— happy reading 🥰 —
Ruang kelas yang ramai menandakan bahwa pembelajaran sudah selesai, seperti itulah gambaran ruang kelas 207 fakultas ekonomi dan bisnis. Pembelajaran sudah selesai 5 menit yang lalu namun, para mahasiswa masih beberes dan ada juga yang masih mencatat materi yang ada di papan tulis seperti Bina.
"Bin kantin ga?" seorang gadis dengan rambut dikuncir kuda menghampiri Bina yang masih mencatat di meja miliknya
"Duluan aja Ra nanti gue nyusul" ucap Bina kepada Nara Khalisa temannya sejak ospek
"Nghokey gue duluan sama Agis" ucap Nara sembari berlalu menuju pintu keluar bersama Tara Agista teman mereka juga, bedanya Agis baru berteman dengan Bina dan Nara saat bertemu dikelas. Fyi untuk semester satu di kampus mereka masih dipaketin jadi kelasnya ga pindah-pindah.
Tok tok tok
"woi Bina ngapain masih disini, ruangannya mau dipake kelas gue" ucap seorang pemuda yang tadi mengetuk pintu
"eh iya Dam bentar masih nyatet gue, anak kelas lo suruh masuk aja" ucap Bina kepada pemuda yang di panggil Dam aka Adam Khaisuar temannya Nara, setelah mendapat mendengar ucapan Bina teman-teman Adam mulai memasuki ruangan satu persatu
"rajin banget lu nyatet gue aja ga pernah bawa buku" ucap Adam yang duduk disebelah bangkunya
"brisik lo ini juga udahan, bye gue mau ke kantin makan siang, semangat ya kelas di jam 1 siang" ucap Bina dengan suara mengejek dan langsung berlalu meninggalkan Adam dengan muka masamnya.
Diperjalanan menuju kantin Bina tidak sengaja melihat Hagia Angkasa pemuda paling disukai di kampusnya karena visual dan tentu saja uangnya yang berlimpah. Banyak orang yang tidak berani mendekati Hagia karena bahaya katanya, seharusnya Bina mengikuti ucapan orang lain untuk tidak mendekati Hagia namun kakinya berkata lain langkahnya yang seharusnya menjauh malah mendekat.
Bina memberanikan diri menghampiri Hagia yang sedang menunduk entah tertidur atau menahan sakit di muka dan tangannya karena berdarah juga banyak luka lebam, Bina tidak berani bersuara jadi ia hanya meletakkan kantung obat miliknya disebelah Hagia lalu pergi meninggalkannya kembali ke arah menuju kantin.
Bina tidak sadar bahwa saat dirinya berbalik dan melanjutkan langkahnya disitulah Hagia mengangkat kepalanya dan memandang Bina dengan pandangan yang tajam seperti harimau yang sedang memantau mangsanya.
Pandangannya terus mengikuti langkah Bina sampai menghilang dibalik tembok, setelah Bina tak terlihat lagi dalam pandangannya Hagia melirik kantung obat yang ada disebelahnya lalu mengambilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Home
FanfictionHagia Angkasa siapa yang tidak tau pemuda dengan visual yang luar biasa ditambah dengan predikat cucu kesayangan dari pemilik perusahaan kelapa sawit dan anak dari pasangan pengacara terkenal. Pemuda dengan sifat setenang air namun, jika sudah badai...