"Minggir!"
"Jean—"
"Lu punya telinga kan?"
Kembali menarik tangannya yang tengah memegang kotak makan, Zeeyan menggeser tubuh agar pujaan hatinya bisa pergi seperti apa yang diperintahkan barusan.
Sambil menatap kepergian Jean, ia menoleh pada pemuda yang baru saja menghampirinya. "Mau sampai kapan kamu ditindas begini Zee?"
"Elan.."
"Kamu itu gak pantes dapet perlakuan begini dari si bajingan tadi!"
"Dia bukan bajingan. Jean itu pacarku."
"Jean udah punya pacar dan itu bukan kamu, Zee."
Zeeyan tersenyum miris, membenarkan apa yang dikatakan lelaki itu barusan. "Aku pacarnya."
"Bajingan itu selingkuh!"
"Jean cuma bosan!" Ucapnya sedikit berteriak. "Dia gak selingkuh Lan.."
"Terserah. Dari awal pun kamu gak mau menerima fakta bahwa dia bukan pria baik-baik! Cinta emang bikin manusia jadi tolol."
Elan berlalu meninggalkan Zeeyan yang masih berdiri didepan pintu dengan raut wajah menyedihkan.
Lelaki itu memang mengatakan hal yang jujur. Bahkan tadi pun ia menyaksikan kepergian Jean bersama Lucy dengan tangan yang saling bertaut, perempuan yang menjadi incaran kekasihnya saat ini.
Sambil menunduk lesu, ia kembali berjalan menuju kelas. Padahal pagi tadi dirinya sudah bersusah payah untuk membuatkan makan siang pada Jean, namun lelaki itu bahkan tak memperdulikannya sama sekali. Seharusnya Zeeyan tidak berharap lebih akan terjadinya makan bersama di taman belakang sekolah–seperti yang mereka lakukan dulu.
"Kok dibawa pulang lagi?"
"Jean udah makan ternyata."
"Lo pergi beberapa menit setelah bel istirahat bunyi, gak mungkin dia udah makan bahkan jam kelas aja baru kelar." Agatha menarik tangan Zeeyan agar wanita itu duduk. "Jangan bilang dia pergi lagi sama Lucy?"
"Enggak kok."
"Please Zee. Lo gak bisa bohongin gue walaupun aslinya gue goblok."
"Iya."
"Apa sih alasan lo masih mau berhubungan sama dia? Karena Jean cakep? Biar lo ikutan terkenal? Atau biar apa sih?"
"Bukan git–"
"Ya terus apa?! Lama-lama gue kesel ngeliat dia seenaknya begini sama lo. Perempuan punya hati! Lo gak bisa terus-terusan diremehin begini Zee. Kalau dia sayang gak mungkin dia selingkuh!"
"Jean gak selingkuh!"
"Jangan terlalu cinta sama orang yang justru gak bisa ngehargain perasaan lo! Cinta itu dirasakan oleh dua orang Zee, bukan cuma lo doang."
"Stop bilang Jean gak baik buat aku! Kenapa sih kamu sama Elan terus aja bilang kalau Jean bajingan? Dia itu baik, cuma untuk saat ini lagi hilang arah."
"Bukan hilang arah tapi hilang akal! Otaknya dimana sih heran gue." Dengan perasaan gemas, Agatha tarik kotak makan tersebut dan membukanya diatas meja. "Lo mau makan gak? Kalau enggak biar gue aja yang abisin!"
"Tapi rasanya gak enak."
"Gue percaya masakan lo gak mengecewakan, lagian ini bukan pertama kalinya kan lo masakin sesuatu buat gue?"
Zeeyan tersenyum tipis, bersyukur makanannya kali ini tidak dibuang atau berakhir sia-sia. Kalau ibunya tahu, bisa-bisa dirinya tidak diperbolehkan lagi untuk membawakan Jean makanan.