Riani dalam bahasa indonesia berarti perjalanan. Ibu dan bapak menamaiku Riani karena mereka suka berpetualang dan jalan-jalan. Mereka berharap putrinya ini menjadi wanita yang tangguh dan suka berpetualang. Nama Riani bagus, aku sebagai pemilik nama sangat suka.
Si Riani ini sekarang sudah 20 tahun, sudah menjadi mahasiswi di sebuah perguruan tinggi. Tapi kali ini, aku belum mau membahas tentang kehidupanku lebih dalam. Aku ingin berdiskusi tentang beberapa hal mengenai masalah-masalah kehidupan.
Sejauh ini, hidupku terasa mulus-mulus saja, mungkin terkadang aku menemui masalah, tapi aku masih bisa menanganinya.
Akhir-akhir ini aku sering bertanya-tanya---ini karena efek kebanyakan scroll twitter sepertinya. Aku sering menemui tweet-tweet tentang pacaran dewasa, pacaran 18+ maksudnya.
Sejujurnya, aku tidak pernah berpikir tabu mengenai hal-hal seksual dan semacamnya, tapi kupikir hal-hal seperti itu harus ditempatkan sesuai tempatnya.
Beberapa tweet yang sering muncul di timelineku adalah kegalauan si cewek yang masih ingin mempertahankan kesucian dirinya, tapi si pacar selalu mengajaknya berhubungan "dewasa" dengan dalih bukti cinta.
Ada lagi, cewek yang dengan rela melakukan hal dewasa dengan cowoknya, tetapi akhirnya menyesal. Sebenarnya masih banyak sekali permasalahan semacam ini yang sering muncul di timelineku, tapi aku ingin membahas kedua permasalahan ini dulu.
Menurutmu jika kamu sudah cinta kepada pasanganmu, apa kamu mau memberikan segalanya? Apa kamu rela memberikan segalanya bahkan suatu hal yang "penting" dalam hidupmu?
Ketika jatuh cinta, tidak semua orang bisa dan mau untuk berpikir jernih. Cinta itu terkadang membutakan.
Begini, kita tidak bisa menyalahkan orang-orang yang sering berhubungan dewasa sebelum menikah jika mereka melakukannya secara consent dan mau sama mau.
Tapi, jika salah satu pasangan merasa ragu untuk melakukan hal seperti itu, lebih baik menghindari dari awal dan tegas menolak supaya tidak terjadi hal yang tidak-tidak.
Balik lagi sih, cinta itu membutakan. Jadi kenapa pasangan yang belum menikah itu banyak galau tentang hubungan? Dan bagaimana solusinya supaya kegalauan itu terhapuskan?
Karena aku cewek, aku mau menempatkan diri untuk berpendapat sebagai cewek. Maaf jika ada cowok yang baca tulisan Riani ini merasa tersinggung ya, karena Riani hanya manusia yang tempatnya salah dan dosa.
Saatnya Riani menanggapi.
Kita sebagai cewek nggak bisa menyalahkan kalau tiba-tiba cowok nafsu ke pasangannya, karena itu manusiawi ya. Yang salah itu adalah ketika si cowok memaksakan nafsu kepada pasangannya tidak secara mau sama mau.
Kalau kamu cewek tapi punya prinsip tidak akan melakukan hubungan dewasa sebelum menikah, kamu harus pastikan sebelum pacaran kalau kamu tidak akan goyah dengan rayuan apapun untuk melakukan hal-hal diluar prinsipmu.
Ketika kamu merasa cowokmu menjurus ke dalam hal-hal berbau seperti itu, segera stop dan utarakan prinsipmu bahwa kamu tidak mau membahasa hal-hal dewasa karena dengan pembahasan sekecil apapun dengan lawan jenis mengenai hal tersebut, ujungnya pasti akan menjurus ke "hubungan dewasa 18+".
Jika cowokmu manipulatif, terlalu memaksa sehingga kamu terpojokkan, kamu harus tegas untuk memutus hubungan dengannya. Karena kamu terlalu berharga untuk si dia yang tidak bisa menghargai prinsipmu. Dirimu lebih-lebih berhak mendapatkan yang terrrbaikk.
Untuk pembahasan kedua, Riani bahas besok ya. Sudah ngantuk.
Riani cuma manusia biasa yang sering salah, kalau opini si Riani ada yang kureng, bisa kamu komen yaaa....