pacarnya, atau saat kini ia dan pemuda itu tengah saling memasangkan cincin. Suara tepuk tangan dan sorakan terdengar saat kedua insan yang menjadi pusat saling memagut mesra. Bagi orang lain, mungkin hubungan kedua selebriti itu terlihat sangat romantis. Keduanya sama-sama memiliki senyuman yang menawan sekaligus menipu.

Universe without U [Jeon Somi x Cha Eunwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang