Enola gemetar melihat Isabella sudah menyiapkan cairan asam sulfat yang menurut rencana Isabella akan disiramkan ke wajah Olivia saat Olivia sedang lengah.“Waktu yang paling tepat menyiramnya adalah di keramaian, kau dan aku akan menggunakan pakaian serba tertutup. Saat Olivia keluar dari gedung fakultasnya besok kita siram dia lalu kabur di keramaian agar kita bisa sembunyi di keramaian.” ujar Isabella bersemangat, ia sudah menyiapkan cairan asam sulfat itu susah payah.
Seandainya Olivia tidak mengancam Isabella dan memprovokasi Isabella tempo hari lalu saat mereka berdebat di kamar Olivia, mungkin Isabella tidak akan pernah mendapatkan ide untuk melakukan tindakan ini.
Tapi Olivia yang sombong membuat Isabella muak, Isabella tidak mau hidup dalam bayang-bayang Olivia terus menerus. Isabella senang setiap kali Olivia dipukuli Ayah mereka hingga wajah Olivia babak belur tapi wajah Olivia selalu pulih dan kembali cantik setiap kali memar di wajahnya hilang. Wajahnya tak pernah rusak dan itu membuat Isabella jengkel.
Akhir-akhir ini pun Ayah mereka sudah tak pernah lagi melakukan kekerasan fisik pada Olivia karna Olivia mengancam akan melaporkan Ayah mereka hingga pencalonan Ayah mereka sebagai wali kota bisa terancam gagal.
Isabella kesal karna Ayah mereka justru melimpahkan kemarahan pada benda-benda di rumah, menghancurkan vas bunga dan lain-lain. Tak ada lagi lolongan kesakitan Olivia di rumah hanya ada suara teriakan amarah Ayah mereka dan suara pecahan benda yang dibanting.
Jika Isabella tidak sabar untuk balas dendam, lain halnya dengan Enola. Awalnya Enola memang yang meminta kepada Isabella untuk melakukan sesuatu kepada Olivia karna Olivia sudah membuatnya kesal bukan main.
Tapi Enola tidak menyangka mereka akan berbuat sejauh ini, Enola ragu dan juga bertanya-tanya dalam hatinya bukankah ini berbahaya? Ini tindakan kriminal.
Bagaimana jika mereka gagal menyiramkan cairan asam sulfat itu ke Olivia dan justru mengenai orang lain yang tidak bersalah? Bagaimana jika mereka berhasil mengenai Olivia tapi mereka gagal kabur, tertangkap dan dipersekusi?
Bagaimana dengan Olivia? Apakah Olivia pantas mendapatkan luka bakar di kulit wajahnya? Bukankah ini kelewatan?
Enola akui Enola benci sekali dengan Olivia, saat-saat melihat Olivia dengan sengaja memamerkan kemesraan dengan Darius di depannya Enola marah besar. Rasanya Enola ingin mencekik Olivia saat itu.
Tapi untuk bertindak sejauh ini dengan memberikan luka bakar di wajah Olivia akibat air keras, rasanya terasa tidak benar. Perasaan Enola gelisah, Enola gemetar sendiri memikirkan bagaimana jika hal itu terjadi padanya.
Bagaimana jika ada orang yang ternyata menaruh dendam pada Enola dan menyiramnya dengan air keras. Perasaan Enola pasti akan hancur sehancur hancurnya jika wajahnya berubah jadi buruk rupa.
Enola juga takut semakin dibenci oleh Darius, tatapan Darius beberapa hari lalu saat mereka bertemu terasa begitu dingin.
Enola tahu ia itu egois, reaksi spontannya karna marah atas penolakan Darius saat ia goda membuat Darius bertengkar dengan orang tuanya. Tapi Enola juga malu untuk mengaku kalau ia yang salah, Enola juga tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada untuk bisa menikah dengan Darius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in Lust [END]
RomanceMau nilai bagus? Olivia punya cara untuk mendapatkannya selain belajar, yaitu dengan memberi blow job pada dosen killer yang pelit nilai. Jika blow job memuaskan maka nilai pun memuaskan.