"Kenapa gak jujur aja sih sama Mama? Jadinya kaya gini kan?" celetuk Reyna dengan kesal sambil menatap tajam ke arah cowok di sampingnya yang sedang menyetir mobil.
"Aku gak mau jujur sama Mama karena aku kasian sama Mama, mama selalu berharap kalo kita akan terus bareng bareng tapi kenyataannya sekarang kita putus. Kamu gak mau lagi ngomong sama aku, dan kamu udah banyak berubah sekarang terus aku harus gimana Na?" jelas Arion yang membuat Reyna terdiam.
"Aku udah bilang sama Papa, kalo kita udah putus dan pasti papa juga udah bilang sama Om Mahen soal hubungan kita yang berakhir karena kesalahan kamu."
"Na? Kenapa sih kamu selalu nyalahin aku? Aku udah bilang sama kamu, aku dijebak sama mereka aku gak tau apa apa soal malam itu."
"Ya itu artinya kamu yang bodoh Rion!! Harusnya kamu tau, kalo kamu datang ke sana risikonya apa. Sekarang bukan masalah hubungan kita yang berakhir, aku mau perjuangin kamu lagi tapi kejadian itu selalu ada di pikiran aku, bukan cuman aku, ada Mama, ada Papa bahkan Areska juga tau soal itu .... terus aku harus gimana Yon?"
"... Kalo pun aku mau mempertahankan hubungan kita, apa yang akan ada dipikiran papa." jelas Reyna yang membuat Arion terdiam.
"Yon?" ucap Reyna lirih yang membuat Arion menolehkan pandangannya ke Arah Reyna dengan wajah datarnya.
"Kamu gak perlu perjuangin aku, tapi kamu harus buktiin sama Papa, dan Areska kalo kamu tuh gak kaya gitu dengan kamu yang bisa mengembalikan kepercayaan mereka sama kamu, kita pasti akan bisa kaya dulu lagi." ucap Reyna."Mengembalikan kepercayaan mereka sama aku itu hal yang mudah, tapi kamu Na? Apa kamu percaya sama aku?"
Deg...
Reyna sukses dibuat terdiam oleh pertanyaan Arion. "Kalo kamu percaya sama aku, kita gak akan kaya gini Na."
***
Kedua remaja itu masih saling diam, belum ada percakapan apa pun lagi. Mobil Arion bahkan masih terparkir di Basement Apartement tempat Reyna tinggal. Mereka benar benar diam, dengan Arion yang menatap dalam mobil di depannya dan Reyna yang terus diam sambil menatap ke arah luar dengan menahan air mata yang mungkin bisa turun kapan saja."Kita perbaiki hubungan kita dulu, baru setelahnya aku akan pikirin gimana aku perbaiki hubungan sama keluarga kamu." ucap Arjon di tegah keheningan.
Reyna menipiskan bibirnya, dan sesekali menyeka air mata yang keluar dari sudut matanya. Reyna yang merasa dadanya semakin sesak menahan tangis dengan segera keluar dari dalam mobil Arion tanpa berpamitan, sedangkan Arion hanya menatap punggung itu yang bergetar.
Setelah sampai di luar, Reyna segera berlari karena merasa sudah tidak tahan untuk menahan isak tangisnya.
Ting...
Pintu lift terbuka dan segera gadis itu masuk ke dalam dan bersandar pada sisi ruangan lift dengan air mata yang sudah mulai turun membasahi pipi mulusnya.
Reyna menutup mulutnya agar suara isakannya tak mengeras, perlahan kaki itu meluruh di lantai dengan isakan tangis yang semakin kuat.
.
Flashback On
"Lo liat foto ini." ucap Areska sambil menunjukkan sebuah foto di layar ponsel. Awalnya bersikap bodo amat tapi setelah ia melihat wajah Arion, kekasihnya ada di dalam foto itu seketika wajahnya berubah menjadi sangat pucat.
"Ini apa maksudnya?"
"Arion."
Flashback Off
.
Reyna lagi lagi menggelangkan kepalanya seakan ia tak ingin mengingat kejadian itu, sungguh bener ia merasakan sangat sakit ketiak melihat Arion yang tidur bersama dengan seorang wanita lain yang tak pernah ia tahu.
"Itu bukan Arion, itu bukan Arion." ucapnya pelan sambil menetralkan nafasnya terasa sangat sesak.
Ting ...
Pintu lift terbuka, dengan perlahan Reyna bangkit dari posisinya mengusap air matanya dengan kasar entah kenapa ia menjadi lemah soal seperti ini. Perlahan kaki itu beranjak dari tempat dan mulai berjalan menuju ke salah satu pintu besar yang menjadi tempatnya tinggal.
"Reyna?" panggil Seseorang dari arah belakang yang membuat gadis itu menghentikan langkahnya, dan dengan perlahan membalikkan tubuhnya ke arah Sumber suara.
Belum sempat Reyna berbalik, tubuhnya seakan sedikit terdorong karena pelukan erat dari sosok di belakangnya. Tanpa ia berbalik pun sepertinya dia sudah tau siapa orang ini, Arion.
"Maaf." ucapnya pelan dengan terus mengeratkan pelukannya pada perut Reyna. Bukan hanya itu, bahkan cowok itu juga dengan lembut mencium bahu Reyna beberapa kali.
***
Pagi ini Reyna membuka matanya dengan sedikit berat, mungkin karna semalam ia terlalu lama menangis. Perlahan tubuhnya itu bangun dari posisinya menjadi duduk dan tepat setelah itu pintu kamarnya terbuka dengan menampakkan Sosok Remaja lelaki yang sudah siap dengan seragam sekolahnya.Reyna mengerutkan keningnya bingung, matanya beralih menatap ke arah jam digital di atas meja belajarnya.
04.30 am
Sosok tadi mendudukkan dirinya di tepi ranjang tepat di depan Reyna dengan senyuman manisnya yang tak pernah luntur sejak masuk ke dalam kamar tadi.
"Ini masih pagi loh, kok udah di sini?"
"Emangnya gak boleh?"
"Boleeeh, cuman ini masih pagi banget."
"Gak papa." ucap Arion sambil merapikan rambut Reyna yang berantakan hingga tatapan mereka beradu cukup lama.
"Aku jelek ya?" tanya Reyna dengan tiba tiba yang membuat Arion seketika mengerutkan keningnya bingung. "Aku belum pake make up pasti jelek."
"Banget."
Arion menjawab dengan santai tapi hal itu mampu membuat Reyna kesal, dan dengan tenang mencubit pinggang cowok itu hingga cowok itu sedikit terlonjak. "Engak engak, kamu cantik sayang ... cantik banget dengan atau tanpa riasan." ucap Arion lembut.
Reyna terdiam dan dengan perlahan menipiskan bibirnya yang akan tersenyum tapi dengan segera ia tahan. Ia tak mau membuat Arion menang kali ini.
"Sayang?" panggil Arion.
"Hm?"
"Maaf."
***
Jangan Lupa Untuk Vote Dan Comment!!!
![](https://img.wattpad.com/cover/328976512-288-k320422.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HADES : The Dark Side [ END ]
Teen FictionHADES dalam mitologi Yunani disebut juga dengan dewa atau penjaga dunia bawah di mitologi Yunani kuno. Dengan kehebatan yang dimilikinya, persis seperti salah satu remaja sang pemimpin besar sebuah geng motor bernama ... VEGABOS, sebuah geng motor...