~mengalah bukan berarti TAKUT.
hanya saja!
Lebih baik mengalah dari pada harus kembali membuat keributan dan kembali menciptakan keretakan~Terdengar suara motor yang cukup keras memekakkan telinga.
Ghazi. . .
Pemuda tampan itu memasuki gerbang camp yang dibangun oleh the ridels dan mulai memarkirkan motor sportnya secara perlahan"Gue cabut duluan ya? Nyokap gue udah nelponin dari tadi" ujar andra sembari bangkit dari tempat duduknya dan berniat meninggalkan camp mereka
"Apaan sih lo ndra, belom juga sejam duduk disini mau main cabut aja. Gak asik lo!!" Ujar bisma menatap kesal kearah andra sahabatnya itu.
"Lagian lo gak pegang hp dari tadi, tau dari mana kalo nyokap lo nelponin lo?" Kali ini vanno yang berbicara
"Gue yang punya hp, ya cuma gue yang bisa rasain kalo ada telfon masuk. suaranya gue silent, jadi cuma geter doang" jawab andra tidak mau kalah dan dengan berbohong pasti nya.
Ghazi cuma terdiam dan hanya bisa melihat perdebatan antara sahabatnya itu, karena jika ia ikut campur dan masuk kedalam obrolan mereka. Maka dapat dipastikan keributan besar akan terjadi
"Gue cabut juga deh kalo gitu, capek banget gue" ujar arlano kali ini sembari memakai jaket kulit yang sebelumnya ia gantung dibelakang pintu camp mereka hingga membuat baik bisma, vano dan bryan hanya bisa menatap kepergian andra dan juga arlan.
"Lo kenapa sih lan ikut cabut juga?" Tanya bisma
"Lagi males kumbul bi, besok lagi aja" jawab arlan sekenanya dan berlalu pergi mengikuti andra yang pergi terlebih dahulu
"Lo ngapain kesini zi?" Tanya bisma tanpa menatap ghazi membuat pemuda yamg ditanya tersebut hanya terdiam menatapnya tidak percaya.
"Bi. lo kenapa sih anjir? Pertanyaan lo itu gak wajar sat" ujar vanno kesal karena mendengar kalimat tidak masuk akal dari bibir sahabatnya itu.
"Gue mesti ngejelasin kenapa gue bisa ada disini?" Ujar ghazi membuat bisma diam.
"Ini camp gue juga, camp ini dibangun atas kerja keras kita semua.. dan lo dengan entengnya nanyain kenapa gue kesini! Masih butuh penjelasan lebih dari gue?"
"Gak perlu! Dan gue juga gak mau ribut sama lo. gak penting! Terserah lo mau ngapain disini, muak gue" ujar bisma hingga detik berikutnya ia beranjak dan berniat untuk pergi juga meninggalkan camp menyusul andra dan juga arlan.
Namun ghazi dengan cepat menahan pemuda itu..
Ghazi menggenggam lengan bisma dengan erat dan menahan pergerakan pemuda itu sebelum bisma berhasil pergi meninggalkan camp
KAMU SEDANG MEMBACA
GHAZI ~ (END) Terbit
Romans#sicklit #teenfiction #sadstory ketika perubahan sikap tidak mampu untuk membawa semuanya kembali seperti dulu... maka... kepergian yang akan menjadi jalan keluarnya ~ Ghazi Gibran Pahlevi