♯ 🎈Not bad (Malik-Nevin)

386 9 4
                                    



Author notes: First time nulis kayak gini sksksksk, maaf kalau tidak sesuai ekspetasi dan agak melenceng dari prompt yang diberikan habisnya humor dan imajinasi author kalian ini sangat rendah banget, mana nulis terburu buru karena lagi ujian :') Inti dari fic ini adalah drama perbocah bocahan akwoakawkawokwosk :v

Req: KaylilaSaf

Enjoy!

.

.

.

.

"Oh? Kau Malik yang pakai tas Spiderman di sekolah!"

Ucap seorang anak bernama Nevin secara terang terangan pada orang yang ada di depannya saat ini.

"Emangnya napa kalau pakai tas Spiderman? Masalah?"

Sekarang anak itu marah karena merasa karakter favoritnya seperti direndahkan bersamaan dengannya.

Malik seharusnya tidak berinteraksi saja dengan anak ini tadi di sekolah, harusnya ia abaikan saja. Mana dia tahu kalau ternyata orang menyebalkan ini satu perumahan dengannya!

"Hei hei jangan bertengkar gitu dong! Maaf ya buk, anak saya memang suka emosian begini.." Ibu dari Malik minta maaf sambil melihat Malik dengan mata yang seolah olah berkata 'Jaga sikapmu!' karena hal yang terjadi barusan padahal yang salah itu Nevin!

"Ah~ Tidak apa apa kok! Maaf juga ya Nevin ini kadang anaknya iseng," sekarang giliran ibu Nevin yang meminta maaf tetapi setidaknya dia tidak dimarahi, hahahaha!

Akhirnya dua wanita itu melanjutkan pembicaraannya, sangat membosankan! Kenapa sih Malik harus disuruh ikut keluar kalau akhir akhirnya cuman ngegosip? Kan tidak ada untungnya!

Karena bosan, akhirnya Malik pergi ke taman bermain di dekat sekolahnya dengan sepeda tanpa mengetahui kalau ada yang mengikutinya dari belakang tapi tenang saja, ini genrenya bukan yang aneh aneh jadi tidak ada yang mati atau tersiksa disini.

.

.

.

Akhirnya Malik sampai ke taman bermain dan hal pertama yang ia lakukan adalah menaiki ayunan ban disana dan mengayun ayunkan dengan kakinya dengan susah payah, Malik ingin mengajak teman temannya bermain tetapi mereka sedang pergi sekarang entah kenapa.

Lalu saat ayunan Malik berhenti tiba tiba saja ada suara di belakangnya.

"Maliiikikikikk~"

"BIKIN KAGET AJA SIH! JANGAN IKUT IKUT DEH, JADINYA AKU JATOH KAN!" Teriak Malik pada orang yang lebih kecil darinya dengan perasaan kesal.

"Ibu Malik sama ibu Nevin nyuruh Nevin ikut Malik jadinya Nevin ikut," ternyata dalangnya ibu ibu itu! Bilang saja tidak mau acara gosipnya diganggu.

"Yasudah deh, kau boleh ikut... Hanya untuk kali ini." Ucap malik dengan tegas di bagian akhirnya, setelah mendengar ucapan itu mata Nevin berbinar karena tidak sia sia dia ikut kesini untuk bermain!

"Kalau gitu sekarang dorongin ayunanku!" Mendadak mata berbinar tadi berubah menjadi tatapan malas karena diperintah oleh Malik tapi Nevin ada ide! Daripada memutar bagaimana kalau memutar ayunannya?! Benar benar ide cemerlang hahahaha!

Akhirnya Nevin mencoba memutar ayunan itu tetapi dia hampir jatuh ke depan karena ayunan yang dinaiki Malik lumayan berat dan besar ditambah lagi dengan Malik menaiki ayunan akan menjadi semakin berat, untung sekali dia berpegangan dengan ban dari ayunan itu yang membuat dirinya tidak jadi jatuh.

Melihat tingkah laku Nevin membuat Malik heran, sedang apa dia dengan keadaan saat ini? Bukannya seharusnya dia saat ini mendorong ayunannya?

"Ngapain dah?"

"Hampir jatoh!"

Nevin akhirnya bangkit "Main ayunan gak seru! Seruan main jatoh jatohan itu!" Nevin menyarankan bermain jungkat jungkit, agak membuat bingung tapi mudah dimengerti untuk Malik.

"Gak mau, daripada main gituan mending masuk ke sekolah diem diem yok hehehe..."

"Ngapain masuk ke sekolah diem diem?"

"Ada banyak bola di gudang olahraga kata kakak kelas yang ku kenal, kita ambil diem diem yok!"

Nevin yang mendengar itu langsung berubah dari cemberut menjadi semangat "Oke!!!! Ayok kita kesana sekarang!!" Ucap Nevin dengan semangatnya.

Akhirnya mereka menuju kesana menggunakan sepeda mereka masing masing walau tidak terlalu jauh. Untung sekali Nevin membawa sepedanya sendiri!

.

.

.

Mereka sampai ke sekolah, aneh sekali pagar sekolahnya tidak dikunci hari sabtu ini tetapi bagus deh karena itu mempermudah mereka.

"Gudangnya mana?"

"Ada di deket lapangan belakang harusnya sih kata kakak kelas."

Sedari tadi Nevin penasaran siapa kakak kelas yang dimaksud Malik tapi dia tak berani bertanya dan melanjutkan ke lapangan belakang.

Sesampainya disana, mereka menemu gudang yang terkunci dan membuat Malik teringat perkataan kakak kelas itu kalau gudang selalu dikunci setelah dipakai! Apes banget dah hari ini buat Malik..

Tapi saat mereka berdiam, mendadak ada tangan yang meraih pundak mereka lalu mereka terkejut bukan main karena mengira akan dijahati tapi terlihat itu ternyata kakak kelas, dia seperti bersiap siap untuk pulang... Tunggu! Kenapa ada kakak kelas di hari libur?!

"Ngapain dah disini dek? Di depan gudang pulak."

Kakak kelas itu bertanya pada mereka padahal harusnya mereka yang bertanya seperti itu!

"Kakak juga ngapain disini?!"

"Hah? Orang hari ini ekskul??? Harusnya kalian yang ngapain disini??"

Sekarang mereka yang terdiam karena tidak tahu harus berkata apa karena niat mereka sama sekali tidak berkepentingan dengan sekolah.

"Mau minjem bola!!" Teriak Nevin dengan semangat, ahh dasar menyusahkan! Kalau begini bisa gawat karena ketahuan!

"Pinjam bola? Waduh gak bisa dek, gak ada kepentingan gak boleh make tapi biasanya boleh dipake sih waktu pulang sekolah jadi kapan kapan saja ya! Ini juga sudah sore, ngapain?"

Mereka sadar kalau sekarang sudah sore, tidak dapat bola informasi pun jadi.

.

.

.

Mereka sedang mengayuh sepeda untuk pulang, untung sekali mereka ingat jalan pulang kalau tidak mereka pasti akan menjadi anak jalanan.

Malik melihat Nevin berhenti di suatu tempat dan Malik menunggunya supaya dia tidak terkena masalah karena tidak menjaga anak itu dengan benar yang tiba tiba saja seperti anak liar ternyata dia menangkap jangkrik.

Setelah bersusah payah mendapatkan jangkrik, Nevin menyuruh Malik turun sebentar dari sepeda dan karena dia tidak mau menambah masalah, Malik turun dari sepedanya tapi dirinya tak menduga kalau Nevin memberinya jangkrik yang ia dapatkan dengan jerih payahnya.

"Buat Malik karena nemenin aku main hehe! Seru, walau gak bisa main bola tapi masih bisa minggu depan jadi.... Nanti pulang sekolah kita main ya!"

Yaah.. Sepertinya berteman dengannya bukan ide buruk, bagaimana kalau dia mencoba menerimanya? Dia lumayan seru walau menyusahkan.

"Oke, aku tarik kata kataku besok kita main lagi."

YTMCI OneshotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang