Biarpun difikir berkali-kali, ia merasa ada yang tidak beres dengan keluarga nya, mereka selalu menyebut-nyebut anak tetangga, sebab nanti malam akan di adakan pesta makan daging pada sekitaran komplek untuk merayakan taun baru.
"Nee, Mae, Chigiri itu hebat sekali tau. Dia jenius dalam olahraga, bukan kah bagus kalau kau berteman dengan nya nanti? Lalu ibu juga bisa mengenalkan nya pada kakak mu kan ...." Ibu [name] melirik ke arah anak gadis nya yang bahkan tak tertarik untuk mendengar ocehan tersebut.
"Kalau aku tidak ikut, apa boleh?" Balas [name] dengan kemudian memperoleh senyuman kecut dari sang ibu, "Mana boleh gitu, belajar nya kan masih bisa besok, lagi pula libur mu kan masih panjang."
"Aku malas melihat orang-orang,"
"Sudahlah, ayo segera berkemas dan pergi keluar. Ibu juga harus segera berpartisipasi untuk menata barang."
Mae menyusul sang ibu yang telah mendahului nya. Dengan kemudian [name] pun mau tidak mau ikut sebab listrik nya di matikan dari luar.
"Woah rame banget, ibu liat lampu-lampu itu!"
Netra Mae bergemerlap tatkala lampu kelap-kelip yang indah menyambut nya dari pinggir jalanan komplek. [Name] sendiri merasa lumayan terhibur dengan indah nya komplek yang biasanya tak menarik untuk di pandang.
"Dana nya habis berapa bu? Seperti nya banyak, kan?" Tanya [name].
"Lumayan, lagi pula ini hasil dari iuran selama 1 tahun kan, jadi tak masalah."
[Name] mengangguk paham.
Dug.
Sangking banyak nya orang, sampai-sampai tak sengaja ia menyenggol bahu seseorang di samping nya.
"Sumimasen."
"Loh, Chigiri-kun?" Ibu [name] tersenyum riang, sangat terang benderang senyum nya melebihi lampu-lampu yang gemerlap.
Lirikan maut dari ibu-ibu berusia 50 tahun itu seakan memberikode "itu orang yang tadi ibu bilangin."
"Jadi yang bermain bola waktu itu, nama nya chigiri?" Batin [name] dengan hati terkejut namun wajah nya tetap saja datar.
"Ah, selamat malam."
Dengan sopan Chigiri menundukkan badan.
"Wah! Kalian itu memang benar-benar indah ya. Pada cantik-cantik. Ngomong-ngomong ibu kemana Chigiri-kun?" Tanya ibu [name] tanpa luntur senyum nya.
"Ku rasa jalan-jalan di sekitar sana," balas Chigiri hyoma dengan menunjuk kearah sang ibu.
"Kalau begitu, apa ibu boleh nitip anak ibu sebentar?"
Ibu [name] menyentuh bahu putrinya agar mengerti maksud dari nya.
"Memang nya aku anak kecil?"
"Ahahaha, walau begitu, kau kan sering nyasar [name]. Nah, ibu pergi dulu ya bareng adik mu."
"Mah emang perjodohan dini sampai sekarang masih sering di lakukan?" Tanya Mae pelan, "ssst diamlah Mae. Ibu hanya menyuruh kakak mu berbaur."
"Alasan macam apa itu ...." [name] tidak habis fikir dengan kemauan orang tua nya yang di luar nalar itu.
Pada saat ini, antara Chigiri dan [name] tiada satu pun yang buka mulut. Beginilah jadi nya para introvert yang belum mengenal satu sama lain.
"Kau suka sepak bola?"
[Name] ingin memaki diri nya sendiri, entah mengapa gadis itu tiba-tiba membahas sepak bola, kalau gini bisa saja ketahuan, bahkan mungkin saja Chigiri menganggap nya sebagai penguntit.
"Ya, aku selalu bermain sepak bola di lapangan komplek, kau juga suka?"
"Loh? Ternyata ini permulaan yang bagus ...."
"Yah, sedikit. Beberapa waktu lalu aku tertarik karena melihat seseorang."
"Siapa pemain itu?" Chigiri jadi bersemangat karena membahas bola.
"Ronaldo." [Name] reflek menjawab pemain yang ia tau.
"Oh ya, dia lumayan keren."
Mereka mengobrol panjang lebar, lebih tepat nya chigiri yang banyak bicara soal bola, dan [name] hanya mengiyakan saja.
"Ngomong-ngomong, posisi mu apa di dalam permainan sepak bola?" Tanya [name].
"Striker," balas sang empu.
[Name] sudah tau jelas kalau posisi di depan dan di belakang pula terdapat striker, namun ia hanya bertanya saja untuk memastikan.
"Kalau begitu, apa boleh datang untuk menonton?"
"Boleh, aku biasanya bermain sore hari."
"Nah, tidak perlu ngumpet seperti kemarin. Ketangkap kau penguntit," batin Chigiri seraya melirik sang gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty boy | Chigiri Hyoma
Teen FictionAku dan Chigiri merupakan dua insan yang sangat berbeda, namun ada satu hal yang sama. Kami sama-sama memiliki ruang pribadi untuk bersinggah.