#10. Twist of Fate

224 38 10
                                    

🌟 Seongjoong 🌟

. . .

CAUTION :
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek2 baper(?). Gejala seperti naiknya tekanan darah, euforia, cengengesan, mual2 dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab author.

.

.

.

Happy Reading~

.

.

.

.

.

“Sebetulnya, Hyung,” kata Jongho, “beberapa hari lalu, aku melihatmu di kantor ibuku. Aku ... dengar apa yang kalian bicarakan berdua.”

Ragu-ragu Jongho memandang ke arah Hongjoong. Dilihatnya pemuda tersebut membeku setelah mendengar apa yang diucapkannya. Dia sudah memilah kata demi kata dan menyampaikannya dengan demikian hati-hati, mencoba agar tak membuat Hongjoong syok, tapi sepertinya percuma.

Mustahil Hongjoong tak terkejut mendengarnya. “Kau dengar semuanya?” dia bertanya.

Jawaban yang diberikan Jongho hanya anggukan kepala.

Hongjoong ingin bertanya sejauh mana yang diketahui Jongho, tapi dia sendiri terlalu takut untuk mendengar jawabannya. Untuk sesaat dia tak yakin mesti menanggapi dengan reaksi atau kata-kata seperti apa. Bagaimana dirinya akan menyikapi situasi yang tak diharapkannya ini?

“Jongho ... aku ...”

Hongjoong merasa lidahnya keluh.

Jongho kemudian berkata, “Bisakah aku mendengar penjelasannya darimu, Hyung?

Jika boleh jujur, Hongjoong ingin menghindar saja. Dia sama sekali tidak ingin menceritakan ini semua secara langsung. Kalaupun Jongho memang harus tahu—tentu Hongjoong sadar bahwa Jongho berhak tahu, tapi—dia ingin anak lelaki tersebut mendengar dari orang lain dan bukan dirinya.

Menceritakan ini sendiri merupakan sebuah beban bagi Hongjoong.

Akan tetapi Hongjoong juga sadar bahwa dirinya saat ini tak bisa mengelak.

“Kau dan ibuku tahu satu sama lain?”

Mau tak mau Hongjoong mesti mengaku. “Kalau kau mendengar semua yang kami bicarakan waktu itu, kurasa itu artinya kau sudah mengerti,” ujar Hongjoong dengan tatapan yang perlahan turun.

“Jadi ... maksudmu, kau putra pertama ibuku? Kau benar-benar putra kandung ibuku yang dilahirkannya sebelum aku?”

“Sebelum bercerai dengan ayahku dan sebelum menikah dengan ayahmu,” Hongjoong mengoreksi.

“Dan itu artinya kita berdua saudara sedarah?”

Hongjoong tak punya jawaban lain selain anggukan pelan.

“Kenapa aku tidak pernah tahu?”

“Soal itu, mungkin akan lebih baik kalau bukan aku yang menjawabnya.”

“Lalu, ke mana saja kau selama ini? Kenapa kau dan Eomma tidak pernah saling berhubungan lagi? Kau bahkan tidak tahu kalau aku ini adikmu.”

“Iya, aku juga tidak pernah tahu soal pernikahannya yang kedua,” jawab Hongjoong. “Ibu kita bercerai dengan ayahku saat aku masih kecil. Setelah itu aku tidak pernah lagi mendengar kabar tentangnya.”

Over The Destiny | Ateez Seongjoong [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang