14: Cinta

1.5K 98 40
                                    

YOU POV

Dua minggu berlalu..

"Baby girl, daddy akan pergi keluar sebentar dan vibrator ini akan tetap daddy nyalakan sampai daddy kembali ke rumah. Jangan ditahan jika kamu ingin pelepasan, daddy selalu memantau mu dari kamera itu. Kau mengerti?" perintah Jay sambil menunjuk ke arah kamera yang sedang menyorot diriku dalam posisi terikat di sebuah kandang berukuran cukup besar yang telah diberikan bantal dan selimut di dalamnya.

Ya, setelah Jay mengungkap hubungan terlarang yang aku jalin bersama adik tiriku, aku pikir sikap lelaki itu akan berubah dengan memperlakukan aku menjadi lebih baik. Namun ternyata, perubahan itu hanyalah awal dari hari-hari tersiksa yang harus aku lewati selama Jay menyekap ku.

Jay masih sering memukul, menampar, menjambak hingga melontarkan kata-kata kasar yang mampu membuatku merasa tak berharga. Beruntungnya, aku sempat datang bulan di minggu pertama Jay menyekap ku, sehingga tak perlu melayani nafsu bejat kekasihku tersebut melalui intercourse, namun Jay tetap meminta diriku memanjakan miliknya menggunakan mulutku yang membuat luka di bibirku menjadi semakin parah.

Hidupku benar-benar telah dihancurkan oleh lelaki itu. Aku tak bisa masuk kerja, keluar dari kamar untuk buang air saja harus ditemani oleh kekasihku tersebut. Jay takut sekali aku mencoba kabur dari rumah ini, itulah sebabnya dia memasukkan aku ke dalam kandang berukuran besar selama ia pergi keluar. Jay tak hanya mengurungku dalam kandang, ia juga menanggalkan seluruh pakaianku dan memintaku menggunakan vibrator berwarna pink yang akan Jay nyalakan selama ia pergi ke luar rumah. Aku tersiksa, itulah sebabnya aku berusaha untuk pelepasan hingga mengeluarkan cairan yang sangat banyak agar vibrator itu dapat keluar dari tubuhku, jika tidak aku bisa tersiksa selama berjam-jam berkat vibrator tersebut.

Setelah mengingat sensasi mengerikan yang vibrator itu ciptakan di tubuhku. Refleks membuatku memohon pada Jay yang berniat menyalakan vibrator tersebut menggunakan remote di tangannya. "Daddy, aku berjanji tak akan kabur tapi ku mohon jangan lakukan ini, jangan dinyalakan vibratornya.." pintaku dengan sangat, sukses memecah tawa paksa dari kekasihku tersebut. Jay pun mendekat ke arah kandang tempatku ditahan saat ini, "Sayangnya daddy tak mempercayaimu lagi, sayang. Sudah berapa kali kau mencoba kabur? Apa kau pikir daddy bodoh?!" tanya Jay balik memojokkan aku.

"Aku kan sudah berjanji untuk kembali padamu, aku berjanji akan menjauhi Jake dan terus menjalin hubungan denganmu. Bisakah kau mempercayai aku daddy. Aku tak akan melaporkan ini pada siapapun." pintaku masih berusaha membujuk lelaki itu. Jay pun membuka pintu kandangku hanya untuk memberikan satu tamparan keras ke wajahku, "Akan tiba saatnya daddy melepaskan mu, sayang. Tapi sekarang daddy harus tetap menyekap mu agar situasi menjadi lebih baik." Jay merubah sikapnya seolah ingin memanjakan ku setelah ia ukir rasa sakit melalui tamparan di wajahku. Selalu seperti ini, setelah menyiksaku, Jay pasti akan bersikap sangat perhatian seolah ia menyesali perbuatannya dan sikap itulah yang membuatku kesal.

Aku hanya menghembuskan napas sebelum ku dengar pintu depan rumah ini yang seperti didobrak oleh seseorang.  Aku sadar, tak hanya satu orang yang meringsek masuk ke dalam rumah ini hingga akhirnya orang tersebut berhasil membuka pintu kamar Jay. Tak aku sangka, lelaki yang berdiri bersama belasan polisi bersenjata lengkap adalah adik tiriku bernama Jake. Setelah melihat keadaanku yang sangat memprihatinkan, Jake berlari ke arah Jay untuk memberikan pukulan bertubi-tubi ke wajahnya. Jake terlihat begitu dipenuhi emosi dan berbeda sekali dari Jake yang aku kenal selama ini.

Perhatianku teralihkan pada seorang polisi wanita yang berusaha membuka gembok kandang yang aku tempati menggunakan sebuah alat, setelah berhasil terbuka, polisi itu lepaskan tangan dan kakiku yang terikat lalu memintaku mengeluarkan vibrator dari dalam tubuhku dan menyelimutiku menggunakan sebuah kain. Sementara polisi yang lain berusaha melerai Jake dan Jay yang malah saling pukul sambil memaki satu sama lain. Kejadian ini terjadi begitu cepat yang membuatku tak bisa berpikir jernih.

"Keparat kau?!! Sudah cukup aku bersabar selama ini, sialan!!" maki Jake begitu dipenuhi emosi. Sementara Jay yang telah diborgol kedua tangannya ke belakang pun mengumpati dengan, "Semua gara-gara ibumu, sialan! Bisa-bisanya ia membawa kabur semua uang yang telah aku kumpulkan, katakan, dimana ibumu ituuu?!!!" tanya Jay begitu dipenuhi emosi sampai berteriak kencang. Aku tak tahu permasalahan apa yang terjadi di antara mereka, tapi yang jelas selama beberapa hari terakhir Jay memang mudah sekali tersulut emosinya atas hal kecil yang seharusnya tak perlu ia besarkan. Seperti ada masalah besar yang sedang ia hadapi yang berhubungan dengan diriku, ibu jake dan dirinya.

"Y/n, asal kau tahu saja. Bapakmu mati bukan karena serangan jantung melainkan karena ibu Jake yang memberitahu hubungan terlarang kalian! Semua yang terjadi bukan salahku sepenuhnya pak, saya mohon jangan tahan saya!!" teriak Jay berusaha membela diri saat dibawa polisi keluar dari rumah ini menuju mobil patroli, sementara diriku telah di dudukkan sementara pada kasur yang biasa aku tempati bersama Jay. Aku tertunduk, diliputi rasa bingung dan ketakutan yang begitu mendalam hingga tak ingin disentuh siapapun termasuk Jake yang ingin membawaku ke dalam pelukannya.

"Nuna, kau baik-baik saja?" Lelaki itu memandangku penuh kesedihan, terutama setelah aku menolak disentuh olehnya dan memilih untuk mengalihkan pandanganku dari lelaki itu. Aku hanya tak ingin Jake melihat kondisiku saat ini, sehingga aku minta pada polisi wanita yang menjagaku untuk, "Bolehkah saya mengenakan pakaian?" tanyaku yang langsung disetujui oleh polisi tesebut.

Polisi itu antar aku menuju kamar mandi dalam rumah ini agar aku bisa mengenakan pakaianku kembali setelah itu, polisi itu tuntun tubuhku naik ke sebuah ranjang ambulan yang baru saja tiba di rumah ini. Saat aku menginjakkan kaki keluar dari rumah yang selama ini Jay gunakan untuk menyekap ku, disaat itu pula aku tersadar kalau rumah ini memang berada di lingkungan yang cukup jauh dari pemukiman biasa. Terletak di sebuah ladang peternakan yang aku yakini adalah rumah peninggalan kedua orang tua Jay dahulu.

Setelah membawaku masuk ke dalam ambulance, Jake diminta ikut bersamaku ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut mengenai kondisi tubuhku. Sepanjang perjalanan, aku hanya terus membuang tatapan dari Jake dan seorang perawat yang duduk di sebelah kiriku. Keheningan menyelimuti ambulance itu, hanya sirine yang terdengar semakin membuat kacau suasana hati dan pikiranku. Hingga tanpa sadar tangisku pecah seiring ku pukul kepalaku sendiri. Perawat yang duduk di sebelahku berusaha menahan dengan berkata, "Jangan sakiti dirimu sendiri, ada selang infus di tangan kirimu. Kau bisa terluka jika terus memukul dirimu seperti ini." ujar perawat itu malah semakin memecah tangisku.

Entahlah, aku merasa masih seperti melayang saja seolah kejadian ini bukanlah kejadian yang asli terjadi dalam hidupku, namun saat Jake akhirnya memanggil namaku, "Y/n nuna.." akhirnya aku tersadar kalau benar lelaki inilah yang menyelamatkan aku dari jurang kesengsaraan bersama Jay Park. Tuhan, aku sedang tidak bermimpi kan?

"Nuna, maafkan aku baru bisa menyelamatkanmu sekarang. Banyak sekali hal yang terjadi selama nuna menghilang dan aku janji akan bertanggung jawab atas hidup nuna setelah ini." ujar Jake akhirnya mampu membuatku bangkit dari posisi tidurku untuk memeluk tubuh adik tiriku tersebut. Aku peluk tubuh Jake begitu erat seolah ingin memastikan keaslian situasi yang terjadi saat ini hingga ku rasakan setetes air mata yang membasahi bahuku.

Jake menangis hingga tersedu-sedu di dalam pelukanku, sangat berbanding terbalik dengan sikap tegas dan mengerikan yang ia tampilkan pada Jay tadi. Kini aku tersadar kalau adik tiriku ini benar-benar peduli denganku.

"Maafkan ibuku, nuna."

TBC

AN: TERKESAN TERBURU BURU GA SIH ALURNYA? KALAU IA NANTI AKU JELASIN DARI SUDUT PANDANG JAKE YAA.

Broadcast JockeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang