II : Info Bakar-bakar?

10 0 0
                                    

Hari ini Elin sedikit sibuk apalagi mengurus beberapa keperluan kepanitiaan. Sebenarnya acara kepanitiaan itu sudah berakhir, hanya saja Elin masih di sibukkan dengan rekapan E-sertifikat. Kemarin ia sudah merekap tapi beberapa dari peserta ada yang mengajukan lagi karena ada kesalahan penulisan nama. Sehingga beberapa harus di ubah lagi dan lagi. "udah pulang ngampus masih sibuk aja neng," jelas suara itu datang dari Gilbi. Gilbi sangat heran, sahabatnya itu tidak ada lelah-lelahnya. Bahkan tugas kuliah menumpuk di depan mata pun Elin masih sanggup ikut organisasi dan kepanitiaan.

"ya gimana bosen gue Gil, lo tau sendiri awalnya gue ikut juga cuma coba-coba biar cepet move on dari Aksa. Eh, malah sekarang keterusan kan ya lumayan lah dari  pada gue gak ada kerjaan," ujar Elin. memang benar niat awal Elin ikut organisasi hanya untuk sekedar menyibukkan diri agar cepat melupakan mantan pacarnya itu, tetapi gadis itu makin menyukai kesibukkannya itu. Bahkan ia sudah mendaftar kepanitiaan untuk acara yang selanjutnya.

"terserah lo deh, tapi inget nanti malam ada acara bakar-bakar di kontrakan kak Fendi. Lo udah janji mau nemenin gue, jadi cepet selesain rekapan kepanitiaan lo. gue mau siap-siap," ujar Gilbi. Gadis itu kemudian pergi meninggalkan kamar Elin. "njir, iya gue baru inget udah ada janji sama Gilbi," Elin segera membereskan semua pekerjaannya dan bersiap untuk nanti malam.

Ia menyiapkan outfit yang cocok untuk acara bakar-bakar nanti malam, dan segera mandi. Usai bersiap-siap ia segera turun ke bawah dan mengeluarkan motor untuk pergi bersama Gilbi. "ntar mampir supermarket bentar ya Lin, kak Fendi nitip beberapa bahan buat bakar-bakar," kata Gilbi.

"oke, gue juga mau beli minuman dingin," jawab Elin. mereka segera pergi dan mampir ke supermarket sebentar. Gilbi meengambil beberapa bumbu dan saos untuk bakar-bakar, sedangkan Elin mengambil minuman dan beberapa botol soda. Selesai berbelanja mereka segera menuju kontrakan kak Fendi. Pacar Gilbi itu sudah sibuk mengirim pesan pada Gilbi untuk segera datang karena teman-temannya pun sudah datang. 

"Darimana aja sih sayang lama banget," tanya kak Fendi pada Gilbi padahal baru saja gadis itu turun dari motor, sedangkan Elin masih memarkirkan motornya. "Dari supermarket bentar kak, lagian di kontrakan kakak gak ada bumbu sama cemilan. Masa iya cuma di bakar doang ikannya tanpa bumbu," ujar Gilbi lalu segera masuk ke dapur kontrakan dan mulai mengolah ikan yang sudah di beli kak Fendi. Elin juga membantu memasak nasi dan menyiapkan beberapa cemilan. 

"Cowok gue cerewet banget anjir, untung kita buru-buru datang," keluh Gilbi sambil menguleg beberapa cabai dan kacang. "sabar neng, lagian lo gak bilang kalau mau mampir supermarket," jawab Elin. "yah gimana gak sempet, lagian cuma bentar doang kita tadi,"

Tampak di luar para lelaki sedang sibuk membakar ikan, kalau di lihat-lihat teman-teman kak Fendi mulai banyak yang berdatangan. Lebih dari sepuluh orang yang Elin lihat. "gimana banyak yang ganteng kan temen cowok gue?" ujar Gilbi menggoda Elin. "nggak, gantengan Rian," Elin tampak menyanggah ucapan sahabatnya itu. "udah pilih aja, mau yang mana. banyak kok yang jomblo nanti gue bantu bilang ke kak Fendi," bujuk Gilbi. "nggak ya Gil, Rian udah cukup banget buat gue walaupun belum ada kejelasan," ucap Elin, tak lama ponsel Elin bergetar. ternyata ada panggilan masuk dari Rian. "gue tinggal bentar ya, Rian telefon," belum sempat Gilbi mengiyakan Elin sudah pergi ke dekat toilet. Tak beberapa lam gadis itu kembali, "Rian ngomong apa ke lo?" tanya Gilbi. "katanya dia sibuk disana, bantuin ibu nya sama sering ngantar kakaknya ke kantor," jawab Elin. "Yakin lo? percaya sama omongan dia?" ujar Gilbi meragukan. "Ya percaya gak percaya Gil, udah deh jangan bikin gue overthingking," Elin pun melanjutkan pekerjaannya. Tak beberapa lama nasi pun matang, sambal buatan Gilbi pun juga sudah siap. "sayang nasinya udah matang," teriak Gilbi, tak lama kak Fendi datang dan mengambil nasi beserta sambalnya. 

"Gil kita makan disini aja ya, malu njir kalau makan bareng mereka," ucap Elin, gadis itu memang kurang nyaman apalagi hanya mereka berdua wanita yang ada di sana. "iya, lagian gue juga gak enak makan di lihatin cowok-cowok," ujar Gilbi. Mereka berdua asik makan sambil mengobrol, hingga tak terasa waktu sudah malam. "anjir tugas mata kuliah kajian IPS SD gue belum selesai njir," seru Elin. "kan, apa gue bilang lo lupa kan sama tugas itu," jawab Gilbi, gadis itu tau benar kalau sahabatnya itu kadang lupa pada tugas kuliahnya. 

"ayo pulang sekarang, deadlinenya besok kan," kata Elin, gadis itu terlihat panik dan segera membereskan barangnya. "iya deh, lagian udah malam. gak enak lama-lama di kontrakan cowo," Gilbi pun pergi mencari kak Fendi dan pamit untuk pulang. Setelah selesai berberes Gilbi dan Elin memutuskan pulang ke kost karena besok masih ada kuliah. Elin dan Gilbi memang satu kost, hanya berbeda kamar saja. Ketika Elin mengeluarkan motor dan akan pulang Gilbi meminta untuk berhenti sebentar karena ada yang perlu di obrolkan antara Gilbi dan kak Fendi. Sementara Elin yang kurang nyaman karena gerombolan laki-laki teman kak Fendi, ia memilih untuk melihat ke arah lain.

"Gil, udah belum nyet lama amat" panggil Elin pada Gilbi. "iya bentar," tak lama kemudian Gilbi naik ke motor dan mereka segera pulang. "tadi lama bener ngomongin apaan sih, gak nyaman gue dilihatin temen cowok lo," keluh Elin. "hehe cuma ngomong biasa, ya maaf ," ujar Gilbi.  Sesampainya di kost mereka segera berbersih diri, Elin pun segera membuka laptopnya dan mengerjakan tugasnya. Tak terasa waktu menunjukkan pukul dua pagi, dan Elin baru mengerjakan separuh dari tugasnya. Bunyi notifikasi smartphonenya memecah fokus nya.

+62: hi?

Siapa nih?

+62: boleh kenalan ngga?

Iya, boleh

+62: Ebra, temennya Fendi

Iya salken, Elin temennya Gilbi pacar kak Fendi

+62: hehe iya

Obrolan terus berlanjut sampai hampir pagi, tak terasa Elin tertidur begitu saja. pukul delapan pagi ia terbangun karena sadar tugasnya kurang separuh. "anjir bisa ketiduran," segera ia membuka laptopnya dan menchargenya karena baterainya hampir habis, semalam ia lupa mematikan laptopnya. Untung saja deadline tugasnya masih pukul sembilan malam nanti. Sambil menunggu baterai laptopnya penuh ia pergi ke kamar Gilbi untuk menanyakn siapa teman pacar Gilbi itu. "Gue yang kasih nomor lu ke kak Ebra, habisnya kak Ebra curhat mulu ke laki gue. Katanya pengen punya cewe juga," ujar Gilbi dengan santai.

"Tapi kan gak gue juga Gil, terus Rian mau di kemanain? " Sahut Elin sambil rebahan di kasur kamar Gilbi. "Lo masih mengharapkan Rian yang jelas-jelas udah ghosting lo? Jangan bego deh Lin, gue capek nasehatin lo perkara Rian," keluh Gilbi pasalnya Elin sangat sulit untuk di nasehati. "Tapi lo tau sendiri effortnya Rian tuh gimana selama tiga bulan terakhir, cuma emang kita jarang bisa ketemu aja Gil,"Elin sudah sangat cocok dengan kehadiran Rian di hidupnya tapi apalah daya, laki-laki itu sering menghilang tidak jelas. Bahkan seenaknya datang dan pergi begitu saja. "lo gak tau ya sekarang tuh lagi ngetrend namanya love boombing, lo lagi kena love boombing si Rian," jelas Gilbi. "masa iya love boombing doang,"ujar Elin tampak ragu. "terserah deh, udah selesai tugas lo?" tanya Gilbi, pertanyan itu mendapat gelengan dari Elin pertanda tugasnya belum selesai.  Setelah obrolan itu mereka keluar untuk beli makanan.

_____________________

Tulungagung, 17 Februari 2023

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ArutalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang