Chapter1

112 53 0
                                    

Dua hari yang lalu adalah kelulusan Kaila sekarang wanita itu sudah naik kelas 11 tetapi terlihat dari raut wajahnya seperti orang kesal dan juga memiliki punya dendam pribadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dua hari yang lalu adalah kelulusan Kaila sekarang wanita itu sudah naik kelas 11 tetapi terlihat dari raut wajahnya seperti orang kesal dan juga memiliki punya dendam pribadi. Siapa sangka dirinya beserta keluarganya akan pindah ke kota bandung, kota yang sangat amat dirinya hindari.

Kaila pindah atas kemauan keluarganya karena sang ayah dipindahkan tugasnya di kota sana, mau tidak mau Kaila nurut untuk pindah karena disini pula tidak ada saudara Ibu dan Ayahnya  sama-sama anak tunggal tidak memiliki saudara dan juga kedua orang tua mereka sudah lama meninggal dunia.

Di dalam kamar milik Kaila sang pemilik sedang mundar-mandir untuk mempersiapkan kopernya semua barangnya akan dikemas hari ini dan akan berangkat ke Bandung besok pagi, dirinya berdecak bahkan sempat mengumpat karena tidak ingin pindah dirinya berfikir akan bertemu orang yang selama ini dirinya benci.

Benci?, BOHONG!
Kaila masi mencintai mantan virtualnya itu tetapi ditimpalin rasa bencinya yang besar bahkan saat di sekolah dirinya sering menangis agar minta balikan.

"Semoga dunia ga sempit hingga mempertemukan gua sama dia, lagian ayah kenapa harus pindah si mana harus banget lagi ke kota bandung. " Kesal Kaila saat memasuki pakaian ke dalam koper.

"Yaelah santai aja si dek, Bandung itu adem tau Abang aja pengen kesana dan akhinya itu semua tercapai gara-gara Ayah dipindahin kesana. " Sahut Gabriel Abang Kaila yang tiba-tiba nonggol di depan pintu.

"Apaan si lu bang? ikut campur aja. "

"Kenapa si lu sensi banget masi mikirin mantan jelek lo itu?, udalah gausa dipikirin bilang ma benci tapi gamon sampe setahun. Yakin dek uda move on?. " Tawa Gabriel memenuhi kamar adiknya

Kaila meremas kuat pakaian yang ada di tanganya matanya memejam bahkan nafasnya naik turun pertanda dirinya sangat merah dan tidak ingin di usik!

"IBUU AYAHH, ABANG NI. " Teriak Kaila pada kedua orang tuanya di bawah sana.

"GABRIEL KAMU JANGAN JAILIN ADIK KAMU!, GA AYAH KASI UANG BULANAN!. " Teriak sang Ayah dari bawah sana .

Gabriel tertawa kecil saat melihat raut wajah adiknya yang sangat kesal itu, sebenarnya dirinya juga sangat sedih saat mendengar adiknya itu gamon dan dibuat love bombing sama seorang pria yang lumayan jauh dari kotanya sekarang. Bahkan keluarganya akan pindah ke kota sana, dan akan melanjutkan pendidikan disana.

"Dek kalo gua lihat lo disakitin sama orang bahkan sama pria yang lu tangisin itu gua bakalan pukulin dia!, soalnya dia uda bikin adik Abang yang cantik ini nangis."

"Sekarang lu beresin semuanya gua juga mau ke kamar mau beresin semuanya takut ada yang ketinggalan. " Ucap Gabriel meninggalkan kamar adiknya dan kembali ke kamarnya.

"Nyebelin banget si punya Abang!, untung sayang. " Ucap Kaila dengan nada ngedumel.

****

KAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang