"Zien, kau dipanggil guru keruang guru." Ucap teman sekelas ku tiba-tiba.
Aku mengangguk dan tersenyum,
"Oke."
Teman sekelas itu segera keluar dari kelas setelah aku membalas itu.
Aku segera berdiri dari kursi dan merapikan pakaian.
Saat keluar, suasana sekolah sangat berisik. Bagaimana tidak? Banyak siswa siswi terburu-buru ke kantin saat istirahat.
Sebagai ketua kelas, meskipun aku ketua kelas... Bagaimana bisa guru sejahat itu memanggil ku saat istirahat baru dimulai?
Berusaha tenang, setelah menyelusuri berbagai kelas di sekolah ini, aku menemukan ruang guru.
Segera ku mengetok pintu, dan masuk kedalam ruang guru.
Hawa dingin menyentuh kulitku, udara dingin keluar saatku membuka pintu.
Ruang guru memang sangat dingin.
Aku berjalan sambil tersenyum kearah sang guru kelasku.
Guru kelasku, Bu Jaowei mengangguk saat aku datang.
"Xazieven, maaf menganggu mu." Ucap sang guru.
Aku tersenyum semanis mungkin,
"Tentu, ini kewajibanku."
"Jadi... Ada apa bu?" Kata ku supaya tidak berlama-lama disana.
"Aku baru saja memengang sendok saat dipanggil." Sungutku dalam hati.
"Ada anak baru." Ucap Bu Jaowei.
"Ah... Seperti itu." Aku menyadari bahwa ada seseorang siswa lain duduk di sofa ruang guru sambil bermain handphone.
"Iya, namanya adalah Alfonso De Egrace." Jelas Bu Jaowei.
"Alfonso." Panggil bu Jaowei.
Alfonso melihat kearah ku.
"Zien... Tolong bantu Alfonso di kelas ya?" Ucap sang guru.
Aku mengangguk, dan izin keluar.
Ku tarik tangan murid baru itu.
Murid baru itu terkejut tetapi mengikuti ku keluar ruang guru.
Sesaat setelah ku menutup pintu ruang guru, lelaki itu berkata.
"Hey!"
Aku menatapnya.
"Ya? Ada apa?" Tanya ku bingung.
"Apa yang kau lakukan?"
Aku bingung, aku menarik lelaki itu karna sudah sangat lapar.
"Aku lapar, ayo segera ke kantin." Ucapku menarik tangannya kembali tanpa bertanya pendapatnya.
Meski sesekali mendecih, Alfonso mengikutiku dengan tenang.
Saat masuk ke kantin, aku segera mengambil makanan ku dan mencari tempat duduk yang kosong.
Murid baru itu mengikuti ku ke belakang, seperti nya tak ada pilihan.
Setelah satu suap, laki-laki itu ku tatap.
Dia tinggi, sangat tinggi untuk dibilang siswa SMP.
"Berapa tinggi mu?" Tanya ku tiba-tiba.
Laki-laki itu terkejut, kemudian tertawa.
"Hahahaha, apa maksudnya ini? Tiba-tiba menarikku keluar, tiba-tiba membawaku ke kantin dan tiba-tiba nanya tinggiku?" Ujarnya.
"Ah, maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
I live because of you [omegaverse BL]
FantasyXazieven Erzayan adalah salah satu warga di Wasslice, salah satu kota terbesar di dunia. ini hanyalah salah satu kota besar di Kekaisaran Arlans. Xazieven atau bisa dipanggil Zien, Ziven adalah anak dari keluarga yang biasa saja. kehidupan nya sepe...