Setelah sarapan dengan orang tuanya basara akan pergi sekolah.
"Kalau begitu aku akan berangkat, oyaji, sapphire-kasan, raphael-kasan"
Ucap basara yg akan keluar rumah
"Basara!"
Mendengar ayahnya memanggil, basara menoleh kebelakang dan membalas dengan curiga
"Ada apa oyaji?"
"Hah...aku hanya ingin mengatakan, bahwa sebagai orang tua mu, kami bertiga cukup gagal.."
Ucap jin dengan wajah tertunduk
Mendengar ucapan jin, kedua istrinya juga sama sama menundukan kepala karna malu.
Mereka sebagai orang tua, memang sangat jarang memperhatikan kondisi basara akibat masalah yg selalu berada di sekitarnya.
"Hanya itu?"
Balas basara dengan wajah tenang.
Mendengar ucapan putra mereka, mengangkat kepala menghadapnya.
"Apa kalian berpikir aku akan membenci kalian karna kalian lebih mementingkan urusan daripada diriku..."
Ucap basara perlahan sambil menatap orangtuanya.
"Jangan khawatir, aku bukanlah anak kecil, jadi kalian tidak perlu cemas.., ah...sudah waktunya pergi...bye oyaji, sapphire-kasan, raphael-kasan"
'Buk'
Basara membanting pintu sembari berlari keluar rumah
Melihat perilaku anak itu, mereka bertiga hanya mengkedutkan sudut bibirnya.
"Hah...walau aku senang dia sudah dewasa, tapi itu juga yg membuatku sakit hati, karna tidak bisa memanjakannya"
Ucap raphaeline dengan senyum kecut, mereka berdua menganggukan kepala akan kesetujuan ucapan raphaeline.
"Ahh...sapphire apa kau sudah memberitahu basara tentang pengusa kota ini?"
Tanya jin pada sapphire, dan dia melihat yg terakhir hanya bergerak kaku dan bergumam
"A-ahh..se-sepertinya aku lupa...fuuu..fuuu"
Balas sapphire dengan memalingkan kepala dan bersiul
"Fuuuffttt..."
Melihat tingkah sapphire, raphaeline menutup bibirnya menahan tawa..
"Hah...kalian ini memang"
Desah jin dengan cape melihat kedua istrinya.
....
....
....
Sedangkan disisi lain, basara dalam perjalanan menuju sekolah barunya.
"Untung saja jarak sekolah dan rumah tak sejauh itu, jadi aku bisa jalan kaki"
"Jika tidak salah sekolah baruku bernama kuoh gakuen, merupakan sekolah khusus perempuan, tapi tak lama mereka menjadikannya sekolah campuran"
Basara bertanya-tanya bagaimana kondisi sekolah itu.
"Akhirnya sampai juga"
Selang waktu tak lama, dia akhirnya sampai di depan gerbang sekolah barunya.
Melihat disekitarnya, banyak murid perempuan, dia hanya menghela nafas
"Apa yg akan dilakukan murid lelaki melihat begitu banyak gadis gadis itu, ditambah mereka gadis gadis cantik...hah..tapi, itu bukan urusanku"
Basara melanjutkan langkahnya menuju gerbang sekolah barunya.
"???"
Pada saat dia melangkah masuk melewati gerbang, sebuah perasaan yg akrab bisa dia rasakan.
"[Partner..]"
Sebuah suara berat terdengar di benak basara.
"Aku tahu, draig"
Basara menyipitkan kedua pupil zamrud miliknya dengan melihat sekitarnya, tapi dia hanya bisa melihat para murid lelaki maupun perempuan disekitarnya tanpa ada sesuatu mencirigakan.
"Ah...sepertinya aku berkarat"
Ucap basara menggelengkan kepalanya.
Basara melanjutkan tujuannya dan memasuki ruang guru untuk mengkonfirmasi identitas miliknya.
Sedangkan di sebuah gedung tua tak jauh dari tempat basara berdiam diri tadi, sebuah sosok menatap ke arah kepergian dirinya.
"Akeno, apa kamu merasakannya juga"
ucap suara wanita yg lembut menggoda.
"Haii buchou"
Balas seorang gadis disebelahnya.
"Aku tak menyangka akan melihat seorang manusia dengan aura yg begitu kuat masuk ke sekolah ini"
Ucap sang wanita
Dia memiliki wajah cantik, dengan warna rambut crimson dan pupil mata biru langit, sosoknya yg menggairahkan hasrat para lelaki.
"Ara...apa rias buchou kita tertarik padanya"
Balas gadis di samping rias.
Gadis itu juga memiliki wajah cantik, dengan rambut hitam panjang kuncir tunggal, pupil berwarna merah marun.
"Jika bisa, aku ingin menariknya menjadi peerage milikku, akeno"Ucap rias dengan senyum di wajah nya yg cantik.
Tbs.
KAMU SEDANG MEMBACA
The God Devil in Dxd (Dxd x shinmai)
Actionberkisah tentang seorang pria bernama Toujo Basara Bael. putra dari seorang pengusir setan terkuat, iblis terkuat, dan dewi terkuat. saksikan kisahnya, dimana dia ingin menjadi sosok yg melebihi orang tuanya.