Sore menuju malam ini, Jisoo sedang berada di sebuah minimarket. Tempat dimana ia bekerja paruh waktu selama hampir 10 bulan ini sebagai seorang kasir. Sejak kecil, ia sudah dituntut untuk menjadi seorang gadis yang mandiri. Disaat gadis-gadis seusianya sedang asik-asiknya bermain, sepulang sekolah Jisoo akan selalu mampir ke restoran cepat saji milik kakek neneknya. Ia akan menghabiskan waktunya disana, untuk membantu pekerjaan keduanya. Ia tidak ingin melihat kedua orang tua yang sangat dicintainya itu bekerja terlalu keras hanya untuk dirinya, maka dari itu Jisoo selalu sigap membantu keduanya melakukan apapun yang bisa ia lakukan di restoran, meskipun kakek neneknya tak pernah memintanya. Dia dengan sukarela melakukan itu sampai ia lulus dari sekolah menengah atas. Jangan tanya mengapa, keadaanlah yang menuntutnya untuk seperti itu.
"Ini kembaliannya, terima kasih." Ujarnya ramah, seraya menyodorkan beberapa uang lembar kertas pada pelanggannya itu.
"Jinyoung-ah ..."
"Hmm ?"
Pria yang dipanggil itu masih sibuk berjongkok di ujung ruangan seraya membereskan makanan-makanan ringan yang baru saja tiba, ke atas rak. Ia adalah teman satu shift-nya Jisoo.
"Perlu bantuanku ga ?" Katanya menawarkan.
"Engga usah, kamu dieum aja disitu takut ada pelanggan. Lagian ini tinggal sedikit lagi ko."
Jisoo mengangguk pelan, Ia mengalihkan pandangannya keluar jendela. Di jalanan sana, kedua matanya menangkap pemandangan dua sejoli yang sepertinya sedang beradu argumen dengan cukup serius. Pria itu terlihat memohon sembari memelas agar pacarnya itu masuk kembali ke mobil. Jisoo bisa menebaknya, wanita itu pasti memaksa turun dari mobil karena cowoknya itu telah membuat kesalahan, entah karena ketahuan chatting-an dengan wanita lain mungkin, atau si cowok sibuk bermain game hingga mengabaikan pacarnya, atau bisa karna si cowok punya wanita lain ? Apapun itu yang jelas kesalahan itu keliatannya tidak sepele.
Setelah beberapa saat, pada akhirnya lelaki itu menyerah dan membiarkan wanita itu pergi meninggalkannya seorang diri. Pria itu mengusap wajahnya dengan agak kasar, mengunci mobilnya lalu menyeberang jalan menuju minimarket. Buru-buru saja Jisoo memalingkan wajahnya dan berpura-pura membereskan meja kasir.
Chanyeol menarik pintu minimarket sembari bercengkerama melalui telepon dengan seseorang di seberang sana, ia tersenyum sekilas menyapa Jisoo lalu berjalan menuju rak yang berisi jajaran ramyeon.
"Kaya kenal deh itu cowok." Gumamnya sembari mengingat-ngingat, ia kembali menoleh kearahnya.
"Loh, itukan cowok pemilik perusahaan tempat wendy ngelamar kerja." Gumamnya lagi.
"Tuhkan, takdir mempertemukan kita lagi. Beneran jodoh gaksih ?" katanya dalam hati, sembari bergidik ngeri. Mengingat-ngingat pertemuannya dengan pria itu yang kebetulan terus sedari kemarin.
"Ayah!" Teriakan keras dari seorang anak kecil itu berhasil menarik atensi Jisoo, ia langsung menoleh kearah sumber suara itu berasal. Jisoo bisa melihat diluar sana, seorang anak kecil yang sedang berlari menghampiri ayahnya sembari tersenyum sumringah. Gadis itu berlari kecil dengan penuh antusias untuk memeluk sang ayah, sedang di belakangnya sang ibu begitu cemas membuntuti putrinya, takut kalau anak itu tersandung.
Gadis itu menghambur ke pelukan Ayahnya, sembari tertawa kecil. Disusul oleh ibunya, yang sedari tadi tak henti-hentinya memamerkan senyum. Ketiganya tertawa lepas, sembari berpelukan. Hangat sekali rasanya. Hingga tanpa sadar, Jisoo dibuat ikut tersenyum melihatnya.
"Keluarga kecil yang bahagia ya."
"Iyaa." Gumam Jisoo pelan, tanpa mengalihkan pandangannya.
"Jadi pengen ngerasain berada di posisi anak itu."