Warning! typo bertebaran, petik aja kalau ada typo ya guys
___________________________________
Elin sedang sibuk mengerjakan beberapa tugas kuliahnya sambil memakan sebungkus roti rasa blueberry kesukaannya. Hari ini Elin memang tidak ada jadwal kuliah, hanya saja beberapa tugasnya sudah mencapai deadline. Untung saja hanya tinggal merevisi sedikit lalu mengirim tugas tersebut.
"Lin!"
"Anj, kaget gue. Minimal ketok pintu dulu lah Gil," ujar Elin, gadis itu sedikit terkejut dengan kedatangan Gilbi.
"Anterin ke tempat bucket yuk, gue mau beli bucket buat Kak Fendi. Mendadak besok sidang njir," Gilbi tampak sedikit panik, karena sang kekasih sidang skripsi mendadak.
"Kok mendadak banget, bukannya kemarin masih belum dapet jadwal ya?" Elin heran, dari kemarin Gilbi dan Kak Fendi sangat santai karena jadwal sidang skripsi kak Fendi belum keluar. Tapi hari ini malah datang kejutan besok sidang skripsi. Entahlah bagaimana sistem dari kampus kak Fendi. Iya kak Fendi dan Gilbi memang berbeda kampus walaupun di satu kota.
"Gak tau, dosennya gak jelas. Udah yuk berangkat sekarang ke buru gak dapet bucket nih," ajak Gilbi.
Akhirnya Elin memutuskan untuk segera bersiap menemani Gilbi mencari bucket untuk pacarnya.Tak lama, mereka segera keluar kost untuk pergi mencari bucket yang di ingin kan Gilbi. "Lo mau cari bucket yang kek gimana?"tanya Elin.
"Rencana sih bucket rokok ya, terus sama beli selempang juga Lin. Untung aja kak Fendi sidang sebelum kita liburan. Jadi tenang dikit lah gue, kasihan kalau dia sidang pas gue pulang kampung," jawab Gilbi.
Elin yang mengendarai motor hanya menganggukkan kepala tanda memahami ucapan Gilbi. Mereka pergi ke rokok bucket yang jaraknya hanya dua kilo dari kostan mereka. Sesampainya di toko bucket Gilbi mulai berkonsultasi dengan penjual untuk bucket yang dia ingin kan dan selempang untuk kak Fendi. Setelah semua deal, Gilbi segera membayar lunas apa saja yang ia pesan.
"Gimana buat rokoknya? Beli sendiri terus dianter ke sini lagi?"tanya Elin.
"Iya ntar beli di toko deket sini, sama beli makan sekalian deh kita,"ujar Gilbi. Mereka pun segera pergi mencari toko kelontong atau minimarket terdekat untuk membeli rokok yang di perlukan buat bucket sidang skripsi kak Fendi.
Malam harinya kak Fendi mengajak mereka berdua untuk nongkrong sekaligus mengenalkan Gilbi pada sepupunya. Sebenernya Elin malas sekali ikut karena tak terlalu dekat dengan Kak Fendi. Tapi demi menghargai ajakan sahabatnya itu, ia terpaksa ikut. Elin sedikit heran, kak Fendi besok sidang skripsi tapi malamnya malah ngopi dan main Uno. Sekitar pukul dua belas malam mereka memutuskan untuk pulang. Sesampainya di kost Elin segera berbersih dan tidur.
Pagi harinya Elin dan Gilbi bersiap untuk pergi ke sidang skripsi kak Fendi. Mereka berangkat bersama sepupu kak Fendi. Sebelum itu Elin dan Gilbi mampir untuk mengambil pesanan bucket dan selempang. Sementara sepupu kak Fendi mampir ke sebuah restoran cepat saji untuk membeli sepaket makan yang nantinya akan di berikan pada kak Fendi. Setelah itu mereka segera berangkat menuju kampus kak Fendi. Selama dijalan sebenarnya Gilbi dan Elin sempat tersesat karena Gilbi lupa jalan arah kampus kak Fendi.
"nyet lo yang bener ngasih tau jalannya, atau kalau ngga kita pake gmaps deh,"ujar Elin, gadis itu tampak sudah kesal karena beberapa kali salah belokan. "gausah pake maps lah, keknya belokan depan deh. eh iya bener itu kelihatan tulisan kampusnya," jawab Gilbi. Sesampainya mereka di kampus kak Fendi ternyata sidang skripsi telah selesai, jadi mereka tinggal berfoto-foto saja dan memberikan beberapa bingkisan yang telah mereka persiapkan.
Hari itu Jumat karena hari pendek, mereka memutuskan untuk segera pulang. Sementara sepupu kak Fendi memutuskan langsung pulang ke kota mereka. Walau hanya sebentar setidaknya Gilbi sudah mengenal beberapa dari anggota keluarga kak Fendi. Gilbi dan kak Fendi memang memiliki hubungan yang serius dan bertujuan. Bahkan setelah kelulusannya, kak Fendi memiliki niat baik untuk hubungan mereka. Disisi lain karena Gilbi baru saja menginjak bangku perkuliahan, dia sedikit menahan niat baik kak Fendi padanya. Jujur melihat itu Elin sangat senang, apalagi sahabatnya menemukan sosok pria yang memang berniat serius. tidak seperti kisah percintaanya yang berujung pada perpisahan akibat orang ketiga.
"Lusa syukuran kelulusan bakar-bakar aja ya Gil? Ntar Elin ikut aja," ujar kak Fendi.
"Ngga usah kak, aku ikhlas bantuin Gilbi sama kakak kok," tolak halus Elin. Elin malas sekali jika harus mengenal circle pertemanan kak Fendi. Apalagi sebenarnya Elin bukan tipe orang yang mau kenal dekat dengan pacar sahabatnya.
"Gak apa-apa nyet, lo ikut aja. Ntar gue cewe sendiri kalau lo gak ikut," paksa Gilbi pada Elin.
Kak Fendi juga ikut membujuk agar Elin mau ikut acara bakar-bakar mereka. Merasa tidak enak akhirnya Elin menerima ajakan sahabatnya itu.
Setelah dari kontrakan kak Fendi, Elin dan Gilbi memutuskan untuk kembali ke kost dan beristirahat karena ujian akhir semester di depan mata. Mereka memanfaatkan waktu untuk belajar. Ya walaupun belajar atau tidak kadang materi tetap sulit mereka pahami. Untung saja beberapa mata kuliah sudah mengadakan ujian secara lisan jadi beban tanggungan ujian mereka sedikit berkurang."Elin udah belajar materi ujian mata kuliah pancasila belum? gue gak paham Lin, kalau lo paham ajarin please," ujar Gilbi. Elin sendiri sebenarnya tak yakin apakah ia memahami materi pancasila atau tidak. Tapi apa yang salah dengan belajar bersama agar lancar mengerjakan ujian.
"ntar malam gue ajarin deh, lagi capek nih mau bocan. bobok cantik, hehe," dengan berat hati Gilbi meninggalkan kamar Elin. Gilbi rasa dia juga sedikit lelah karena acara sidang skripsi pacarnya.
__________________________________Tulungagung, 10 Februari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Arutala
Teen FictionBerawal dari acara bakar-bakar di kontrakan pacar Gilbi, membuat Elin jatuh cinta dengan teman pacar Gilbi. Siapa sangka cowo cuek tampan dan sedikit kaku itu bisa terjebak dengan sikap Elin yang lugu dan baik di awal. Padahal Gilbi tau sendiri baga...