prolog

5 0 0
                                    

Di hari itu, aku masih belum bisa percaya bahwa dia benar benar meninggalkan ku selamanya. Aku masih belum bisa merelakan kepergian mu, Sean. Apa yang harus kuterima, apa bukti bahwa kau pergi meninggalkan ku di sini sendirian Sean... ya, aku sudah tidak punya orang yang terus mendukung ku saat aku gagal, terus memberikan ku perhatian, pernah ku jadikan satu satunya. Namun, memang tuhan punya rencana baik. "tuhan selalu punya rencana baik, fley". Kata kata itu selalu kamu ucapin ketika aku lagi down, dan kamu jadi penyelamat dan penyemangat ku.

Dua hal yang selalu aku ingat tentang kamu, Laut & Senja. Kamu penyuka dua hal itu, dan kamu selalu ajak aku ke pantai ketika lagi liburan buat nemenin kamu liat hamparan laut yang luas, karena kata kamu kalau nge liat laut pikiran bakalan tenang dan semua masalah terasa hilang sejenak, sejak saat itu aku jadi suka sama laut. 

Di tambah lagi kalau ada sunset di pantai kamu seneng banget, aku masih ingat senyuman tulus & bahagia kamu waktu nge liat sunset, indah banget. Aku berharap senyuman itu ga bakal ilang dan akan terus ada, dan aku bisa lihat itu setiap hari. Sayangnya, tidak sesuai dengan harapan ku. senyuman mu adalah karya seni paling indah di mataku, tapi mungkin sekarang sudah tidak. Orangnya sudah pergi, namun kenangannya masih ada. mungkin suatu saat aku menemukan karya seni yang lebih indah dan aku bisa melihatnya setiap hari.

***

Setelah acara pemakaman selesai, aku masih tetap tinggal bersama Ibu nya Sean di pemakaman. Sementara orang lain sudah pergi. Aku menemani Ibu nya Sean sambil memeluknya. di saat keheningan dan kesedihan menimpa, Hujan turun membasahi bumi. Saat itu hanya tersisa aku dan Ibu Sean, semua orang sudah pergi. Aku tidak membawa payung aku sedikit panik mencari di mana aku bisa mendapatkan payung, tiba tiba seseorang menjulurkan payung ke arah kami berdua, ia melindungi kami berdua dengan payung nya sementara ia pasrah dirinya basah terkena air hujan. Ia berkata

"ini pakai aja payung nya kak,bu. Saya sudah selesai mau pulang."

"eh gak usah mas pakai aja payungnya, mas nya kehujanan." Balasku sambil mengarah ke arah mas nya.

"udah gapapa kak, ini pegang ya". Lelaki itu memberikan payungnya secara paksa kepada ku, lalu menyuruh ku untuk menggenggamnya. Lalu ia beranjak pergi meninggalkan kami.

Saat mas itu memberikan payungnya kepadaku mata kami saling bertemu dan bertatapan, jantungku berdegup kencang. ya ampun ia tampan dan baik sekali, pikirku. dia juga menggenggam tanganku untuk memegang payungnya, tangannya dingin sekali. ia memakai kacamata lensa kotak. 

"mas terima kasih banyak ya." Sahut ibu sean sambil agak berteriak.

"iya bu, sama sama". Laki laki itu membalas sahutan terima kasih ibu sean, ia juga melihat ke arahku.

Aku agak kasihan melihat laki laki itu, dari ujung rambut sampai celana yang ia pakai sudah hampir basah semua, ia kemudian berlari ke mobil nya lalu mulai pergi meninggalkan kawasan pemakaman. aku hanya bisa diam terpaku, setelah itu kami berdua berdoa lagi untuk Sean, sebelum kami pulang. akhirnya kami berdua pulang menaiki mobil, disepanjang jalan aku masih memikirkan apa ini benar benar nyata atau hanya mimpi. tiba tiba tangan Ibu Sean menggenggamku, 

"Sabar yah nak, mungkin memang Sean belum jadi takdir kamu. terima kasih selama ini sudah menjalin tali silahturami dengan keluarga Sean dan ibu juga terutama". ibu Sean terenyum.

aku mencium tangannya, lalu berpelukan berpisahan. ibu Sean sudah turun dari mobil, kini aku harus pulang bebersih diri dan beristirahat untuk hari ini.  aku juga membawa payung berwarna biru muda milik lelaki itu. Aku berpikir, apakah aku bisabertemu lagi dengan lelaki itu suatu saat untuk mengembalikan payungnya?,entahlah.  Esoknya aku akan bersiap untuk masuk ke kampus menjalani kehidupan sebagai seorang mahasiswi. 


siapakah lelaki yang memberikan payung pada Fleyra??

semoga suka dengan cerita baru ini :)

tunggu kelanjutan ceritanya

FLEYHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang