Prologue

106 5 6
                                    

"Klootzak! [[Asshole!]]" teriak pria disebelah Lintang frustasi akan pemandangan yang sejak 2 hari yang lalu ia temui. Wajahnya gusar seakan tidak bisa bernafas dalam kelutnya suasana seperti ini, what else? It's a traffic man. Berbeda seratus delapan puluh derajat dengan Lintang yang sumringah. Wajah sumringahnya disebabkan oleh beberapa faktor:


1. Lintang ingin melemaskan otot-otot wajahnya. Menurut Lintang, ia sudah terlalu sering menekuk wajahnya karena pemandangan yang selalu ia temui sehabis pulang kantor, Macet! Jadi karena tidak ingin mengalami penuaan dini, ia memutuskan untuk memasang wajah sumringah.


2. Baru saja dikirim bos pergi bertugas sekaligus berlibur ke Belanda. Sebenarnya Lintang tidak benar-benar dikirim kesana secara langsung, tetapi ia harus menggantikan temannya yang terserang penyakit tipes. Yah, sedari tadi Lintang belum selesai mengucap syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.


3. Berkesempatan bertemu Mas Degoldie di Belanda. Kakak-nya Reuben sekaligus cinta pertama Lintang yang sampai sekarang masih suka kebawa mimpi.


"Je ziet eruit als een idioot, Lintang! [[Kamu terlihat seperti orang idiot, Lintang!]]" lagi-lagi Reuben berteriak, tapi kali ini kearah Lintang yang sedang asik mengeksplorasi dunia fantasinya akan Mas Degol. Lintang nggak porno kok. Dia cuma lagi menerka-nerka bagaimana wajah sang pria idamannya sekarang?


"Apa sih, Ben? Kamu ini ganggu aku aja sih!" wajah sumringah yang sedari tadi menghiasi wajahnya kini berganti menjadi wajah sebal khas Lintang. "Kamu ngapain senyum-senyum sendiri? Kamu lagi mikir jorok tentang aku kan? You've grown up, Mas Degoldie's good girl!" ejek Reuben lalu menepuk-nepuk kepala Lintang diikuti dengan decakan seolah-olah tidak percaya. Sedetik kemudian, tangan Reuben tidak selamat. Sebuah lingkaran merah bergerigi menghiasi tangan besar miliknya.




**



"Ibuuuuuuuu!!" Lintang berlarian bak layaknya anak kecil kegirangan yang sedang mengejar tukang odong-odong langganan.


"Ono opo toh, ndok? Wes, jangan teriak-teriak nanti kamu kesambet," sang ibu menarik anak perempuan semata wayangnya masuk ke dalam rumah. Takut-takut Lintang benaran kesambet. "Nak Reuben kemana toh?" tanya Astuti, Ibu Lintang dengan logat jawa medok-nya yang tidak kalah seksi dengan aksen british yang dimiliki salah satu idola Lintang, Prince William.


"LINTANG MAU KE BELANDA!"


"APA?!?!"


"IYA. SAMA REUBEN." Lintang menunjuk pria gagah dengan kaus polo-nya yang kini tengah berdiri menatap mereka secara bergantian.


"APAAAA?!?!"


"GAK LAMA KOK."


"APAAAAAAAAAAAAA?!?!"


"IYA CUMA SEBULAN."


"SEBULAAAAAAAAAAANNNNNNNN?!?"


"GRATIS."


Sebuah senyuman manis terukir dari bibir indah milik Astuti ketika mendengar satu kata berjuta makna, Gratis. Ia senang Lintang mendapat kemajuan dalam pekerjaannya, yaitu dipercaya oleh kantornya untuk bertugas di negara yang terkenal dengan sebutan 'Negara Kincir Angin' tersebut. Tapi Astuti tidak tahu kalau sebenarnya itu adalah sebuah ketidaksengajaan.


Lintang bingung apakah ia harus bersedih akan temannya, Malika, yang sedang terbaring tak berdaya di rumah sakit karena terserang penyakit tipes ataukah ia harus senang karenanya? Iya, karena penyakit itulah ia berkesempatan untuk pergi kesana, negeri indah yang dipenuhi bunga tulip, negeri yang sempat menjajah tanah kelahirannya, Negeri Kompeni.



***


it's a nice comeback with a new story and absolutely a good mood! with a fresh story about my favorite country since i was 8, about an ambereugul girl called Lintang Pramono Adhi and also another ambereugul but HOT! guy called Reuben Verbrugge. Well, conclusion: they're both ambereugul. So the story might just end up like the cast. lol.


Thank you very much, don't forget to leave anything on this ambereugul prologue either Vote or Comment, OR BOTH! Hehehe : )


Tons of love. xoxo [27/5/15]




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kompeni LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang