KALIAN TAU CERITA INI DARIMANA?Hai semua, ini pertama kali nya aku buat cerita.. semoga kalian suka yaa! 💐💋
Kalian Tau Kan Gimana Cara Ngehargain Karya Orang?
Yap, Selalu Hargai Penulis Dengan Berikan VotMent Kalian 🦋💅🏼
Happy Reading!
-Pada akhirnya hidup itu tentang tinggal, meninggalkan atau meninggal-
11 tahun yang lalu,Bocah lelaki berusia lima tahun itu terlihat sedang bersandar di tempat tidur. sesekali mengucek matanya yang memerah. Dia habis menangis tadi karena sebuah mimpi, mimpi yang membuat nya menangis sampai sesenggukan.
Dalam mimpi itu, Keluarga nya hancur. Ayah yang pergi bermain dengan wanita yang tidak Dia kenal. Bunda yang terbaring di lantai dengan tangan berdarah.
Mimpi itu menakutkan. sangat menakutkan sampai Dia takut kalo yang menurut nya hanya sebuah mimpi itu ternyata kenyataan.
Kenzie mengucek tepi mata nya yang memerah, turun dari tempat tidur dan menggunakan sandal bermotif Doraemon. Dia berlari menuruni tangga dengan cepat sehingga hampir terjatuh beberapa kali, tapi Dia tidak peduli, sekarang yang menjadi prioritas nya adalah bertemu Bunda nya, memeluknya erat-erat sampai Dia yakin Kejadian itu hanya sebuah mimpi saja.
Namun, Setelah sampai di ruang tamu, tidak ada sosok yang sedang Dia cari hanya ada Bibi pembantu yang terlihat sedang menyapu.
Lili, yang sedang menyapu segera menengok setelah mendengar suara orang berlari tergesa-gesa. Ia melihat anak dari majikan nya, ya, benar, Lili berusia 39 tahun adalah pembantu rumah tangga yang sudah bekerja hampir 4 tahun di rumah ini.
Ia segera meletakkan peralatan menyapu nya, bergegas ke arah bocah lelaki itu. "enji, anak pintar, ada yang bisa Bibi bantu?" tanya nya.
Bocah lelaki itu menggeleng pelan pada pertanyaan Bibi pembantu itu, Ia segera berbalik menuju arah kamar Bunda nya, berharap Bunda nya itu ada disana sedang merajut baju seperti biasa.
"Tidak ada" gumam Kenzie
Dia berbalik lagi menuju Dapur dan Taman belakang rumah, berharap Bunda nya itu sedang memasak atau sedang menyirami bunga anggrek kesukaan nya.
Namun naas nya, meskipun bocah lelaki itu sudah mencari di setiap sudut rumah nya, tidak ada tanda-tanda kehadiran sang Ibu.
Dia bergegas menuju ruang tamu lagi, hendak bertanya pada Bibi pembantu kemana pergi nya sang Ibu.
"Bi, Bibi liat Bunda gak? Enji dari tadi nyariin Bunda tapi gak ketemu-ketemu" ucap Kenzie sambil menundukkan kepala dan memilin tangan nya dengan gugup, berharap sang Bibi menjawab sesuai harapan nya.
Lili tertegun sejenak, tepi mata nya terasa panas lagi. Ia segera mengusap cepat air mata yang hampir mengalir agar tidak ditemukan bocah lelaki itu.
Ia berjongkok agar tingginya setara dengan anak majikan nya. mengangkat tangan nya untuk memeluk bocah lelaki itu tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Bi, Enji serius, Bunda kemana? Bibi tolong jawab Enji" Kenzie, semakin dibuat panik dengan tingkah laku Bibi nya itu. Dia sekali lagi bertanya dengan suara bergetar hebat dan mata nya yang mulai memerah.
"Enji, maafin Bibi, Nyonya sudah meninggal tiga hari yang lalu"
"Maafin Bibi, Bibi gak becus jagain Nyonya. Andai waktu itu Bibi gak pergi ke pasar, pasti Nyonya masih ada" ucap Lili dengan air mata yang mengalir deras, tak kuasa menahan tangis mengingat kematian tragis majikan nya itu.
Ah.
Ternyata bukan mimpi.
Kenzie, yang tidak bisa menerima kenyataan ini pingsan begitu mengkonfirmasi bahwa mimpi nya itu bukan cuma mimpi belaka.
Mata nya mulai terasa gelap, bayangan yang terakhir Dia lihat adalah wajah panik Bibi nya itu.
--•-•-•-•-•--
Kenzie seperti mendengar sebuah suara lembut datang dari suatu tempat yang jauh. seperti memaksa nya untuk bangun, Dia kemudian bangun dengan linglung. Ketika dia membuka mata nya, dia melihat langit tembok kamar nya yang berwarna putih.
"Lagi-lagi bermimpi tentang itu" gumam Kenzie dengan pelan.
Kenzie mengedipkan mata nya, tidak dapat dengan jelas membedakan antara mimpi dan kenyataan saat ini.
Tangan nya terulur untuk mengambil segelas air putih yang ada disamping tempat tidur. Meneguk pelan air itu sampai di rasa nya cukup melegakan tenggorokan nya yang terasa serak.
Setelah menaruh gelas di meja, tangan nya terulur lagi untuk mengambil ponsel nya. jam sudah menunjukkan pukul 06.32, waktu nya berangkat sekolah.
Dia kemudian bangun dari tempat tidur, tapi sebelum itu, langkah kaki nya membawanya berjalan menuju kalender yang terpajang di dinding kamar nya.
Hari ini, Jum'at, 13 September 20XX adalah Hari peringatan kematian Ibu nya, Jasmine. Dia membalik kalender lagi,
Sabtu, 5 Oktober 20XX, Hari peringatan kematian Lili, Bibi yang sudah merawat nya sampai Dia berusia 10 tahun. Namun, karena sebuah penyakit Bibi nya menghembuskan napas terakhir nya pada usia 44 tahun. umur yang masih terbilang cukup muda untuk tiada, tapi takdir tidak ada seorang pun yang tau, kan?
Menghela napas yang terasa berat. Dia segera menuju kamar mandi, berniat setelah pulang sekolah, diri nya pergi untuk membeli bunga dan ke makam Bunda serta Bibi nya.
--0-0-0-0-0-0--
Gimana Prolog nya? NEXT or NO?
Jangan lupa tinggalin jejak u jika sudah selesai membaca, terima kasih. 💅🏼💅🏼
•abcdefghijknzi
4 Desember 2k22
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR K
Teen FictionIni sebuah kisah tentang seorang pemuda yang tak pernah bahagia. slow update: min 1 bulan sekali © abcdefghijknzi/ 04-12-2022