Prolog

34 1 0
                                    

Warning! Typo bertebaran! Petik aja kalau ada typo!
_____________________________

"Elin!"

Seketika gadis itu sadar dari lamunannya. Siapa lagi kalau bukan Gilbi yang mengejutkannya.
"Anjir kaget gue," belum berapa lama kata-kata mutiara Elin sudah muncul duluan. Gak enak mungkin tanpa kata-kata mutiara yang mengikuti tiap dia berbicara.

"Lo sih dari tadi bengong mulu. bantuin masak nih, jangan diem aja"

Tanpa pikir panjang Elin segera mengambil beras dan mencucinya hingga bersih, lalu memasaknya di rice cooker. Kemudian ia melanjutkan membantu Gilbi membuat bumbu untuk ikan bakarnya. "Nih cuma kita berdua tim masaknya?pacar temen cowo lu yang lain gak ada gitu?"

Sengaja Elin bertanya untuk memecah keheningan sore itu. Apalagi hanya mereka berdua yang memasak di dapur kontrakan kak Fendi, pacar Gilbi tentunya. "temen cowo gue rata-rata LDR makanya gak ada yang datang, gak enak mungkin sama cowo gue kalau bawa cewe sendiri-sendiri. Ini kan acaranya kak Fendi,"

"Lah lo ngapain ngajak gue nyet. Kan gue cuma sekedar kenal sama cowo lo, mana di depan cowo semua anjir," keluh Elin sambil terlihat pura-pura marah pada Gilbi.

"Kak Fendi yang suruh biar gue ada temen, Kita kan besti gak sih nyet haha," gelak tawa Gilbi memenuhi seisi dapur.

"Malu gue nyet, mana cewenya cuma kita berdua,"

"Halah gausah malu, biasanya lo yang malu-maluin," ucap Gilbi sambil terus menguleg kacang dan cabai di cobek.

"Terserah lu dah, pokoknya habis ini acara selesai kita harus cepet pulang," ucap Elin sambil terus memotong jeruk nipis dan mengecek nasi.
Setelah semua selesai, segera Gilbi memanggil kak Fendi untuk membawa bumbu ikan bakar dan nasi ke teras rumah.

"Dari tadi lo banyak bengongnya kenapa sih Lin? Lagi mikir apaan?" Tanya Gilbi. Mereka berbincang di ruang makan sambil mencicipi ikan bakar buatan kak Fendi dan teman-temannya.

"Gue bingung njir sama Rian, dia gak ada kejelasan sama sekali selama hampir 3 bulan ini," Elin mulai mencurhatkan semua yang dia rasakan. Gilbi tau memang selama ini Elin dekat dengan Rian tapi Gilbi sangka Elin dan Rian sudah berpacaran. Apalagi Elin sering memanggil Rian dengan panggilan sayang begitupun sebaliknya.

"Lah njir, gue kira kalian udah pacaran. Belum pacaran? Ngapain lu sayang-sayangan kalau belum pacaran nyet?" Ucap Gilbi sambil terus memakan ikan bakar di depannya.

"Belum njir, si Rian juga fine aja kok di panggil sayang. Terus dia mulai sering ngilang semenjak pulang ke Semarang, gue harus gimana?" Elin tampak sedih dan sedikit bingung dengan kondisi hubungannya dengan Rian.

"Makanya jangan naruh perasaan dalam-dalam kalau belum jadian nyet! Lagian kenapa Rian belum ngasih kepastian ke lo? Pasti ada cewe lain sih yang bikin Rian nyaman hahaha" gelak tawa dan ucapan Gilbi semakin membuat Elin over thinking.

"Dasar lo ya, besti lagi over thinking malah di bikin over thinking," keluh Elin. Segera ia menghabiskan ikan bakar di depannya dan membereskan dapur kak Fendi yang sangat berantakan.

"Eh mau gue kenalin ke temen cowoknya kak Fendi gak? Ada sih yang ganteng cuma cuek aja," goda Gilbi ke Elin.

"Nggak, thank you. Rian aja udah bikin pusing apalagi nambah satu," tolak Elin.

"Rian gak ada kepastian nyet, lu ntar sakit hati sendiri gue yang repot, atau lo masih mau balikan sama mantan lo yang gak jelas itu siapa namanya?"

"Aksa maksud lo," sahut Elin.

"Nah iya, siapa tau mau baca buku buat kedua kalinya,"goda Gilbi

"Nggak deh, gue gak mau balikan sama si Aksa. Kebanyakan cewe tuh cowo makan hati mulu gue sama tuh cowo," jawab Elin.

ArutalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang