Prolog

32 3 4
                                    

"Srukkk"

Igar segera menarik selimut dan membalut nya ke sekujur tubuhnya, berharap selimut yang berbahan wol itu bisa menghangatkan tubuh nya dari hawa bulan Desember yang dingin.

Sejenak

Angin kencang datang membawa butiran air yang datang perlahan. Butiran air itu menyapanya lewat celah celah genting yang usang. Seakan keadaan memaksanya untuk menuliskan sepatah atau banyak kata yang ada dipikirannya.

Niatnya pun tersulut untuk membuat buku tentang kisah nya sekaligus pengalaman jatuh cinta dengan seorang perempuan.

Igar segera mengambil pena yang tergeletak dilantai bawah kasurnya, pena usang berdebu yang memiliki kualitas cukup mumpuni. Meskipun dengan tinta yang sekarat, itu cukup untuk menulis dalam kisaran 1-3 lembar.

dan segera menggoreskan pena itu di buku hariannya. Menuliskan hari hari yang membuat nya istighfar, suka, duka, juga tentang perempuan yang Igar dambakan.

Kata Igar:

"Ini kutulis untuk mu, gadis lugu yang murah senyum, irit kata, dan elegan. Kamu sudi menerima cerita ini, karena ini tentang mu, juga untuk hari hari mu. Kehadiran mu bagai rinai yang datang dengan tempo pelan, perlahan mengambang membawakan ketenangan, paras mu adalah kedamaian, dan lengkung senyummu adalah keindahan bagai lengkung pelangi yang terlihat samar. Semuanya terasa nyambung dengan siklus hujan, tetapi ini bukan tentang proses hujan dan pelangi. wkwkwk. "

Entah apa yang aku pikirkan, selalu aja ingat kamu, namamu terbesit di sela-sela waktuku, terdengar sayup suaramu, oh... Kau memang sungguh merindukan :)

Auramu selalu terpancar.....
Namamu akan terus hidup dibuku harianku.

Tak lain seperti itu kata seorang lelaki yang menghayal sebelum tidur. Selalu membuat skenario tentang masa depan dan hal-hal yang akan dijalani setelah mendapat kan perempuan itu.

"Yah, daripada bertarung dengan pikiranku yang absurd tentang dunia luar, dan hal eksternal yang tidak berpengaruh lebih terhadap ku. Lebih baik begini". Igar merasa dirinya sudah pasrah dengan masalah duniawi. Seolah-olah sudah iklhas dengan apa yang dikatakan takdir.

Menghayal adalah opsi terbaik dari panjangnya malam, mengapa? Karena seolah-olah hal yang samar seakan nyata. Baginya halusinasi adalah motivasi untuk terus hidup dan mengejar apa yang dia inginkan. Memang terasa jauh, tapi di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SequoiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang