'02

75 9 1
                                    

〔CHAPTER 2〕

All the characters here as well Haikyuu!!: To The Top belongs to Haruichi Furudate.

┏━━━━DIFFERENCE━━━━┓

Di satu sisi, keingingan untuk mengakhiri hidup terlintas jelas setelah mengetahui betapa kejamnya dunia ini padanya. Namun di sisi lain, Ia tak ingin mati sebelum segala perbedaan itu dihapus dari mata orang.

Plak!
Plak!

"Coba kamu lihat Osamu, dia itu pintar! Kapan kamu bisa seperti dia, Atsumu?!" bentaknya sambil meremas kertas ditangan kanan lalu dibuang ke sembarang arah. Sementara Atsumu hanya diam tak merespon.

Ingin berbicara sesuai kata hati pun untuk apa? Itu hanya menambah masalah saja..

"Sekarang kamu pilih, mau tidur di gudang atau kamar mandi?" tanya yang lebih tua sambil memegang kunci dari dua ruangan tersebut.

Jika boleh memilih, Atsumu lebih ingin tidur ditempat yang damai lalu tak bangun lagi. "Dimana pun aku tidak masalah.." dikatakan pasrah, memang iya. Diejek lemah, memang benar. Atsumu sudah lelah dengan permasalahan dunia..

"Saya usir pun, kamu tidak masalah?" entah bagaimana cara pikir Mamanya sehingga tega berkata demikian, ditambah kemungkinan Atsumu benar-benar diusir memanglah besar. Orang ini sudah membencinya sejak bayi."B-bukan begitu.." cicit Atsumu.

"Pergi ke gudang, dan jangan keluar darisana kecuali ke kamar mandi sampai besok." kunci gudang dilempar dan ujung kuncinya mengenai dahi Atsumu, Ia sedikit bersyukur tidak perlu tidur di kamar mandi yang lembab dan tak nyaman sama sekali.

Tapi di gudang pun sama saja. Pengap, berdebu, tidak nyaman, lantainya pun kotor dan sakit untuk di tiduri. Apa boleh buat?

"Baiklah.." Atsumu memungut kunci gudang dan berlalu pergi dari hadapan Mamanya sebelum hal buruk kembali menimpa dirinya.

┅━━━┅

Onigiri itu tak disentuh sama sekali, sebenarnya apa maksud dari membuatkan dua untuk satu orang?

Sudahlah, Osamu sudah malas mempermasalahkan perihal onigiri.

'Capek.. boleh ngga sih aku istirahat dulu, gitu?' mata indah berwarna abu sedikit terpenjam, wajah mungil itu tenggelam di kedua tangan yang tengah dilipat diatas meja. Berniat untuk tidur sejenak.

Cklek.

"Osamu Miya."

Kejam, dunia benar-benar kejam. Kenapa tidak ada waktu baginya untuk beristirahat? 5 menit pun Osamu syukuri untuk dirinya menghilangkan lelah. Tapi mengapa..?

"Buatlah nilai sebagus mungkin di Olimpiade nanti, jangan coba-coba tidur sebelum kamu menyelesaikannya. Mengerti?" sebuah robot pun bisa rusak jika digunakan berlebihan, lalu apakah mungkin jika manusia dapat dipaksa melakukan ini dan itu disaat Ia sudah lelah mengerjakan banyak hal lain?

Dimana sisi kemanusiaan dari yang dipanggil Mama itu?

"Iya.." setumpuk buku menjadi pemandangan pertama yang Osamu lihat di depan wajahnya, matanya seketika berkaca-kaca atas perbuatan Mamanya yang begitu menyiksa fisik maupun batinnya.

Setelah sang Mama meninggalkan kamar, barulah sisi lemah seorang Osamu Miya terlihat. Mata kirinya tanpa sadar meneteskan butiran bening sedikit demi sedikit, menangis tanpa suara itu menyakitkan bukan?

"Kenapa Samu harus hidup sih..? Capek tahu!" meja belajar miliknya selalu menjadi saksi dimana air mata terjatuh dan mengering ditempat yang sama, hampir setiap harinya.

"Biarlah! Sebentar lagi juga mati."

Biarkan saja Osamu mengeluarkan separuh emosinya dahulu, mungkin itu adalah caranya agar lebih tenang?

Langit senja yang perlahan meninggalkan kecantikannya menjadi pertanda, seutas senyum kini tak lagi bisa terlihat sebelum sang surya kembali menyapa keesokan harinya. Mungkin.

16 menit berlalu, salah satu dari sekian banyaknya buku telah sedikit diisi tanpa tahu benar-salahnya dalam menjawab soal-soal tersebut. Sebab, keadaannya sungguh tak memungkinkan untuk berpikir.

Siapa yang peduli jika di ejek lemah. Toh, mereka juga hanya bisa merendahkan orang-orang yang sekiranya lebih lemah. Alasannya mudah, karena menganggap hal itu sepele dan Ia sendiri belum pernah merasakannya.

┅━━━┅

"Kalau aku mati, nanti Samu sama siapa ya?" Atsumu bergumam seorang diri sambil memeluk erat lututnya. Tangan mungilnya bergetar menahan tangis, rasa-rasanya mati bukanlah pilihan terbaik untuk lari dari kenyataan.

"Ini.. kalau di tusuk kesini, sakitnya bakal lama?" sebilah pisau yang kebetulan tergeletak di pinggir tubuh itu digenggam kuat, benda tajam tersebut diarahkan tepat di area dada dengan sengaja. "Tsumu kangen banget sama Papa, tapi Tsumu ngga berani buat nyusul.."

Kira-kira, siapakah yang lebih dulu menyerah?

Jawabannya, tentu bergantung kepada sang pemenang dan seberapa kuat dirinya menahan tekanan diluar sana.

┗━━━━DIFFERENCE━━━━

__________
Hai?
Sebentar lagi tahun baru, nih! Pada mau liburan kemana hayoo?
Atau mungkin hanya sekedar menikmati empuknya kasur tercinta? Hihi.. sama:)

Maafkan Toorie udah telat update lagi, hueuee.. T_T
Toorie lagi agak kurang enak badan sih, soalnya kemarin sibuk tanding Voli sama Sekolah sebelah:(
Jariku sampai perih semua ini gara-gara kebanyakan nge-spike, akhirnya belum bisa ngetik banyak.

Gomen ne..

Oke, segitu dulu. Kita ketemu lagi di malam tahun baru, tentunya kalau Toorie ngga males:3
See u, Rieders~♡
__________

𝑫𝒊𝒇𝒇𝒆𝒓𝒆𝒏𝒄𝒆「𝐌𝐢𝐲𝐚 𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang