"apa kamu percaya, jika Tuhan itu selalu membuat hamba nya terkejut dengan takdir yang mendadak?".
*
Eldina mengedarkan pandanganya sesaat setelah cewek itu turun dari tangga pesawat, matanya melirik kesana kemari mencari sosok yang dia cari, adiknya
Tak lama dari itu suara teriakan serta lambaian tangan itu menggema, Eldina mengangkat alisnya tak mau membuat menunggu lama cewek itu langsung menghampiri cowok berambut brown yang tengah melambaikan tanganya itu
Eldina langsung menggeplak punggung cowok itu, namanya Raffael adik laki-laki satu-satunya, cowok itu langsung mengaduh menerima perbuatan dari kakak semata wayangnya itu, "Kak, yaampun peluk kek apa gitu, lo nggak ketemu gue 11 tahun, bersyukur gue masih kenal sama lo" ujarnya.
Cewek itu berdecak, tangan putihnya ia letakkan dibahu Raffa, merangkul leher adiknya erat, sampai Raffa rasa lehernya seperti dipiting
"Duh iya yang paling masih kenal aku" ledeknya, cowok itu merotasikan mata birunya, lalu matanya melihat sekeliling di bandara ini Raffa sadar mereka berdua telah menjadi pusat perhatian kini, sebab ulah kakak nya yang tidak pernah mau diam dimanapun cewek itu berada
Raffa hanya tersenyum.
Welcome back hell.
Sebab Raffa sangat tahu bagaimana kelakuan kakaknya.
***Eldina merebahkan tubuhnya diatas kasur, matanya menatap sekeliling kamarnya, kamar yang sudah dirapihkan oleh Mama dan Raffa kala mendapat kabar dari Ayahnya jika Eldina akan tinggal di Indonesia
Kamarnya rapih, dengan dekorasi serba abu, Mami nya selalu tahu kesukaannya, walau begitu toh Eldina juga betah kok dimanapun dia berada
Suara ketukan pintu kamar membuat cewek itu menoleh cepat, dengan cepat melangkah membuka pintu, Eldina langsung dihadapkan dengan Mama nya, mempersilahkan wanita paruh baya itu masuk
"Mama sudah daftarin sekolah kamu, satu sekolah sama Raffa, biar Raffa jaga kamu" ujar Mamanya, Eldina mengekor dibelakang wanita itu yang mendudukkan dirinya diranjang kasur Eldina
Cewek itu mengangguk, "Tolong jaga akhlak kamu ya, mama tau kok di Perancis beda sama disini, jadi jangan samain sama yang disana ya" lanjut Mama nya, membuat Eldina menekankan senyumnya, wanita yang duduk diranjang itu hanya terkekeh
Sebab beliau tahu bagaimana sifat dan sikap putri sulungnya ini, tak jarang suaminya mengeluh lelah dengan putrinya yang sangat meniru kelakuan Ayahnya dulu
Putrinya itu jahil, nakal bukan dalam pergaulan tapi sikapnya yang tengil dan selalu membuat orang lain sakit kepala, seperti contohnya cewek itu selalu mengacaukan pekerjaan Ayahnya hingga membuat sang Ayah hanya menghela nafas sabar
Wanita itu memaklumi watak anaknya sebab sedari kecil dia sudah tumbuh di lingkungan Liberal negara Perancis
Wanita itu bangkit dan berjalan kearah Eldina yang masih berdiri disamping meja belajarnya, tangannya menggapai puncak kepala putrinya mengelusnya lembut disertai senyum keibuan nya
Walaupun sejak gadis ini berumur empat tahun sudah ikut ayahnya kerja di negara asalnya tapi Eldina sangat manja denganya, tak pernah seharipun dia melewatkan video call dengan sang Mama
"Ayo cepat turun, Mama tadi udah nyiapin makan malam, keburu dingin" cewek itu mengangguk menatap raga Mama nya yang menjauh dari kamarnya
***
Pagi itu kelas XII MIPA 2 dihebohkan dengan berita murid pindahan di kelasnya, yang membuat heboh tentunya adalah fakta bahwa murid baru itu pindahan dari Perancis negara tempat menara Eiffel berada
"Bule nggak nih?" tanya Radit kepada Wilda yang pertamakali membeberkan berita perihal anak baru itu, memang Wilda sudah seperti lambe turah SMA Pancasila, segala info disekolah Wilda hampir tahu semua
Cewek itu mengendikkan bahu, "Ya gak tau gue, tapi katanya murid baru itu kakaknya si Raffael kelas 10 itu, lah anjir udah pasti bule lah" Radit mengangguk dia tahu Raffael yang disebut Wilda, cowok bule idaman kakak kelas, perempuan pastinya
Wilda memperhatikan kelas yang ramai karena ulahnya, apalagi dipojok sana, gerombolan anak cowok yang lebih heboh, saat mendengar gender murid baru itu cewek
Kecuali Rayhand cowok cuek yang memilih fokus pada buku pelajaranya
Cewek itu menggelengkan kepalanya sesaat sebelum terdengar suara Bu Fani memasuki kelas
"Selamat pagi semuanya", seisi kelas itu tersenyum membalas sapaan wali kelasnya, menunggu ucapan lanjutan dari sang guru
Sambil menatap pintu kelas Bu Fani melanjutkan, "Hari ini kita kedatangan murid baru" tangan guru itu mengintrupsi agar cewek diluar segera masuk kedalam kelas
Membuat seisi kelas ikutan melongokkan kepalanya melihat keluar
Murid baru itu berjalan memasuki kelas, rambut cokelatnya yang digerai menutupi sebagian wajah putihnya, berdiri didepan seisi kelas sambil tersenyum tipis
"Namanya Eldina dia pindahan dari Perancis, tolong bantu dia berbahasa Indonesia ya" ucapan Bu Fani diangguki seluruh murid kelas, netra Eldina bergerak menatap sekelilingnya dan berhenti pada cewek ber-nametag Wilda yang tengah melambaikan tanganya seolah mengajaknya untuk duduk disamping cewek itu yang kosong
Tangan Wilda mengacung tinggi, "Bu, kursi sebelah saya kosong nih, dia duduk bareng saya aja ya bu" ucapnya, Bu Fani tampak menatap Eldina, cewek itu hanya mengangguk mengiyakan
"Yasudah, Eldina silahkan kamu duduk dikursi kosong disamping wilda ya" cewek itu mengangguk, melangkah menuju kursi kosong disamping cewek yang tadi mengangkat tanganya
Wilda tersenyum menatap Eldina disampingnya, tangan cewek itu terulur didepan cewek bule yang menjadi teman sebangkunya itu
"Wilda Maharani, enough Wilda aja" ucapnya, Eldina menatapnya sejenak sebelum menyambut uluran tangan itu
"Eldina William, El aja" walaupun pelafalan bahasa Indonesia nya masih dengan nada kaku, cewek itu menyahut, menyalami tangan Wilda sebagai tanda pengenalan
Anjirr, kulitnya mulus banget.
YOU ARE READING
Not My Type
Teen FictionEldina William, cewek pindahan dari Perancis itu menjadi terkenal walau baru beberapa hari saja di sekolah barunya, selain karena kecantikanya juga karena sikapnya yang selalu membuat onar dan selalu menjadi langganan BK. El, nama panggilanya, seban...