بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صلي على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد
Jangan lupa follow + komen + share ☁️
Follow dulu sebelum baca☁️
HAPPY READING!
“Jika ada yang lebih indah dari semesta, mungkin itu kamu sebagai penghuninya.”
—Alfarel Raksa DaneshwaraoOo
1. TITIK AWAL DARI TAKDIR YANG SENANG
Senin, waktunya bagi mereka yang pelajar menuntut ilmu. Di jalanan kendaraan meraung-raung memacu kecepatan yang nampaknya memburu waktu.
Jelas karena ini Senin, mereka harus sampai tepat waktu dan bersiap melaksanakan kewajiban sebagai pelajar tanah air untuk menghormati mereka yang telah gugur dalam juangnya.
Namun, semua itu masih pengecualian bagi mereka yang tak tahu cara menghargai. Dan pengecualian lagi untuk cowok yang sedang asik menikmati semangkuk bubur ditemani alunan musik dari pengamen jalanan.
Dia, Alfarel Raksa Daneshwara. Cowok dengan ciri khas dasi yang diikat dikepalanya dan gelang hitam yang setia melingkar ditangannya. Cowok berperawakan tinggi sekitar 180 dan tubuh yang proposional idaman cewek-cewek.
Tadinya Alfarel sudah mengejar waktunya agar telat tak sampai padanya. Namun, ditengah perjalanan ia melihat dua anak pengamen jalanan sedang dipalak oleh preman. Sebagai manusia Bumi yang masih mempunyai rasa kemanusiaan, bukankah kita harus membantu sesama?
Karena itulah 10 menit terlewat dan waktu yang tadi ia kejar ternyata tak sampai ia dahului. Maka dari itu, ia memilih untuk singgah bersama dua anak tadi untuk sarapan. Pengecualian yang baik, bukan?
“Kakak gak sekolah?” tanya salah satu dari keduanya. Diketahui, Arya, namanya.
“Kakak mau sekolah tapi, ternyata takdir berkata lain.” jawab Alfarel terkekeh.
“Andai orang tua aku masih ada, pasti aku juga akan sekolah kayak Kakak,” ujar yang satunya. Ardi, namanya.
Alfarel tertegun, pikirannya berkelana. Orang tuanya masih ada, mereka memberikan kasih sayang untuknya. Hidup dikeluarga yang berkecukupan lebih dan dipayungi kasih sayang yang besar. Rasanya sangat tidak tahu diri jika dirinya tidak bersyukur dan masih merasa kurang.
Namun, tidak ada yang bisa disalahkan. Kita hanya manusia biasa dan menusia tempatnya kurang.
“Kalian bersaudara?” tanya Alfarel.
Gelengan kepala menyambut Alfarel dari kedua anak itu. Bisa ditangkap mereka tidak bersaudara namun, menghabiskan masa bersama yang masih tersisa.
“Kita bukan saudara. Dulu kita ketemu di lampu merah sama-sama jadi pengamen. Orang tua kita udah ketemu Tuhan lebih dulu.” jelas Arya.
Alfarel tersenyum kecil, tangannya tergerak mengusap surai dua anak itu. Tak bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika ia yang ada diposisi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREL
Teen Fiction"Dia berharga di atas nyawa."~Alfarel Raksa Daneshwara ••••• "Bahagia yang indah bisa berkelana bersamamu, berandal SMANDA."~Aeera Amerta Geandra ••••• Kisah untuk Alfarel Raksa Daneshwara & Aeera Amerta Geandra. Alfarel Raksa Daneshwara, orang-or...