Bagian 3. San Akeno tidak lucu!

1 1 0
                                    

"Sebuah perlakuan dimana semua orang menjadi iri padanya"

Today playlist :

Only You - Joseph Vincent

____

"Selamat morning every guys!"

Seruan semangat dari seorang gadis membuat sebagian manusia di dalam kelas ini menoleh. Menyapa dengan wajah cantiknya yang terlihat bahagia itu.

"Pagi," sapa mereka menjawab sapaan Nara.

Nara tersenyum, membuka paperbag berwarna pastel dan membagikannya kepada semua murid yang sudah berada di kelas tanpa terkecuali.

"Ini cupcakes buatan mama gue, dicoba ya, enak banget serius deh," ucap Nara sambil memberikan satu buah cupcake yang dibentuk dengan lucu kepada teman satu kelasnya.

"Ada acara apa, Nar?" Tanya salah satu dari mereka.

"Ulang tahun abang, kebetulan mama lagi pulang ke Indo, dimakan ya."

"Thanks ya!"

Nara membagikannya pada semua orang, bahkan murid yang masuk ke kelas juga Nara berikan, entah murid kelas ini atau tidak. Hingga cupcakesnya tidak bersisa, Nara duduk dengan wajah gembira ketika mendengar pujian teman-temannya tentang kue buatan maminya. Mami memang menyukai membuat sesuatu, entah camilan atau apa itu, maminya memang yang terbaik dalam hal ini. Yah, alasan keluarganya tidak terlalu menyukai makanan dari luar juga menjadi pendorong bagi mami untuk berkreasi di dapur.

"Saya dengar, mami pulang ke Indonesia?"

Nara menoleh, matanya bertemu dengan San yang baru saja tiba di kelas. Pria itu bertanya sambil menaruh tas di bangku.

Padahal belum menyapa Nara, tapi sudah bertanya aja. Nara menggembungkan pipinya dengan lucu, menatap San yang balik menatapnya dengan wajah penuh tanya.

"Iya, tadi Nara bawa cupcakes buatan mami."

"Untuk saya tidak ada?"

"Sudah habis, mami bilang San nanti datang kerumah aja, mau mami bawakan untuk ibunda juga."

"Oke, nanti kamu pulang bersama saya jika seperti itu."

"Memang biasanya bareng San," gumam Nara dengan pelan.

"Kamu bicara sesuatu, Nara?"

"Enggak, salah denger itu."

Tidak ada yang membuka suara diantara keduanya, Nara sedari tadi menunduk sambil memainkan ponselnya sedangkan San mencoret-coret bagian belakang bukunya entah menggambar apa.

"Nara lihat, saya sedang gambar kamu," ucap San tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas.

Nara menoleh, menemukan coretan abstrak yang berbentuk. Cantik, ini sebuah kejujuran meskipun Nara jarang sekali berbohong.

"Ini Nara? Kok cantik sih?"

"Kamu memang cantik," jawab San dengan santainya, pipi Nara memerah, Nara sangat malu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ArutalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang