Sudah Tamat & Bisa dibaca lebih cepat di Karyakarsa.
*
*
"Oma come on," Niel menatap layar ponsel dalam genggamnya. Sudah lima belas menit ia mencoba menghubungi Sukmana Tirto, namun tak satu pun tulisan dering berubah menjadi angka-angka pengukur lamanya sebuah panggilan.
Semesta tampaknya sedang mempersulit dirinya. Seluruh alam sedang berkonspirasi menghukum kejahatannya pagi ini pada Zeusyu.
Katakan dirinya jahat,
Benar.. Niel tak akan menampik sebutan itu. Ia adalah bajingan tengik yang khawatir setengah mati setelah menyakiti hati seorang gadis yang sialnya merupakan istri settingannya.
Niel meremas rambutnya- merasa frustasi karena tak menemukan sedikitpun kabar mengenai tempat dirawatnya Zeusyu. Ia menatap aspal jalanan yang berdebu, memukul roda kemudinya sebelum berteriak, memaki dirinya sendiri.
"Anjing!" Umpatnya teramat kasar. Untuk dirinya sendiri, bukan orang lain, terlebih Zeusyu yang sangat dirinya khawatirkan sekarang ini.
"Siapa lagi yang bisa gue mintain info?!" Racaunya, kebingungan. Niel takut- Jujur saja, Niel merasa bersalah. Iya! Tak ada alasan lain. Karena dirinya, Zeusyu mengalami kecelakaan. Seharusnya mereka berada di sekolah saat ini, bukan membolos akibat insiden yang tak ia kehendaki.
"Zeu," lirih Niel.
Darmawan Hospital..
Pesan tersebut Niel terima dari kontak Papanya. Pria itu pasti sangat marah sampai-sampai tak memberikan basa-basi.
"Masih untung Papa ngirimin lokasi Zeu sekarang, Niel!" Decaknya sebelum kembali melajukan mobil menuju rumah sakit yang Hanggono sebutkan.
Orang pertama yang Niel lihat ketika sampai adalah Darmanto- asisten sekaligus supir kesayangan papanya. Pria itu merokok di parkiran mobil dan sempat ia lalui.
"Mas Niel!" Sapa Darmanto sembari melempar batang rokok ditangannya.
"Gimana Zeu?!" tanya Niel, penasaran. Ayolah! Ia hanya penasaran. Jantungnya masih aman, tak bertalu-talu seperti kala Meyse pergi meninggalkannya tanpa kabar.
"Di operasi Mas." Ya Allah ampuni Manto udah bohongin Mas Niel. Ibu Negara yang suruh! Limpahin dosanya ke dia aja.
Dan kali ini, penolakan atas perasaan Niel ternistakan oleh suara jantungnya sendiri. Pusat kehidupan manusia itu berdetak hanya satu kali, tapi sangat kencang. Ia bahkan tak menyadari langkah kakinya sendiri setelah mendengar berita mengenai Zeusyu.
Darmanto menghela napasnya karena teramat lelah dengan kisah cinta sang pangeran muda. "Mas.. Peka gitu loh." Gumam Darmanto melihat Niel melesat secepat kilat memasuki gedung. Sosok yang menjadi saksi percintaan orang tua Niel itu hampir tak percaya jika yang dilihatnya merupakan si kecil menggemaskan idola segala bangsa.
"Mana Zeusyu?!"
"Dimana Zeusyu sekarang?!"
"Jawab Niel?! Mana dia?!" Niel tidak akan pernah tenang selagi gadis itu belum terlihat di depan matanya.
Hening, tidak ada manusia yang mau menjawab pertanyaan Niel. Ia dinilai sebagai tamu asing, yang tak seharusnya ada ditengah para keluarga.
"Mama, Zeu.."
"Excuse me? Who are you, young man?!" sarkas Amel bahkan tak menunjukan raut hangat pada putranya sendiri, "kalian ada yang kenal anak ini?! Kalau nggak, tolong usir. Saya nggak mau nerima orang nggak berkepentingan!" Titahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bride of Century
RomanceNathaniel Rahardian Restian Tirto merupakan penerus generasi ke-3 setelah sang papa Hanggono Tirto berpulang. Sebagai satu-satunya anak lelaki di generasinya, ia pun harus hidup dengan menanggung nama besar Tirto. Setiap langkap kehidupan Niel telah...