Lapangan belakang

155 31 2
                                    

"Jiii! Aku capek" Felix menjatuhkan diri dengan nyamannya di pangkuan Jisung.

Untung Jisung sigap menahan tubuh Felix. Jadi si manis tidak jatuh.

"Usap." Pinta yang kelelahan.

Dengan senang hati Jisung lakukan. Mengusap surai lepek si cantik tanpa rasa Jijik dengan keringatnya yang masih mengucur deras. "Capek kan? Makanya jangan nakal."

"Tapi kalau engga nakal kamu engga bakal tegur-teguran sama aku di sekolah..." Cicit Felix jujur.

"Maaf, aku—"

"Sibuk ngurusin OSIS. Iya, aku paham."

Jisung mengulum bibirnya, merasa bersalah.

"Gini aja deh. Kalau kamu seminggu engga cari masalah. Aku bakal nyapa kamu, jemput kamu ke kelas, sama ngajak makan bareng" tawar Jisung. Anggap saja permintaan maaf.

"Harus banget bersyarat ya? Kenapa sih? Malu punya pacaran sama aku yang bikin masalah terus? Padahal kamu tau aku bikin masalah buat ngecaper ke kamu doang."

Jisung diam, membiarkan Felix mulai mengomel dengan bibir yang maju dan mata yang memerah siap menangis. Felixnya memang sensitif mengenai ini. Dan itu lagi-lagi salah Jisung.

"Udahan ngomongnya?" Tanya Jisung tenang, sementara Felix mengangguk sambil ngos-ngosan.

Cup, cup, cup!

Total tiga kecupan kecil diberi Jisung pada bibir merah Felix. "Aku sayang kamu." Ucap Jisung.

Tiga kata singkat, yang mampu membuat Felix paham Jisung memang menyayanginya, menerimanya apa adanya biarpun pecicilan, rusuh, dan aneh.

"Sayang kamu juga, maaf udah pecicilan. Janji besok engga aneh-aneh kaya hari ini lagi!" Felix memeluk leher Jisung erat.

Jisung mengangguk saja sembari mengusap rambut lepek itu lagi. Malas menanggapi janji palsu Felix.

Paling besok sudah melakukan keanehan lainnya lagi agar bisa bertemu dengannya (katanya sih).

Tidak mau protes.

Jisung juga suka kok.

Felixnya lucu kalau sedang mode tengil.

•°•°♡♡♡°•°•

Caper; HanLix.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang