03

1K 158 5
                                    

Besok nya.

Kantin yang awalnya tenang tiba-tiba menjadi ribut karena kedatangan hyungseok. Sepertinya kabar tentang dia yang mengalahkan zin sudah di ketahui oleh semua jurusan.

Yah meskipun sebagian keributan itu di sebabkan para wanita yang kagum pada wajah hyungseok.

Hyungseok berjalan mendekati jiho yang sedang antri untuk mengambil makanan.

"Kita sekelas kan? Makan bareng yuk" ajaknya.

Haneul yang di sebelah hyungseok tidak percaya dengan kata-kata yang di keluarkan olehnya.

Kantin mendadak heboh melihat hyungseok yang mengajak jiho untuk makan bersamanya.

"Hah kenapa sama dia"
"Gila"
"Enaknya~"

Kelompok zin yang baru datang heran dengan pemandangan di depannya.

'babu kita, kenapa disitu?!' batin mereka.

"Hoo~ dia ya? Yang bikin zin ambruk sekali hantam?"

'Brengsek siapa itu?!'

Zin menolehkan kepalanya ke arah sumber suara.

"Tampang nya lumayan juga. Tapi aku lebih ganteng kan?"

Ternyata suara itu berasal dari jin hobin jurusan vocal dan dance.

"Zin? Kau kalah dari cowo cantik itu?..."
"Kau kebanyakan nongkrong sama anak-anak jelek itu sih" Ejek hobin

"Aku memang kalah dari cowo cantik, tapi aku ga bakal kalah dari mu"
"Kau juga selalu bersama anak-anak yang tidak normal" zin menunjuk kedua teman hobin

"Apa? Brengsek"
"Kenapa aku.."

Hobin yang mendengar perkataan zin tersulut emosi "hoi, cari mati ya?"

Set!

Zin dengan cepat mengepalkan tangannya didepan muka hobin.

"Mau coba?" Zin

'beneran cepat. Kalau tadi aku beneran kena pukul... Aku sudah siap menyambar dan menjatuhkannya' hobin

Tak di sangka ternyata hobin sudah mempersiapkan tangannya untuk menjatuhkan zin

(M/l) datang ke kantin dengan muka lelahnya. Dia heran dengan kondisi kantin yang sedang ribut

'ada yang berkelahi? Jangan-jangan zin lagi'

(M/l) melihat zin yang sedang berhadapan dengan hobin. Ia segera menghampirinya
"zin apa kau tidak kapok dengan kejadian kemarin?" (M/l)

Zin yang mendengar itu membalikan badannya menghadap pada (M/l).

"Aku masih punya kau untuk melawan mereka."

(M/l) mendengar itu melipat kedua tangannya.
"Apa-apaan itu? Kalau kau ingin ku bantu, ada bayarannya."

Cetak tiga tergambar di kepala zin "uang mu lebih banyak dari pada uang ku bodoh."

"Aku bisa di bayar dengan hal lain kok"

Zin mengangkat alisnya "apa itu?"

"Bayarannya kau harus jadi babu ku" (M/l) mengedipkan matanya sambil menunjuk zin.

"Sampai aku babak belur pun aku tidak akan meminta bantuan mu jika itu bayarannya." zin meremas kepala (M/l) dengan satu tangan.

"Aaaa sakitt, lepaskann." (M/l) mengerang ketika kepalanya di remas.

"Ada yang berantem?"
"Zin, hobin, Sama (M/l) ya?"

Vasko dan teman-temannya dari jurusan arsitek datang.

"Hei jangan bawa-bawa namaku. Yang berantem mereka berdua."
(M/l) melepaskan tangan zin di kepalanya lalu menunjuk mereka berdua bergantian.

Hyungseok yang sedang anteng makan tiba-tiba berdiri ketika melihat Vasko.
"Ha-halo!! Kita ketemu lagi!"

"Hmm." Vasko hanya melihatnya dengan tatapan bingung.

Bumjae berbisik pada Vasko. "dia anak pindahan itu. Apa dia menantang mu?"

Hyungseok menatap vasko dengan berbinar, sedangkan vasko menatapnya sinis.

'jarang sekali vasko merespon orang seperti itu.' (M/l) terkejut melihatnya.

"A-anu."

"Apa-apaan kau? Kenal aku?"
Vasko menghampiri hyungseok lalu memegang salah satu pundaknya.

'wah gawat' (M/l)

Krrt!

Vasko menekan pundak hyungseok, dia berniat membuat hyungseok berlutut. Tapi sayangnya hyungseok bisa menahan kekuatan vasko.

Tap!

Dengan sedikit bergetar, hyungseok mengangkat tangan vasko. "maaf kalau aku menyinggung mu. Sepertinya aku salah orang."

Seisi kantin menjadi ribut karena hal itu.

"dia bisa mengatasi kekuatan vasko hanya dengan satu tangan?!"

Vasko terkejut, dia mengambil ancang-ancang untuk memukul Hyungseok. Tapi dihentikan bumjae yang tiba-tiba berdiri di depan mereka berdua.

"Ah kau! Salah orang ternyata?"

Hyungseok meminta maaf sambil memegang bahunya yang sakit. "Iya.. maaf."

"Tidak usah dipikirkan. Lanjut makan saja."

Bumjae menarik tangan vasko. "sudah diam, ayo makan."

Vasko berbalik lalu mendekati (M/l), dia menyerahkan dua kotak susu padanya.
"ini."

"Hm? Lagi?" (M/l) mengambil susu itu.

"Tentu, ini agar kau tidak minum-minuman itu."

"Yah aku tidak bisa janji untuk berhenti meminum mereka sih, tapi akan ku usahakan. Terimakasih ya."

"Kau harus berhenti. Ini demi kebaikanmu" vasko mengelus kepala (M/l).

(M/l) tersenyum ketika kepalanya dielus.
"Iya~"

Saat di kelas beberapa teman zin mendekati (M/l) yang sedang bermain game.

"(M/l) nanti malam kita kumpul untuk minum-minum, kau mau ikut?"

"Tidak mau. Aku ingin menghabiskan malam dengan kekasihku."

Ketiga teman zin terkejut dengan perkataan (M/l).
"Hah kekasih? Kau punya kekasih?!"

"Tentu saja aku punya. Malam ini aku harus membelai mereka semua, jadi maaf ya aku tidak bisa ikut."
"Lagi pula aku sudah berjanji pada vasko untuk berhenti minum" (M/l) melirik ketiganya lalu kembali fokus pada game nya.

Zin yang mendengar percakapan itu membuang nafas kesal.

Dia mendekati mereka lalu menjitak kepala (M/l).

"Aw sakit!"

"Jangan dengarkan ucapan dia, yang dimaksud kekasihnya itu peralatan game. Manusia gila sepertinya mana mungkin punya pacar."

"Heh jaga ucapanmu di depan pacarku"
(M/l) memeluk Nintendo nya.

'benar-benar tidak waras.'

Setelah itu, zin pergi keluar kelas.

Teman-teman zin terlihat saling pandang. Mereka mendekati meja hyungseok.

Mereka membujuk hyungseok agar ikut. Hyungseok terlihat tertarik dengan ajakan mereka, dia lalu mengiyakan ajakan itu.

Haneul yang sedang duduk menguping pembicaraan mereka, sepertinya dia akan menyusup.

TBC

Enjoy yaa, jangan lupa vote sama komennya.

-Lez

lookism x | Male readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang