Prolog

150 15 3
                                    

Pada penghunjung malam yang dikepung ribuan bintang, Jungwon mengembara dalam pelukan yang hangat terasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada penghunjung malam yang dikepung ribuan bintang, Jungwon mengembara dalam pelukan yang hangat terasa. Mencari jawaban tentang bagaimana bisa ia berakhir di sini, di atas ranjang yang ia yakin bukanlah miliknya —mengingat bahwa miliknya tidak pernah terasa selapang dan senyaman ini.

Sungguh, Jungwon kesulitan mengingatnya. Nyaris tidak dapat menemukan memori semalam selain momen di mana pria yang tengah terlelap di sampingnya ini menerjang lebat hujan untuk menghampiri dirinya yang dengan bodoh sengaja menikmati dinginnya air yang jatuh dari atas langit gelap.

Selebihnya entahlah.

"Kenapa menatapku begitu?" tanyanya membuat Jungwon tersentak.

Kedua mata pria itu masih menyembunyikan iris elangnya dalam pejaman. Bagaimana ia bisa tahu Jungwon sedang memandanginya?

"Tidak, hanya saja..."

Jungwon sengaja meringsut mundur, melepas pergesekan di antara kulit mereka. Meski pria itu berhasil menggagalkannya dengan memeluk pinggang Jungwon, mengeratkannya agar Jungwon merapat padanya.

"Hanya apa, hm?"

Akhirnya kedua iris kelam itu nampak juga. Membuat Jungwon salah tingkah hanya dengan satu kedipan lembut saja. Oh, tidak! Jantung Jungwon dalam bahaya.

"Sebentar," pinta lelaki manis itu seraya menekan dada pria yang lebih besar darinya. Siapa tahu pria besar itu mau melepaskan pelukannya.

Meskipun nyatanya tidak.

"Jay Hyung, please..." Jungwon memohon. Dengan teramat sangat.

Dapat Jungwon rasakan ada aroma mentol di antara helaan napas Jay yang dalam. Sebelum mendudukkan diri, Jay sempatkan mengusap kepala Jungwon. Merapikan rambut berantakannya ke belakang telinga. Membuatnya berpikir betapa beruntung mereka yang pernah menjadi kekasih Jay.

"Jangan banyak bergerak. Semalam kau pingsan di tengah hujan. Sebaiknya istirahat lebih lama. Akan kubuatkan makanan."

Jungwon mengangguk lembut seraya menggumam. "Hm."

"Good boy," puji Jay sebelum meninggalkan kamar tidurnya.

Menuju ke dapur. Sudut paling favorit di antara seluruh penjuru rumah. Selain kamar.

Sementara itu, Jungwon memilih duduk di atas ranjang. Sewaktu menilik sekitar, ia menemukan barang-barang pribadinya —seperti dompet, ponsel, dan lainnya— tertata rapi di atas nakas. Membuatnya tersenyum kecil.

[ JAYWON ] Say You Love Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang