1. Pemuda Aneh

713 35 25
                                    

Pembaca yang sudah mengikuti ceritaku sejak awal pasti sadar donk kalau aku gak bisa diem di satu genre. Malah kadang aku campur beberapa genre jadi satu biar makin bingung. Cuman kali ini aku mau coba nulis BL alias Boylove alias percintaan sesama jenis dalam hal ini co x co.

Mengapa? Karena menurutku love is love no matter what gender. Kalian boleh beda pendapat sama aku, boleh gak suka, tapi ini adalah pendapatku. Aku hargai pendapat kalian, tapi kalian juga hargailah pendapat yang berbeda dengan kepercayaan kalian.

Gak suka sama genre ini, no problem, do not read it. No one is forcing you to do so. Buat penggemar BL atau yang pingin mencoba menikmati cerita BL untuk pertama kalinya, ku tunggu komen kalian.

Happy reading.

***

***

Daisuke Tanaka berdiri di depan cermin besar yang ada di kamar dan mengamati penampilannya. Ia merasa layaknya seseorang yang berpura-pura menjadi orang lain. Seorang preman jalanan yang sedang berlagak menjadi orang berkelas dalam setelan jas pinjaman.

Tapi ia tahu jas yang dipakainya bukanlah pinjaman melainkan dijahit khusus untuknya. Terbukti dari ukurannya yang pas, membungkus tubuh kekarnya yang jangkung. Dan pesta yang akan didatanginya juga bukanlah pesta sembarangan, bahkan beberapa petinggi kepolisian dikabarkan akan hadir bergabung dengan para pengusaha sukses, aktor, dan politikus.

Daisuke menghela nafas. Ia tidak mungkin bisa menolak untuk datang ke pesta pernikahan anak walikota, tidak peduli betapa ia enggan untuk datang.

Sepertinya, tidak peduli seberapa keras Daisuke mencoba, ia tidak pernah bisa merasa nyaman berada di tengah-tengah orang elit berkelas. Ia membayar orang untuk mengajarinya etika dan sopan santun ketika kedudukannya mulai merangkak naik, tapi ia masih tidak mampu berbasa basi seperti kebanyakan orang di acara seperti ini.

"Tanaka-sama," asisten Daisuke, Tomo, memanggil dari pintu dengan gaya formal yang biasa ditunjukkannya ketika berhadapan dengan bosnya. "Mobil anda sudah menunggu."

Daisuke mengangguk dan melangkah menjauh dari cermin tanpa menoleh balik. Percuma mengamati apa yang tidak akan bisa diubah. Wajahnya yang kasar dan kaku menjelaskan siapa dirinya sebenarnya. Pakaian mahal yang dikenakannya tidak akan bisa membodohi siapapun. Tidak perlu untuk menyembunyikannya. Ia datang karena ia perlu mengingat semua orang-orang berkelas itu, uang siapa yang membayari karir mereka.

Sebelum pria itu sampai di loby rumahnya, Daisuke berhenti sejenak di ruang tengah, di mana ia menggantungkan buruan terakhirnya. Lukisan sebuah pohon sakura berlatarkan gunung Fuji.

Keindahan sapuan kuas dari cat air di atas kanvas, seperti biasa selalu mampu meredakan kecemasannya. Sepinya dataran dalam lukisan membangkitkan kepercayaan diri Daisuke melebihi pakaian yang dikenakannya.

Masih menjadi misteri bagaimana bisa pria kasar sepertinya memahami keindahan sebuah karya seni sesamar lukisan. Tapi ia mampu. Dan seperti yang dikatakan oleh guru etikanya, itulah yang membedakan dirinya dengan pria lain yang ada di posisinya.

Ketika orang-orang kaya dan berkuasa membayar karya seni hanya karena gengsi, sama seperti bagaimana mereka membayar arsitek dan designer untuk membangun penampilan rumah mereka, Daisuke melakukannya karena ia menikmatinya.

Tidak ada yang mendikte bagaimana penampilan rumahnya, bagaimana pakaiannya, atau lukisan mana yang ingin ia gantung di rumahnya.

Orang-orang yang mengundangnya boleh memandang dirinya rendah, tapi Daisuke tahu di mana ia berdiri. Dan di mana ia sekarang berada, tidaklah terlalu buruk untuk seseorang yang terlahir dari selokan.

Obsesi Sang Yakuza (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang