Prolog

37 7 0
                                    

Sunghoon mengerang kesal setelah mendapat kertas berisi nomor bangkunya, karena dirinya akan menjadi partner sebangku seorang Kim cupu Suno. Ia tidak suka dengan si cupu itu yang terkesan pendiam dan tertutup, ia akan mati kutu jika terus bersanding dengan lelaki itu.

Hari ini tepat pembagian acak tempat duduk dan satu-persatu murid harus mengambil nomor bangku di depan kelas. Namun kesialan tengah di alami Sunghoon.

"Dengar Kim! Aku tidak sudi duduk bersama mu, jadi jangan pernah mengganggu ketenangan ku!" Ancam nya.

Suno - lelaki cantik yang sayangnya berpenampilan culun itu hanya mengangguk kecil, ia juga tidak ingin mengganggu atau bahkan punya partner tempat duduk seperti sekarang.

Mereka berdua sama sama duduk sendirian di tahun kemarin tapi setelah kenaikan mereka duduk bersama, tidak ada bangku kosong yang tersisa. Mereka berdua juga tidak ingin saling berbagi tempat seperti ini tapi keputusan wali kelas sudah bulat.

Pembelajaran pun di mulai.

Suno dengan buku tebalnya mulai fokus ke pembelajaran sedangkan Sunghoon dengan malasnya memilih memainkan ponselnya. Mereka berdua punya dunia nya masing-masing.

Ketika di pertengahan pembelajaran, Suno berdiri tiba-tiba. Membuat Sunghoon yang ada di samping nya terkejut bukan main.

Pasalnya Suno berdiri seraya menggebrak meja nya cukup keras.

"Ada apa Kim Suno?" Tanya wali kelas.

Pandangan semua murid di kelas kini menghadap ke arah Suno yang terdiam. Tidak ada jawaban dari Suno tetapi tatapan Suno mengarah ke Sunghoon yang ikut menatapnya aneh.

Sunghoon mengangkat dagunya seakan bertanya 'kenapa?' tetapi Suno tidak membalasnya.

"Saya pusing, izin untuk ke ruang kesehatan, ssaem."

"Ya silahkan, jaga kesehatan mu Kim." Ujar sang wali kelas.

Suno membereskan barangnya, ia langsung berjalan keluar dari kelas dengan membawa ponselnya saja. Melihat hal itu, Sunghoon hanya mengangkat acuh kedua bahunya dan melanjutkan bermain ponsel.


*****

"Haish.. hari pertama aku tidak suka" dumalnya.

Di ruang kesehatan, Suno hanya berbaring tak jelas dengan ponsel yang ia mainkan.

"Kenapa harus aku yang duduk bersama si bajingan itu?!!"

Ia cukup frustasi mengenai teman sebangkunya itu. Apa lagi ketika mengetahui bahwa ia akan duduk bersamanya selama satu periode ini. Ia tidak suka.

"Kim Suno.. tolong jangan membolos di ruang kesehatan, kembalilah ke kelas."

Ah sial, Lee ssaem datang lagi.

"Ssaem.. aku sedang lelah, di kelas membuat ku muak."

Mendengar penuturan dari Suno, Lee ssaem hanya tersenyum. Ia memaklumi dengan sikap Suno barusan karena memang Suno itu pemalu di sekolah terlebih lagi penampilan nya yang bisa di bilang culun membuat nya tidak bisa bergaul dengan teman-teman nya yang lain.

"Masalah apa lagi? Ayo kembali, sudah lupakan saja masalah mu itu."

"Astaga.. aku tidak mau.." rengeknya.

Lee ssaem sama sekali tidak peduli dengan rengekan itu, ia menarik Suno hingga duduk dari tidurnya. Lantas menariknya keluar dari ruang kesehatan, sebagai kepala penjaga ruang kesehatan ia tidak akan membiarkan tempat orang sakit di jadikan tempat untuk membolos.

Sesampainya di kelas, Lee ssaem langsung menyuruh Suno untuk kembali masuk ke kelas.

Seluruh murid di kelas pun menatap Suno yang nampak marah dengan Lee ssaem, mereka tidak peduli karena hal itu sudah menjadi hal biasa yang mereka lihat.

"Anak-anak, hari ini kalian di pulangkan lebih awal. Hari ini semua guru akan rapat seperti yang di katakan Lee ssaem barusan." Ucap wali kelas.

Satu kelas bersorak bahagia mendengar kabar barusan. Mereka segera berkemas dan keluar dari kelas dengan cepat berbeda dengan dua orang yang memiliki dua kepribadian yang berbeda itu.

Tentu Sunghoon dan Suno, mereka berdua masih duduk di tempat tanpa niat beranjak dari tempatnya. Setelah melihat wali kelas keluar barulah Suno keluar dari kelas.

"Sunghoon Hyung?" Panggil seseorang masuk kedalam kelas.

Sunghoon, orang yang tersisa di kelas pun menoleh. Ia berdiri dan mengambil tasnya. Berjalan melewati orang yang memanggil nya.

"Hyung tunggu!" Cegahnya.

Terpaksa Sunghoon berhenti, ia malas berbalik tapi orang itu yang berjalan ke hadapannya.

"Ayo pulang, Bunda rindu sama Hyung." Ajaknya.

Menatap binar mata lelaki di depannya, Sunghoon berdecih pelan. Ia mendorong pelan tubuh kecil di hadapannya dan melanjutkan perjalanan nya pulang ke apartment nya.

"Hyung, kumohon."

Mendengar rengekan itu lagi, Sunghoon berbalik.

"Katakan saja, aku tidak akan pulang jika lelaki brengsek itu masih di rumah." Balas Sunghoon lantas kembali berjalan keluar dari sekolah.

"Hyung.."

Lelaki yang memanggil Sunghoon dengan sebutan Hyung itu pun memilih ikut pulang, kali ini ia gagal mengajak Sunghoon pulang. Setidaknya masih ada hari lain agar Sunghoon mau pulang dengannya.





*****





"Bukannya itu si culun, kenapa dia diam di sini?"

Sunghoon baru sampai di apartment nya tetapi di depan pintu apart nya ada seseorang yang sangat ia kenal. Ia pun segera menghampiri lelaki itu.

"Kau?"

Lelaki itu menoleh, ia tersenyum sangat manis dan menggemaskan. Jarang sekali ia melihat senyuman itu.

"Sunghoon, tak salah lagi."
















Eeeyyy

Gimana sama prolog nya??

Welcome to my first book SungSun Ship..
Apakah ada yang kenal gua?

Yang taegyuist mungkin tau lah ya.. xixixi

Cute Boy | 18+ | SungSunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang