Malam ini hujan mengguyur kota Solo, nuansa dingin begitu terasa di kulit orang-orang. Begitu merasa kedinginan sehingga menarik selimut untuk menghangatkan tubuhnya.
Berbeda dengan orang lain, malam ini Clarine Swaditya dipanggil oleh kedua orang tuanya. Clarine diajak mengobrol di teras rumah sambil menikmati hujan, hingga tiba-tiba orang tua Clarine menanyakan kepada Clarine. "Nak, apa kamu pernah dikasih tau sama keluarga Bu Laksmi kalau kamu bagian dari keluarga mereka?" Tanya ayah Clarine.
Clarine bingung harus menjawab apa, karena memang benar 2 bulan lalu sewaktu anak kedua Bu Laksmi menikah dan Clarine datang. Anak-anak bu Laksmi yang cewek memberitahu Clarine bahwa Clarine adalah adik mereka. Namun Clarine tidak percaya pada mereka karena bagi Clarine itu hal yang mustahil dan tidak mungkin.
Akhirnya setelah beberapa lama Clarine diam, dia jujur dengan orang tuanya bahwa iya pernah. Harapan Clarine adalah orang tuanya menyangkal kabar buruk itu. Namun jawaban bapak Clarine adalah pukulan besar karena ayah Clarine menjawab "Iya nduk, semuanya benar. Kamu memang bukan anak kandung kita, kamu kita ambil dari orang tua kandung kamu saat kamu masih berusia 1 bulan nduk"
Pecah tangis Clarine dimalam itu, karena jawaban yang Clarine kira akan menghapus rasa sedihnya ternyata malah memukulnya sampai jurang terdalam.
"Dulu ibumu sulit nduk untuk mendapatkan anak, karena ibumu sudah mengandung sampai 7 kali dan semuanya gagal keguguran. Dan karena ibumu kandung dulu kesusahan tidak sukses seperti saat ini, dia meminta kita untuk merawat salah satu anaknya. Dan ternyata sewaktu kita ke Semarang, kamu yang langsung menempel pada kita akhirnya kita memilih kamu nduk untuk jadi anak kita." Pungkas ayah Clarine.
Sementara Clarine hanya bisa mendengarkan dan terus diam, karena dia bingung harus bagaimana. Orang-orang yang dia anggap keluarga ternyata bukan keluarganya. Dan itu sangat menyakitkan.
"Nduk kami minta maaf ya kalau kami menyembunyikan ini semua sama kamu, sebenarnya kami ingin menunggu sampai kamu dewasa dulu baru kamu beritahukan semuanya. Tapi kami takut nduk kalau nantinya kamu malah pergi dan meninggalkan kami jika kamu taunya sewaktu sudah dewasa" Kata ibu Clarine.
Banyak cerita yang disampaikan oleh ora ng tua Clarine dalam prosesnya sampai Clarine diangkat anak oleh mereka, bahkan tentang semua surat-surat kelahiran Clarine semua ada. Dan malah keluarga kandung Clarine tidak memiliki apapun termasuk surat kelahiran Clarine. Namun Clarine masih terus menangis dan menahan rasa kecewanya sendirian.
Sampai jam menunjukkan pukul 01.30 akhirnya Clarine pamit kepada orang tuanya karena besok masih ada UTS di sekolahan Clarine. Clarine pun tidur masih dalam keadaan menangis dan meratapi nasibnya. Karena bagi Clarine ini adalah kabar yang mengejutkan sekaligus menyakitkan di usia Clarine 12 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kowareta
General FictionDia terbiasa menanggis dalam diam dan dia terbiasa menutupi segala luka dengan tawa manisnya. Bahkan dia kadang sampai tidak tau apa arti bahagia yang sebenarnya? Sebegitu patahkah hati dari gadis kecil itu?