Niat tulus Jian

5 0 0
                                    

Setelah masuk jam pelajaran terakhir, Jian sempat dipanggil oleh guru TU untuk bayaran SPP sekolah yang memang masih menunggak. Di situ Jian hanya mengangguk anggukan kepala meski lontaran tidak pantas dari sang guru membuat hatinya sedikit memanas.

Pasalnya bukan sekali dua kali Jian mendengar sang guru mengucapkan beberapa kalimat tidak pantas pada dirinya.

"Bilang sama orang tua kamu kalau ini itu udah bulan ke empat dan kamu masih belum bayar, gimana sih? Kamu kira sekolah itu gratis?"

Masih berusaha mengontrol emosinya, Jian menghembus kan napas panjang dengan tatapan yang sedari tadi masih ia arahkan pada sang guru. Jian tidak menunduk sedikitpun, pikirnya untuk apa? Lagian malah tidak sopan jika berbicara sambil menunduk.

"Dengar saya ngomong ngga?" Jian mengangguk

"Dengar, bu. Dari tadi ibu ngoceh terus saya dengerin, jangan khawatir."

"Jadi kapan mau dibayar?" Jian menegakkan tubuhnya, melangkah sedikit mendekat pada sang guru. "Jawabannya tetap sama."
Pemuda itu menunduk untuk menatap manik lawan bicaranya. "Nanti. Kalau saya ada uang, pasti saya bayar, tenang aja." setelahnya tersenyum-terlihat meledek.

"Halahh.. Alasan aja, ngga ada bedanya sama kakak kamu."

Jian hanya menggedikkan bahunya, lantas berbalik untuk segera pergi dari ruangan pengap itu, tak pedulikan panggilan dari sang guru yang memanggil namanya sebab belum selesai berbicara.

"Bacot."
Sarkas Jian sembari terus berjalan menuju kembali ke kelas, dengan hati yang memanas. Jian benci, benci sekali ketika dirinya dipandang rendah oleh orang-orang. Jika sudah seperti ini yang di salahkan oleh gurunya adalah bapak, membuat ia tambah emosi.

༶┈┈⛧┈♛ ♛┈⛧┈┈༶

"Jian?"

Kaget, Jian hampir saja terjungkal karena ia kira itu suara Jendral. Namun ekspresinya berubah menjadi kesal sebab itu suara Chandra yang kemudian menghampiri nya.

"Ngapain pagi-pag-"

"Sssttt!!" Jian berlari, membekap mulut Chandra agar tidak melanjutkan ucapannya, "Goblok berisik, nanti ada yang denger!" ucapnya sembari berbisik.

Chandra mengangguk, membuka bekapan tangan Jian di mulutnya, "Ngapain pakai baju pelayan? Mas Lo marah kalau sampai tahu, Jian.."
Tidak langsung menjawab, Jian mematung untuk sesaat, kemudian ia mengubah posisi menjadi berhadapan dengan sang sahabat.

"Chan.. Kalau misal gua bantuin mas Jendral kerja, gimana?."
Terlihat Chandra menggeleng tidak setuju,

"Ngga, lo bisa bikin mas Jendral marah nanti."

"Lumayan, uang nya bisa buat bayar SPP gua 'kan?"

"Ya tapi ngga harus elo." tanpa sadar Chandra meninggikan suaranya, "gua tahu niat lo baik, tapi gua yakin mas Jendral ngga bakal suka."
Jian berdecih, ia tatap sang sahabat dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

"Ngga usah bilang sama mas Jendral kalau gitu. Beres, kan?."

"Jian." terdengar Chandra menghembuskan napas panjang, "Ngga usah mancing perkara."

"Berisik!"
Memilih untuk tidak memperdulikan ucapan Chandra, Jian kembali beranjak dari duduknya "Lagian apa salahnya coba bantuin mas Jendral? Harusnya kan mas Jendral seneng." ucap pemuda itu, masih fokus menatap pantulan dirinya.

"Lebih baik ngga usah, denger kata gua." Chandra tetap bersikeras melarang, karena ia paham betul bagaimana mas Jendral.

Jian lantas menoleh, kemudian melangkah kembali mendekati Chandra,
"Hen.. Lu lihat ngga sih gimana beratnya mas Jendral selama ini? Gua cuma pingin bantu."

"Ngerti. Gua ngerti, Jian.." Chandra mengusap kasar wajahnya, setelahnya ia balas tatapan Jian, "Tapi ngga sekarang, lo masih sekolah, dan itu masalahnya-"

Chandra terdiam, terkejut saat melihat seseorang berdiri di belakang tubuh Jian dengan rahang yang mengeras, nafas yang memburu itu membuat Chandra tercekat.

"Masalahnya apa anjing?." Chandra tidak berani menjawab, tenggorokan nya terasa kering, meneguk ludahnya sendiri,
"Ji...." Jian mengerutkan dahinya, bingung sebab Chandra terus melihat ke arah belakang nya, saat menolehkan kepalanya, jantung Jian seakan jatuh dari tempatnya, itu kakaknya, yang terlihat menahan amarah, gigi itu bergemelatuk dengan keras membuat ia keringat dingin.

"Jian? ngapain pakai baju itu?"

.......

Zhong Chenle as Chandra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zhong Chenle as Chandra

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BumantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang