16 : Tumbal Pertama

1.3K 299 166
                                    

Agak panjang, sebaiknya baca pas semua pekerjaan dll sudah selesai hehe👀

Selamat membaca! 🐴

***

Zander kembali ke istana dalam keadaan marah. Tentu saja, perbuatan Soojae benar-benar membuat dadanya bergolak oleh bara api. Zander merasa diperdaya karena telah dengan mudah menyetujui keinginan Soojae, yang dengan begitu polos menunjukkan tubuh mudanya yang menggiurkan.

Soojae seharusnya tak perlu bersekolah saja. Sebab, gara-gara hal demikian Soojae jadi paham betul betapa dia memiliki tubuh yang molek dan paras sensual. Gara-gara mendapat didikan, Soojae mengetahui betapa menggiurkannya dia di mata Zander.

Setan kecil itu telah berkembang menjadi sesuatu yang berbahaya. Licik bagai kancil dan lancip bagai belati.

Jelas sekali, perbuatan Soojae benar-benar telah menyadarkan Zander betapa rapuh pertahanan dirinya saat ini. Seorang raja ... kalah dari makhluk campuran seperti Soojae. Gadis yang tadinya bahkan hanya mampu berbaring di atas tempat tidur, menangis dan begitu putus asa sampai-sampai mengharap kematian--berubah menjadi gadis kecil yang begitu menggoda. Dengan feromon khas yang didapat dari anugerah sebagai seorang Slava, Soojae bisa memperdaya lelaki mana pun sesukanya.

Ya, tapi Zander tidak akan terperdaya untuk kedua kali. Beruntung sekali ia mampu mengendalikan diri tadi, kalau saja ia terpancing. Ia yakin telah merusak masa depan negeri Deviland ini.

Kalau Soojae sampai tewas, ia tidak yakin apakah ia bisa menemukan slava baru. Ia masih membutuhkan gadis itu untuk sumber energinya. Ya, kalau ia memiliki Soojae. Ia tidak akan bisa mati, karena separuh jiwanya bersama gadis itu. Nanti ... setelah mereka melakukan ritual. Zander boleh melakukan apa saja pada gadis itu. Selama ia hidup, Soojae akan tetap hidup meskipun seluruh bagian tubuhnya telah tercabik-cabik.

"Tetap saja aku membenci bagaimana caranya menggodaku. Setan kecil itu membuatku geram."

Betapa kesal hati Zander saat ini, kesal karena ia bisa luluh oleh rayuan murahan seperti itu. Kesal karena Zander bisa begitu bergairah pada Soojae, pada gadis yang terlahir sebagai manusia rentan.

Ketika Zander tiba di kerajaan, dia melewati para pelayan yang tengah sibuk menyalakan obor di sepanjang lorong. Mereka semua menundukkan kepala dalam-dalam, diam memendam rasa takut dan ngeri. Rupanya, tak satu pun orang di istana yang tidak peka terhadap suasana hati raja mereka. Zander adalah makhluk yang kompleks, dan suasana di istana sesuai bagaimana suasana hati sang raja.

"Yang Mulia ...."

Lyria membungkuk dalam-dalam ketika Zander sampai di depan kamarnya. Rupanya kepala pelayan itu sudah sedari tadi menunggu kedatangan sang raja.

"Saya sudah menyiapkan gadis Aria untukmu, Yang Mulia. Saat ini dia sudah menunggu dan ...."

Alis tebal Zander saling bertemu, kelihatan sekali iblis itu sudah tak sabar ingin cepat-cepat meluapkan amarahnya.

"Aku tak menginginkan gadis Aria lagi, penjarakan saja semua gadis Aria yang ada di istana."

Mendengar perintah itu, Lyria terkejut. "Maaf, Yang Mulia. Apakah saya tidak salah ...."

"Tidak, kau tidak salah dengar. Bawa gadis itu keluar dari kamarku!"

Lyria mengangguk. Wanita itu dengan cepat masuk ke kamar sementara Zander yang kesal langsung pergi menuju ruang latihan. Tempat di mana ia dan Jake sering menggunakannya untuk menjajal kemampuan.

Kapan terakhir kali Zander bertarung? Mungkin beberapa tahun lalu? Sebab, selama ini Zander tak lagi menemukan musuh yang sepadan. Tentu saja, begitu ia telah mendapatkan Soojae seutuhnya. Ia akan memanfaatkan energi itu untuk menguatkan prajurit-prajuritnya, lalu pergi berperang untuk merebut kerajaan Dardomain.

Deal With The Devil (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang