Chapter 1 : The Voice

93 4 1
                                    

Hoekkks.. hooekss...

Damn,selalu seperti ini . Akibat penyakit yang dideritanya, hampir setiap pagi Jeno selalu muntah muntah seperti ini. Seorang gadis berambut hitam terlihat mencoba membantu menekan nekan pelan bagian belakang leher Jeno.

"God,Jeno ya.. are you okay?," Tanya wanita itu terlihat cemas.

Jeno menarik nafas sedikit terengah - engah,kedua Mata nya terlihat berair efek muntah. Entah mengapa disaat seperti ini malah membuatnya  mengingat seseorang , seseorang yang dengan suara lembutnya menepuk-nepuk pelan punggungnya agar ia merasa lega. Sadar dengan ingatannya yang kembali menerawang ke masa lalu, Jeno pun berusaha mengalihkan pikirannya,menyembunyikan kembali apa yang ia rasakan jauh di dalam hatinya.

" are you really okay Jeno ya?",Tanya gadis tadi yang masih memijat mijat lembut tengkuk Jeno.

" I'm ok," jawabnya lirih.

Suara Jeno terdengar serak akibat muntah tadi, dipandanginya titik air yang menetes turun Dari rambutnya yang basah. Bagian belakang kepala Dan lehernya terasa sakit, sepertinya ia butuh obatnya.

" please.. itu..," pintanya sembari menunjuk botol obat yang Ada di atas meja.

Gadis berambut hitam itu pun segera mengambil obat yang berada di atas meja yang di tunjuk Jeno tadi.

"Yang mana?",gadis itu terlihat menyodorkan dua botol obat ke arah Jeno.

"Biru..botol biru..", ucap Jeno lirih sembari menahan rasa sakit. Dirasakan pandangannya yang mulai berputar hingga tak lama kemudian berubah menjadi gelap.

***********

Jeno terbangun ketika mendengar suara alarm jam di atas meja disebelah tempat tidurnya. Ia sudah tidak merasakan sakit kepala yang hebat lagi seperti sebelumnya. Sepertinya Hwa Min sempat memasukan obat pereda sakit tadi kedalam mulutnya .

Jeno tersenyum ketika menyadari gadis tadi masih terlelap diatas dadanya. Rambut hitam panjang gadis  itu terurai menutupi wajahnya. Napasnya naik turun dengan lembut. Jeno meraih rambut HwaMin,mengelusnya dengan lembut. HwaMin pun terbangun ketika Jeno mengelus lembut piping gadis itu. HwaMin terlihat mengerjab ngerjabkan  tersenyum sembari menatap lembut Jeno.

"Jen,you are really okay now? Kau membuat ku khawatir tadi..", ucap HwaMin yang berhambur memeluk Jeno terisak isak. Jeno tersenyum menepuk nepuk pelan punggung gadis itu.

"Yup, I'm okay now. Kau tidak perlu khawatir lagi ,baby"

"Ta-tadi aku kira kau..kau bakal ninggalin aku,Jen," HwaMin terisak isak dalam Pelikan Jeno hingga membuat pakaian yang di pakai nya basah karena air Mata gadis itu. Jeno pun hanya tersenyum kecil.

"Tenang saja baby.. aku gak bakal mati sekarang Dan ninggalin kamu ," bisik Jeno ditelinga gadis itu, ia kini mencoba untuk menatap wajah HwaMin yang terlihat merah akibat menangis .

Hwamin pun mengusap air matanya sembari tersenyum manis. Ia lalu mendekatkan wajahnya dengan Jeno hingga kini bibirnya melumat lembut bibir Jeno.

"Jangan ngomong seperti itu my angel," bisik HwaMin diantara ciuman mereka.

"I'm not an angel,baby.. I'm a lucifer, " goda Jeno.

HwaMin pun kembali melumat bibir Jeno dengan lebih liar, ia sempat berhenti sebentar untuk melepaskan kaos oblong yang dipakainya sembari menyeringai genit ke arah Jeno. Jari jari HwaMin pun mulai perlahan melepaskan pakaian yang dikenakan Jeno sembari perlahan merayap naik keatas tubuhnya. Mereka pun menghabiskan pagi yang panas lagi hari itu.

**********

Haechan terdengar sibuk menyanyi pelan didapur sembari menyiapkan makanan. Jeno terlihat tidak terkejut sama sekali ketika melihat Haechan yang sedang sibuk di dapur apartemen nya siang itu, karena memang ia tidak mengunci pintu apartemen nya kemarin sejak HwaMin datang.

Haechan hanya menggeleng gelengkan kepalanya ketika melihat sekilas HwaMin yang tertidur pulas di kamar ketika ia datang tadi. Dari ekspresi gadis itu sepertinya ia terlihat kelelahan. Sedangkan Jeno terlihat sedang memikirkan sesuatu. Jeno pun menggerakkan dagu nya ke arah ruang tamu ketika menyadari kehadiran Haechan. Hwamin sempat terbangun ketika Jeno beranjak turun dari tempat tidur.

"Sshhh.. tidur lah lagi..kau terlihat masih mengantuk baby,"bisik Jeno sembari mengecup dahi gadis itu. HwaMin pun menggeliat sembari tersenyum. Jeno beranjak bangun sembari meraih celana nya yang tergeletak di atas lantai.

" Aku tadi mencari mu ke apartemen mu,tapi tidak ada yang membuka kan pintu. Jadi ku pikir kau pasti ada disini. Aku hanya ingin mengembalikan jaketmu yang tertinggal di apartemen ku , sekalian aku mau pergi shopping dengan Renjun di mall dekat sini," ucap Haechan saat melihat Jeno berjalan keluar dari kamarnya lalu beranjak duduk di dapur.

"Ah sorry, thanks bro,"ucap Jeno sembari menerima jaket miliknya.

"No problem, " Haechan tersenyum,"hmm... mana Mark hyung?,Tanya nya kembali melihat lihat sekitar ruangan apartemen tersebut.

"Ah.. Mark Hyung sedang tidak di rumah, ia sedang ada kerjaan di luar kota," ucap Jeno yang berjalan mendekati kulkas sembari melihat lihat apa yang bisa dimasak untuk hari ini.

"Kau tidak usah repot repot , aku sudah menyiapkan makanan untuk mu dan Mark Hyung ,tapi karena Hyung sedang keluar kota kau bisa habiskan sendiri semuanya," ucap Haechan sembari tersenyum. Jeno hanya tertawa, Haechan ternyata tahu kalau dirinya tidak bisa masak.

Haechan pun terlihat sibuk menyiapkan makanan di dapur.

"Siapa itu? Wah .. Haechan oppa!!! Haiiii.. !!",terdengar suara HwaMin yang ternyata terbangun dari tidurnya. Gadis itu kini sudah berjalan menuju ruang makan.

"Hai HwaMin-shi ," sapa Haechan.

HwaMin  berjalan ke ruang makan hanya dengan mengenakan kaos tipis dan celana dalamnya,tanpa bra!! Gadis itu mendekat dan bersandar manja di bahu Jeno. Haechan yang melihat tingkah HwaMin hanya menggeleng gelengkan kepalanya.

Setelah selesai sarapan, mereka pun kini bersantai di balkon apartemen Mark. Haechan menyodorkan secangkir kopi untuk Jeno yang tengah memandangi HwaMin yang sibuk menikmati pemandangan kota Seoul.

"Thanks"

" dia gadis yang baik ," ucap Haechan menunjuk ke arah HwaMin dengan dagu nya.

"Yes.. baik dan menggairahkan," seringai nakal terlihat di wajah Jeno.

Mereka berdua pun terkekeh mendengar perkataan Jeno. Sementara HwaMin masih sibuk melihat lihat pemandangan di luar.

"Thanks Jen dan maaf karena memaksa mu ikut party dengan ku semalam."

"No problem..",ucap Jeno tetap dengan senyumnya.

"Aku tidak tahan melihat wajah mu yang selalu murung itu,"lanjut Haechan kembali menyeruput kopi di cangkirnya.

Suasana di antara kedua nya kembali hening hingga terdengar suara interkom apartemen Mark.

"Jen,Jeno.. kau disini?"

That voice....!

Hard to Say I love you ; NoMin vers (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang