Siang ini, para penghuni kos sedang berleha-leha di ruang keluarga sembari menunggu makanan yang baru saja mereka pesan. Ketika memasuki tanggal tua seperti ini, mereka akan sedikit berhemat demi menjaga kelangsungan hidup. Makanya, untuk menu makan siang kali ini mereka memutuskan untuk memesan 5 wadah jajangmyeon saja. Sebenarnya hal ini bukanlah sesuatu yang baru sih, mengingat mereka sudah sering mengalami keadaan seperti ini kala akhir bulan tiba. Dan untungnya, jika untuk sarapan mereka tidak perlu terlalu khawatir karena nenek Lim selalu berbaik hati membagi menu sarapan pada mereka, kadang memberi kimchi, telur kukus, nasi gulung telur dan sebagainya. Bawel-bawel begitu, nenek Lim sangat peduli pada anak kos nya.
Wendy sedang nyemil snack sisa semalam di meja makan sembari sibuk meng-scroll handphone-nya. Disampingnya, Bona sedang berkutat mengejarkan tugas kuliahnya di laptop. Seulgi sedang duduk di sofa sambil membalik-balik lembar majalah, Jisoo rebahan di sofa yang sama dengan menjadikan paha Seulgi sebagai bantalnya. Ia sedang fokus menonton acara TV. Sedangkan Nayeon, ia baru saja pergi keluar karena dipanggil oleh nenek Lim— Fyi, di kosan ini ruang keluarga dan dapur berada di satu ruangan yang sama. Keduanya hanya di sekat oleh kursi dan meja ala-ala bar.
Ruangan sedang hening-heningnya, tiba-tiba saja suara Wendy mengagetkan ketiga sahabatnya itu.
"Omaigattt... can't believe my eyes!" Ia berteriak dengan kegirangan yang membuat mereka menengok mengalihkan fokusnya pada gadis itu.
"Apasih ? ngagetin aja ?" Tanya Bona kesal, sambil menutupi sebelah telinganya. Karena merasa kebisingan.
"Guys..." Panggilnya, dengan mata yang berbinar-binar. "Aku akhirnya dipanggil buat interview kerja, besok.." Serunya.
"Serius ?" Seru Seulgi dan Jisoo berbarengan, Wendy mengangguk dengan penuh semangat. Wajahnya sumringah. Pasalnya, dia sudah hampir 3 bulan ini menganggur setelah beberapa bulan lalu diberhentikan begitu saja oleh perusahaan lamanya. Kejadian itu membuatnya cukup stress, karena mau tidak mau dia harus menghubungi kedua orang tuanya, meminjam uang untuk membayar kosan.
Sebenarnya kedua orang tua Wendy tak pernah menyuruhnya untuk bekerja, itu kemauan Wendy sendiri. Setelah dia mengetahui bahwa dirinya bukanlah anak kandung dari kedua orang tuanya, ia memutuskan untuk pergi ngekos, bukan untuk meninggalkan keduanya. Hanya saja ia memohon ingin tinggal secara mandiri katanya, karena tidak ingin merepotkan kedua orang tua angkatnya terus menerus yang sudah begitu baik padanya. Ia hanya merasa tidak enak. Padahal, keduanya tak pernah merasa direpotkan sama sekali.
"Temenin dong besok, ada yang mau jadi volunteer ?" Tanya Wendy.
"Aku gabisa, besok kuliah pagi." ucap Seulgi.
"Akujuga ada jadwal pagi." Lanjut Bona.
Jisoo mengangkat tangannya tinggi-tinggi. "Tenang-tenang I'm free, besok aku temenin. Aku kuliah siang besok. "
"Asik, mantab nih. " Seru Wendy tidak sabar.
Tiba-tiba pintu masuk terbuka, Nayeon masuk dengan menenteng kresek yang berisi jajamyeon pesanan mereka.
"Pesanannya udah dateng ?" tanya Bona, yang diangguki pelan oleh Nayeon.
"Jis, dipanggil nenek Lim tuh kebawah. Anter ke pasar katanya."
"Ih baru juga mau makan jajamyeon. Minggu kemarin kan aku yang nganter, masa sekarang aku lagi." Gerutunya malas.
Setiap hari minggu, salah satu dari mereka secara bergiliran selalu mengantar nenek Lim untuk pergi ke pasar. Itu adalah jadwal yang mereka sepakati bersama, saat mengetahui ternyata nenek kos mereka tinggal seorang diri. Mereka selalu merasa kasian saat melihat nenek Lim pulang dari pasar dengan membawa banyak belanjaan seorang diri, untuk itu mereka sepakat untuk membantunya dengan cara menemaninya pergi.
