Sudah pukul tujuh malam. Di dapur sederhana, tetapi bersih nan rapi, seorang pria berparas tampan terlihat sedang sibuk menata makanan di atas meja. Setelah satu mangkuk terakhir berisi sup kulit tahu, wortel, dan sohun diletakkan, dia memanjangkan leher, melongok ke ruang tengah di mana seorang pria lain sedang duduk berhadapan dengan komputer.
Alis bertaut dan bibir menyunging senyum tipis saat melihat pria itu tidak melakukan apa-apa, kedua tangannya berada di belakang kepala, punggung menyandar malas, bahkan komputer saja dalam keadaan mati.
Hmphf! Buat apa coba? Kurang kerjaan banget. Daripada buang-buang waktu tidak jelas seperti itu mending bantu-bantu masak, lebih berfaedah.
Menggeleng pelan, Wang Yibo melepas celemek, meletakkan begitu saja di atas kursi, lalu beranjak menghampiri.
Sepasang lengan mendekap dari belakang, pria di depan komputer yang rupanya sedang melamun itu menjengit. Hendak menoleh, tetapi tidak bisa karena kepalanya terasa berat ditindih oleh dagu, akhirnya dia mengulurkan tangan untuk mengacak rambut pria terkasihnya ini.
"Makan, yuk!" Wang Yibo memindahkan dagu ke bahu dan saat pria itu menoleh bibir mereka pun langsung saling menyapa.
Setelah dua tiga kecupan lembut, keduanya pun kompak menarik kepala, saling menatap dan sama-sama tersenyum.
Senyum pria pemilik tahi lalat kecil di bibir kiri bawah, sangat manis dan memikat. Dia adalah Xiao Zhan, tunangan Wang Yibo.
Mereka mulai tinggal bersama di apartemen sederhana ini sejak dua tahun lalu, tepatnya sejak mereka lebih memilih untuk tetap mempertahankan hubungan, selalu bersama---meninggalkan orang tua dan segala kemewahan yang selama ini menopang hidup mereka.
Tidak lagi bergelimang harta, tidak lantas membuat mereka hidup miskin atau menggelandang. Wang Yibo adalah seorang guru, sedangkan Xiao Zhan ... awalnya mengajar juga, tetapi sejak tiga bulan yang lalu berhenti, harus istirahat total setelah sempat menginap di rumah sakit selama hampir sepuluh hari gara-gara tifusnya kambuh.
Anjuran dokter yang menangani Xiao Zhan, sih, hanya beristirahat total selama tiga sampai empat minggu. Akan tetapi, Wang Yibo, si dokter pribadi yang tidak paham masalah pengobatan sama sekali, khawatir berlebihan hingga tahap over protektif, mengharuskan Xiao Zhan beristirahat total setotal-totalnya alias berhenti bekerja.
"Seharusnya aku yang memasak untukmu, bukan malah sebaliknya." Jemari jahil mencubit pucuk hidung mungil Wang Yibo.
Alih-alih mengaduh, Wang Yibo malah mengernyitkan dahi dalam sampai mata pun menyipit, seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat. Akan tetapi, saat mulutnya bersuara yang terlontar justru hal konyol, "Benar juga. Kamu, kan, pengangguran, sedangkan aku seharian bekerja, sampai rumah seharusnya makanan sudah tersedia, tap---"
"Menyesal, hum?" Sebelah alis naik, tatapan mengancam, suara teredam oleh gigi yang mengatup rapat, sukses membungkam mulut Wang Yibo.
Tersenyum lebar cengengesan sambil menggeleng cepat Wang Yibo melanjutkan kalimat yang sempat terputus, "Tapi, aku tidak keberatan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Always By Your Side
FanfictionMelesat cepat bagai terbang, Wang Yibo hampir saja tersungkur di tepi jalan karena ujung kakinya tersandung trotoar, bahkan lutut sudah hampir menyentuh aspal. Entah kekuatan apa yang mampu membuatnya bertahan dan terus berlari. Xiao Zhan tidak pern...