03

2.2K 155 2
                                    

Warning
Typo bertebaran

Selamat membaca

.
.
.
.
.

Sudah terhitung satu minggu kepulangan Dava kekeluarganya, Dava juga sudah mendaftar kembali untuk melanjutkan sekolahnya kembali, dan hari ini adalah hari dimana Dava akan memulai sekolah menjadi siswa pindahan.

" DAVAJING BANGUN ". Siapa lagi kalau bukan Raka, begitulah setiap pagi dikediaman Saputra yang selalu disuguhi oleh teriakan dari Raka yang membangunkan Dava.

Bukannya bangun Dava malah menenggelamkan kepalanya kedalam bantal, dan menarik kembali selimutnya. " pagi pagi udah berisik aja anoa satu itu ". Setelah mengucap itu Dava kembali lagi untuk melanjutkan tidurnya.

Raka yang tau Dava pasti tidur kembali, Raka membuka paksa pintu kamar Dava, dan berjalan membawa gelas yang didalamnya penuh dengan air. " lu mau bangun sendiri atau gue siram hah ". Ucap Raka sambil berjalan kearah ranjang Dava

" ngapain disiram kalau bisa morning kiss ". Balas Dava yang masih setia selimutan

" bangke, bangsat, mati aja sana ". Raka dengan kesel langsung menyiram air yang ada dalam gelas yang tadi Raka bawa.

" gue becanda ya bangsat jangan disiram juga, basahkan jadinya ". Dava yang mendapat siraman dari Raka langsung bangun dan mengomelin abangnya, jujur aja tadi Dava cuman becanda minta morning kiss, lah dianggap serius dong sama Rakanya sendiri.

" bodo amat, gue tunggu 10 menit lagi lu belum siap siap, gue tinggalin tau rasa lu ". Raka yang masih kesel langsung pergi keluar kamar Dava.

" kalau diliat liat abang gue itu imut juga kalau apa lagi kalau marah marah gitu jadinya bukan serem tapi lucu ". Gumam Dava sambil berjalan kearah kamar mandi, ya kali mau sekolah gak mandi.

Setelah selesai mandi dan memakai seragam sekolahnya Dava pun turun kelantai bawah untuk sarapan, sampai dilantai satu tepatnya daerah dapur, Dava cuman melihat Raka saja yang sedang menyantap sarapannya sendiri, Dava pikir seharusnya kedua orang tuanya ada ikut sarapan kalau jam segini.

" lu mau bengong disitu aja kagak mau sarapan ". Ucap Raka yang membuat Dava tersadar dari lamunan sekejapnya.

Dava berjalan kearah meja makan dan menarik kursi meja untuk Dava duduki, setelah duduk Dava langsung mengambil sarapannya. " kalau lu nyari bunda sama ayah, mereka pergi ke Jepang tadi subuh ". Ujar Raka, sumpah Raka seperti cenayang yang tau apa yang Dava pikirkan.

" gue kagak bisa baca pikiran lu ". Lanjut Raka

" iya in dah ". Sebenarnya Dava tidak ingin menjawab seperti itu, namun Dava masih kesel gara gara disiram tadi, tapi yang seharusnya keselkan Raka bukan Dava tapi entahlah bingung

" hari ini lu berangkat bareng gue, ayah belum kasih izin lu buat bawa kendaraan ". Raka

" lah kenapa gitu, gue disana udah bawa motor sendiri ". Bantah Dava, ya sama udah SMA masih dianterin kesekolah malu lah Dava.

" eh bocah, disini sama disana beda, awas lu kalau berulah gue tendang lu dari rumah ini ". Ancam Raka

" ini rumah bonyok gue, jadi gue juga punya haknya ". Dava

Dava {Bl}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang