Panggilan Maut

12 3 7
                                    

" Anjing!!!! Maksudnya apaan nih." Selin langsung duduk dan menarik earphone dari telinganya. Matanya fokus membaca satu per satu baris kalimat yang tertera di email tersebut.

" Mati gue! Beneran diterima dong." Ujarnya tepuk jidat. Ia lalu berlari ke luar menuju kamar Nadia.

" Nad... Nad... Buka pintu nad. Ini gue mesti gimana?" Ia tak henti mengetuk pintu sambil memandang horor layar ponselnya.

" Brakkk!! Goblokk. Nadia kan kerja, oon banget gue sampe lupa." Umpatnya sambil menendang pintu.

Selin kembali ke kamar mondar-mandir di depan cermin. Perang batin antara menerima pekerjaan itu atau tidak. Jika diterima, ia tak yakin akan sanggup beradaptasi dengan lingkungan yang sama sekali tak ia minati. Melihat perempuan bercadar saja ia sudah alergi, apalagi dia sendiri yang akan mengenakan baju serba panjang dan lebar itu.

Tapi jika tidak mengambil tawaran ini, dia harus kerja apa? Hanya bermodalkan seorang fangirl yang nggak punya bakat jadi content creator, jadi admin olshop aja dia tak yakin mampu.

Selin memandang dirinya di cermin. Rambut di kuncir asal, baju kaos oversize dan celana hotpants yang menjadi style sehari-harinya mungkin akan berganti dengan...

" Argh!!! hidup gue kok gini amat." Teriaknya frustasi sembari mengacak rambut.

Selin men screenshoot pesan dari email tadi dan mengirimkannya ke Nadia. Sekitar kurang lebih 15 menit menunggu akhirnya Nadia membalas pesannya dan menyarankan untuk menerima tawaran tersebut.

Selin mengobrak-abrik lemari pakaian Nadia. Ia telah mendapat izin dari bestie nya itu untuk memakai pakaian yang ada di lemarinya agar selin tak bingung untuk memilih pakaian yang sesuai di hari pertama ia bekerja.

Selin menjatuhkan pilihannya pada baju kaos lengan panjang yang berwarna pink soft. Tangannya mulai bergerak ke deretan rok-rok koleksi Nadia. Jari-jarinya berhenti di bagian rok yang berwarna coklat tua.

" Cocok kayaknya nih. Pink sama coklat, kek permen coklat kunyah yang di dalamnya ada strawberry kan." Selin melempar dua pakaian itu ke atas kasur.

" Eh... Tunggu dulu. Ini celana apa rok sih. Aneh banget bentukannya." Di ambilnya rok coklat tadi dan benar saja di dalam rok itu terdapat celana dan rok yang saling menempel.

" Bodo ah. Yang penting gue pake baju kan yak."

Celana rok nya si Nanad kurleb seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Celana rok nya si Nanad kurleb seperti ini.

***

" Ini kenapa rumah si Nanad sama tempat kerjanya nanggung banget sih. dibilang jauh kagak, dibilang deket nggak juga. Kan rugi gue kalau naik ojol." Rutuknya dalam hati.

Karena Selin adalah tipe manusia mager dan nolep, baginya berjalan dari rumah ke sekolah tempat Nadia bekerja dan akan menjadi tempat kerjanya pula yang hanya menghabiskan waktu 4 menit itu rasanya sudah menguras 1/4 dari tenaganya.

Sesampainya Selin di depan gerbang, ia tak lupa mencium gambar seseorang di layar ponselnya " Doa in dedek ya bwang. Ini demi masa depan dan anak-anak kita nanti." Ujarnya yang membuat satpam gerbang itu tampak kaget.

" Ujarnya yang membuat satpam gerbang itu tampak kaget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selina masuk dengan percaya diri. Rasanya tak ada yang membuatnya canggung lagi ke tempat itu. Pakaian udah syar'i sesuai syariat. Badan oke. Wajah cantik. Kurang apa lagi coba?

Kurang ta'at sel wkwkwk...

Nadia sudah menceritakan kepada Selin posisi TK tersebut di belakang SD nya. Jadi ketika masuk yang di lihat terlebih dahulu itu bangunan SD yang terdiri dari 4 lantai, setelah jalan lurus terus barulah bertemu dengan pagar besi pembatas SD dengan TK. Ketika Selin hendak membuka pagar itu, tiba-tiba Nadia berteriak memanggilnya sambil berlari kecil menyusul Selin.

 Ketika Selin hendak membuka pagar itu, tiba-tiba Nadia berteriak memanggilnya sambil berlari kecil menyusul Selin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Astagfirullah sel, ini jilbabnya kenapa jadi dililit nggak jelas gini. Apa lagi nih." Nadia menarik hiasan kepala Selin.

" Aduh, lu main copot-copot aja. Ketarik nih pala gue."

" Ayok kamu ikut tempatku dulu. Kita benerin lagi kerudungnya." Nadia menarik tangan Selin ke arah koperasi tempatnya bekerja.

Nadia memberi pengertian kepada Selin jika bekerja di tempat ini harus sesuai aturan. Dari segi tampilan, sikap dan pengetahuan tentang agama juga dibina di sini. Bahkan Nadia sudah mulai hapal beberapa juz selama bekerja di sini. Sedangkan Selin dari kecil tak terlalu dibimbing mengenai agama oleh keluarga besarnya.

" Lu yakin nad gue bakalan bisa kerja di sini? Belum apa-apa aja gue udah gerah banget njirrr... " Selin mengibas-ngibaskan tangannya.

" Bismillah aja. Udah sana pergi, pasti udah di tungguin."

" Iyaaa ini gue pergi." Selin cemberut dan menghentak-hentakkan kaki seperti kebiasaanya jika sedang bad mood.

Selin berjalan menuju TK itu kembali sembari mengingat-ingat lagi apa yang di katakan Nadia bahwa ia tak boleh berkata kasar dan harus bersikap sopan dan kalem. Sungguh itu bukan dirinya sekali, api apa boleh buat. Untuk hari pertama ini Selin akan berusaha sebaik mungkin.

Ketika sudah sampai di lingkungan bermain, Selin tak sengaja melihat ke arah kolam berenang yang ada di sebelah taman bermain TK. Kolam itu dipenuhi oleh anak-anak dari SD. Sepertinya kolam tersebut fasilitas gabungan untuk TK dan SD karena di sebelah kolam itu juga terdapat kolam mini bisa dipastikan itu untuk anak-anak TK.

Awalnya Selin hendak memalingkan pandangannya dan melangkah lurus ke arah kantor, tapi ia kembali memfokuskan penglihatannya ke tengah-tengah kolam.

" Buset!!! Itu kayaknya ada yang tenggelam tuh." Selin buru-buru berlari ke arah kolam tapi dia malah kebingungan pasalnya sekeliling kawasan kolam dipenuhi pagar besi.

Selin sudah teriak-teriak berusaha memberitahu bahwa ada yang tenggelam, tetapi karena ramainya anak-anak di sekitar kolam suara Selin seolah ikut tenggelam.



Sabtu, 10 Desember 2022

5.02

Siiiappp, Ustad!!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang