O1 ❙ siapa

428 45 0
                                    

Hari ini merupakan hari terakhir penilaian akhir semester yang berarti sebentar lagi classmeeting akan di mulai dan Andaru sedikit kesal dengan ketentuan tersebut. Seharusnya beban pikiran selesai, beban raga pun harus usai. Ia selalu tahu bahwa akan menjadi salah satu perwakilan lomba futsal antar jurusan, benar saja tanpa menunggu lama sebuah pesan dari group chat kelas di dapat. Tertulis namanya pada bagian futsal, Andaru hela napas pelan lalu mengetik protes untuk ketua kelas selaku yang mengajukan.

Alhasil sia sia beberapa alasan ia jabarkan, itu telah bersifat mutlak dan dirinya malah terkena peringatan dari wali kelas. Berada di posisi sekarang benar benar menyiksa, ia ingin rehat barang sejenak tanpa ikut serta kegiatan membosankan ini. Belum lagi nanti membangun kekompakan tim, jika begitu mungkin Andaru dulu memilih jadi siswa pasif.

Andaru sedang meratapi nasib di bangku kantin tiba tiba dikejutkan sebuah lemparan roti, ia menoleh ke arah pelaku dan menemukan sang ketua kelas tengah berjalan mendekat. Remaja itu penuhi tempat kosong sebelah Andaru seraya membuka tutup kaleng minuman bersoda, menegak setengah terus meletakkannya di atas meja. Kemudian di tatap lah Andaru secara usil dengan menaikkan satu alis, sebuah decakan spontan Andaru berikan.

“Makan aja, gue bagi gratis.”

“Makasih meski gue ngerti ini barang suap biar gue mau tanding futsal kan?” mimiknya begitu masam, undang tawa bagi si kapten. Keduanya diam sebentar sebelum Andaru kembali salurkan protes.

“Bisa di ganti Rayyan ga?” lanjut Andaru menaruh harap besar.

“Kaga.”

Melihat cibiran tak bersuara Andaru, seutas tawa Yoga—si ketua kelas menguar dan tangannya simbolkan ibu jari pertanda ucapan Andaru tidak salah lagi, itu terbalaskan raut sinis. Yoga kemudian menepuk pelan bahu rekan bicaranya itu dan berlalu menuju ruang osis guna mengesahkan siapa saja perwakilan tiap kelas, sedangkan Andaru menyantap makanan pemberian penuh terpaksa walau lapar juga. Ia pun kembali pada sebuah permainan online ponsel, sesekali teriak tertahan dengan kata umpatan.

Baru setengah permainan dirinya sudah kalah, semakin bertambah emosi dalam diri. Andaru beranjak ke dalam kantin lantas memesan satu porsi mie instan, setelahnya ia menempati lagi bangku tadi. Dengan lahap dan cepat semua mie lekas hirap, jujur saja Andaru kenyang berlebih. Mata tanpa henti tertuju gawai yang tampilkan aplikasi tempatnya keluh kesah, semua tiada yang menarik malah menambah jenuh.

Kantin beranjak penuh, tersisa satu bangku kosong samping Andaru. Derap langkah dua insan semakin dekat ke arahnya, mereka ke dalam kantin beberapa saat lantas keluar dari desakan puluhan siswa siswi dan berdiri canggung di samping Andaru.

“Permisi, maaf boleh gantian ga? Aku sama dia mau duduk sini.” celetuk seorang siswi yang menggandeng temanya pada Andaru dengan cengiran sungkan tipis. Satu dari mereka entah kenapa menarik atensi.

Tanpa sepatah kata Andaru pergi begitu saja, tapi pikirnya masih terbawa puan ayu tadi. Rasa rasa ingin menanya pasal siapa asma si jelita?

 Rasa rasa ingin menanya pasal siapa asma si jelita?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝗦𝗘𝗣𝗔𝗥𝗨𝗛 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang