"Jelas marah, Lo kan
Pacarnya"
"Lo kan pacarnya?
Maksud vel? Itu
Pacar Lo bego..".
Emerald-nya membesar, sebuah fakta yang baru saja ia dengar membuat harapan yang sudah ia pikirkan hancur dalam hitungan detik karena ucapan dari si safir, air berwarna yang ada mulutnya bahkan hampir menyembur. Ayon mengerutkan keningnya bingung, mengapa ia terlihat begitu terkejut setelah mendengar perkataannya, Marvel dengan susah payah meneguk air minuman itu. Ia masih terbawa masa lalu sepertinya..."Bener?"
"Iyaa, kenapa?"Suara si safir terdengar sedikit bergetar saat mengucapkan kata 'iya'.
Marvel mengusak rambutnya dengan frustasi, bagaimana bisa? Pertanyaan yang kini memenuhi pikirannya, tangannya bergerak dan ia gunakan untuk memijat keningnya berusaha agar sedikit lebih tenang, Marvel bingung benar. Entah apakah trik itu benar-benar ampuh atau tidak, siapa peduli. apa ia harus menyerah dan menerima hubungannya yang sekarang, seharusnya tidak begitu. Ia diberi kehidupan ini untuk menjalin hubungan lagi dengan Nevin, ia tidak boleh menyerah begitu saja atau kesempatan ini akan sia sia baginya. Bukankah dulu ia selalu menantikan kesempatan ini?Bel berbunyi melenggang ke seluruh penjuru sekolah, Indra pendengaran keduanya menangkap getaran suara itu. Ayon menghela nafasnya berat, sebelum berdiri dari duduknya. Ayon bergumam namun sayangnya Marvel tak mendengar gumaman ayon, karena lebih sibuk dengan pikirannya. Sampai Ayon pergi pun Marvel tak peduli, Kacau!
~
Ini sudah 2 jam lamanya setelah ia pulang dari sekolahnya, ia dari kemarin tak memegang ponsel pintar tersebut sekali pun. Sekarang marvel menatap benda tersebut dengan resah, jarinya sedari tadi tak berhenti mengetuk permukaan meja kayu itu. Dari kemarin ponselnya memang selalu berdering nyaring, tapi tak ia pedulikan hingga saat ini ia bertekad untuk membuka ponselnya. Tepat saat ia memencet tombol power ia bisa melihat banyaknya panggilan tak terjawab serta notifikasi pesan dari gizan, ia menarik jarinya ke atas untuk sesegera mungkin menjawab pesan pesan yang dikirimkan. Pesan terakhir yang gizan kirimkan membuat Marvel tahu bahwa cowok itu sudah benar-benar marah karena ia abaikan sedari kemarin, Marvel bingung benar,, Ia harus menjawab apa pikirnya.
Mungkin dengan sapaan terlebih dahulu dan kemudian permintaan maaf setelah itu alasannya, jari jarinya mulai mengetik, menekan tombol keyboard yang ada di ponsel pintar tersebut. Mencoba menceritakan alasan mengapa ia tidak membalas semua pesan yang dikirimkan oleh cowok itu.
Tak butuh waktu lama untuk menunggu balasannya, baru 1 menit ia kirimkan pesan itu dan sudah dijawab oleh gizan. Meski balasannya singkat, tak heran jika gizan marah seperti ini. Siapa juga yang tidak marah jika pasangannya mengabaikan semua pesan yang dikirimkan, Marvel pernah mengalami ini. Marvel membujuk gizan agar tak marah, segala cara ia terapkan dan akhirnya gizan terbujuk, ia sudah tidak marah dan memaklumi hal itu, karena alasan yang Marvel buat buat. Dasar tukang bohong!
Setelah berbalas pesan untuk waktu yang lama, akhirnya Marvel mengerti jika dia dan cowok itu beda sekolah. Pertanyaan mengapa gizan tak langsung menemuinya saja sudah terjawab, Marvel merasa lega. Karena dengan ini ia masih bisa untuk mendapatkan hati seorang Nevin, meski ia harus bersembunyi sembunyi dari kenalan gizan yang juga bersekolah disana. Gizan tampak masih sedikit marah namun apa pedulinya, ia saja tak suka hubungan spesial antara dirinya dan cowok itu. Ia melempar ponsel tersebut ke arah kasur empuk, satu masalahnya terselesaikan namun ia harus berhati-hati. Jika seperti ini Marvel benar-benar harus memutuskan gizan sebelum ia memacari Nevin, ia harus mencari alasan yang tepat untuk memutuskan hubungannya. Persetan dengan kata jahat, sekarang ia tak peduli dengan perasaan orang lain. Ia hanya ingin Nevin menjadi miliknya, oh ya ia hampir melupakan sesuatu, ia harus mengamati siapa saja orang disekolahnya yang mengenali gizan. Hmm pastinya teman dia juga akan kenal, ia harus mencari seseorang lain.
~
"Akhh!"
Marvel mendengarnya sungguh, ia merasa tertarik untuk melihat apa yang terjadi dan ia mulai mendekat ke arah suara tersebut berasal. Suara tonjokan itu membuat ngilu, ahh pasti sakit.
"Woe! Pergi gak kalian semua!"
Teriakannya membuat para perundung itu mengalihkan perhatian, "apa apaan?" Nadanya terdengar menantang, salah satu dari mereka berjalan maju mendekati Marvel. Namun belum ada 10 langkah, mereka malah pergi karena suruhan dari pemuda berambut cokelat itu. "Kita pergi saja..."Marvel berjalan mendekat, ke orang yang ia tolong barusan. "Terimakasih ya, ini Marvel pacarnya Gizan itu kan haha beruntung sekali..", "ahh ya?".
Orang itu langsung berdiri, dan meninggalkan Marvel setelah mengucapkan beberapa kali terimakasih. Marvel masih terdiam di tempatnya dan memperhatikan punggung orang itu sampai menghilang tak terlihat, beruntung?apa artinya..., apa yang spesial dari seorang gizan?
Ia berusaha semaksimal mungkin untuk melupakan arti perkataan tersebut, dan mulai melangkahkan Kakinya kembali untuk segera pulang. Tidak, ia ingin berjalan-jalan sebentar meski sekarang sudah jam 5, tidak ada salahnya juga. Taman masih menjadi tempat favoritnya meski hidup disini. Banyak kucing berkeliaran disekitar air mancur, terlihat gemuk. Seperti terpelihara dengan baik, ia sempat ke supermarket dan membeli beberapa merek makanan kucing yang berbeda beda untuk disuguhkan ke kucing tentunya. beberapa kucing mendekat dan mulai menyantap makanan tersebut, pandangan Marvel tak sengaja menangkap seseorang yang tengah duduk di bangku taman di pinggir jalan untuk berlari dekat dengan danau, tak lain tak salah itu adalah Nevin. Ini kesempatan bagi Marvel, jika ingin lebih dekat dengan cowok itu maka ia harus banyak membuat obrolan. Ia berdiri dan mencoba berjalan mendekat sembari memikirkan apa yang akan dibicarakan.
"Vin!" Marvel menyebut akhiran namanya, yang dipanggil menoleh dan langsung merubah ekspresi wajah nya sebelum menjawab panggilan Marvel itu dengan judes "jangan sok akrab, apaan lagi?" Tanpa meminta izin apapun Marvel langsung duduk dicelah bangku yang kosong, lagipula Nevin tak memproteskan hal ini meski ditatap aneh. "Ngapain lu disini?" Tanya Marvel, "bukan urusan lu.."
"Dihh yaudah si.."
"Lu mau apa? Jangan ganggu gue""Siapa juga yang mau ganggu?"
"Lu yang pergi atau-"Bugh
"Lahh apa apaan lu?"
"Lu yang apaan bangsat!"Sorot mata Marvel langsung tertuju kepada pemuda berambut hitam dengan mata biru tuanya, tak salah lagi itu adalah sang pacar yang tengah cemburu. Marvel langsung berdiri dan menjauhkan gizan dari Nevin, "gizann..., Tenang dulu! Kita cuma ngobrol"
"apa apaan si kamu vel?! Kamu kan tau kalo aku punya hubungan yang gak baik sama ni orang, terus dengan seenaknya kamu bilang cuman ngobrol doang dan nyuruh aku buat tenang, gila kamu!"
Nevin mendecak kesal, ditengah tengah hatinya yang sedang kacau sekarang malah tambah kacau dengan pertengkaran antara pasangan ini, udah gitu dia kena tonjok lagi! Ia meraih tasnya dan berjalan meninggalkan mereka berdua, dan menaiki sepedanya."Heh berengsek! Jangan kabur lo!"
Marvel sekarang mengerti mengapa ia dibenci oleh Nevin, itu karena masalah antara gizan dan Nevin. Diposisinya yang menjadi pacar gizan maka tak heran juga Nevin ikut membencinya.
"Zan! Ini bukan salah Nevin, aku duluan yang ngajak ngobrol dia!"
"Hah?? Wahh gila banget kamu, ngapain sih vel ngapain?? Aku tanya sama kamu"
"Aahh ituuu..."
"Udah! Aku udah males duluan"
Gizan langsung berjalan pergi meninggalkan Marvel, sedangkan Marvel dirinya hanya terdiam ditempat. Kalo kayak gini, hubungan gw sama gizan bakal lebih renggang. Hahaha sorry Zan, tapi gw maunya emang kayak gini..
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER LIFE || NxM || BxB || YTMC
FanfictionMarvel,. Orang yang Selalu berharap akan terlahir di kehidupan baru dan bertemu kekasihnya lagi, sampai harapannya itu terkabulkan... Jadi apakah Marvel bisa menjalin hubungan lagi dengan kekasihnya yang ada di dunia baru itu? • cerita ini sebuah la...