Chapter 2

246 26 5
                                    

"Ada apa ini?" Nyonya Xiao, Xiao BingBing heran melihat seluruh pelayan yang ada di mansionnya berjalan hilir mudik kesana-kemari dengan raut cemas yang membingkai wajah mereka. Ia baru saja pulang dari shopping dan di suguhi dengan pemandangan yang mengherankan menurutnya.

Mendengar suara familiar dari tuan mereka, serentak para pelayan yang ada di mansion itu menundukkan kepala mereka hormat. Sang Butler mendekat dan dengan sopan menyampaikan apa yang membuat para pelayan menjadi gusar.

"Maaf nyonya.... Tadi tuan muda sempat meninju kaca. Kacanya tidak sampai pecah, hanya saja mengalami keretakan yang sangat panjang. Kami menjadi khawatir karena tangan tuan muda berdarah" adu sang Butler menjelaskan kejadian yang membuat heboh mansion.

Mendengar penjelasan dari sang Butler, nyonya Xiao shock. Barang belanjaannya terjatuh dari genggamannya. "Apa kau bilang?! Baobeiku terluka?!!!"

Sang Butler mengangguk sopan. "Kami ingin mengobati luka tuan muda. Tetapi tuan muda mengunci dirinya di kamar. Tidak ada satupun dari kami yang diresponnya..."

Tak perlu menunggu waktu lama, nyonya Xiao sudah melenggang pergi meninggalkan kerumunan pelayannya. Bahkan kantong belanjaan yang sempat di jatuhkan ya tadi pun tidak sempat di ambilnya. Sepertinya ia sudah melupakannya karena menghawatirkan anak kesayangannya itu.

Tok...tok...tok....

"Sayang.... Buka pintunya.... Ini mama sayang...." Nyonya Xiao berucap cemas. Ia benar-benar menghawatirkan putra kesayangannya yang baru kembali dari Belanda kemaren.

"Sayang.... Buka pintunya.... Ini mama...." Sekali lagi nyonya Xiao mencoba. Apa yang membuat putranya seperti ini? Pagi tadi, sebelum putranya pergi, ia bahkan masih bisa melihat senyum cerah di wajah putra tampan kesayangannya itu. Kenapa sekarang sudah berubah?

"Sayang.... Kalau kamu ngga mau buka pintunya, mama yang akan buka sendiri. Mama punya duplikat kunci kamar kamu kalau kamu lupa.."

Krekkkk....

Suara pintu yang di buka menghentikan aksi nyonya Xiao yang hendak kembali mengetuk pintu putra kesayangannya itu.

"Baobei!!!! Kamu kenapa nak...?" Nyonya Xiao secepat kilat memeluk putranya begitu sang putra membuka pintu kamarnya.

"Mama....." Xiao Zhan menangis di pelukan mamanya. Nyonya Xiao yang kaget pun membimbing sang putra dengan lembut menuju tempat tidur sang putra dan duduk di sana.

"Cup...cup.... Sayang.... Kamu kenapa? Cerita sama mama..." Nyonya Xiao berujar lembut sembari mengelus lembut surai kelam putranya. Ia menghela nafas melihat kamar putranya yang seperti kapal pecah. Cermin yang sudah hancur lebur, barang-barang yang berhamburan di lantai dan tidak sedikit yang pecah, bahkan kaca jendela kamar putranya pun sudah retak dengan bekas darah di tengah-tengah retakannya yang menjelaskan bahwa putranya sempat meninju kaca tersebut.

Nyonya Xiao sadar, putranya kesayangannya memang memiliki temperamen yang temperamental. Sedikit saja hatinya di sentuh, ia tak akan segan-segan untuk meluapkan emosinya yang meledak-ledak. Namun.... Seburuk apapun sifat putranya, nyonya Xiao tidak sanggup membencinya. Ia tidak sanggup untuk menolak segala keinginan putra kesayangannya itu.

"Dia menolakku Maaaa...." Xiao Zhan semakin keras menangis. "Dia menolakku...hu..hu...hu....😭"

Mendengar tangis putranya yang semakin keras membuat nyonya Xiao semakin panik. Menolak? Apa selama ini putra kesayangannya itu punya sosok yang di sukainya? Dan siapa yang berani-beraninya menolak putraku???? Geram Nyonya Xiao dalam hati.

"Menolak? Siapa yang berani menolak putra kesayangan mama yang tampan ini Hem?" Nyonya Xiao menepuk-nepuk pelan punggung pura kesayangannya yang bergetar. "Bilang sama mama. mama akan membuat orang yang menolakmu itu menyesal" tekad nyonya Xiao.

See you next Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang