Sex With An Actor 6

78 20 4
                                    

Sementara itu di kota London, William sedang asyik sendirian. "Hai, William. Apakah yang kau lakukan?" tanya Diego heran. "Hai, daddy. Aku sedang menunggumu" jawab William. "Baiklah, William. Kenapa kau menunggu diriku?" tanya Diego. "Tenang, daddy. Aku ingin meminta sesuatu padamu" jawab William tersenyum. "Baiklah, William. Aku akan berusaha melakukannya" kata Diego sambil memeluk erat. Tidak lama kemudian, William mulai menjalankan idenya.

Sementara itu di rumahnya, Charles dan Clarissa berduaan. "Aduh, Charles. Aku rindu" kata Clarissa sambil memeluk. "Tetapi, Clarissa. Apakah yang kau rindukan?" tanya Charles. "Tidak, Charles. Aku rindu melihatmu seperti dulu" jawab Clarissa sambil mencium. "Tetapi, Clarissa. Apakah yang harus aku lakukan untukmu?" tanya Charles sambil mencium. "Tolong, Charles. Buka bajunya" jawab Clarissa sambil merayu. Tidak lama kemudian, Charles berbaring sambil telanjang dada.

Sementara itu di sebuah kamar, Wilson dan isterinya Diamond sedang asyik mandi berduaan. "Aduh, Wilson. Aku rindu" kata Diamond sambil memeluk. "Tetapi, Diamond. Apakah yang kau rindukan?" tanya Charles. "Tidak, Wilson. Aku rindu melihatmu seperti dulu" jawab Diamond sambil mencium. "Tetapi, Diamond. Apakah yang harus aku lakukan untukmu?" tanya Wilson sambil mencium. "Tolong, Wilson. Buka bajunya" jawab Diamond sambil merayu. Tidak lama kemudian, Wilson berbaring sambil telanjang dada.

Sementara itu di sebuah kamar, Martin dan isterinya Jannet sedang asyik mandi berduaan. "Aduh, Martin. Aku rindu" kata Jannet sambil memeluk erat. "Tetapi, Jannet. Apakah yang sedang kau rindu?" tanya Martin sambil tertawa dengan pelan. "Tidak, Martin. Aku rindu melihatmu seperti dulu" jawab Jannet sambil mencium bibir. "Tetapi, Jannet. Apakah yang harus aku lakukan untukmu?" tanya Martin sambil mencium. "Tolong, Martin. Buka bajunya" jawab Jannet sambil merayu. Tidak lama kemudian, Martin berbaring sambil telanjang dada.

Sementara itu di sebuah gedung, Rian sedang tertidur pulas. "Astaga, tuan Rian. Kenapa kau tidak memakai pakaian?" tanya Martin sambil duduk di lantai. "Tenang, Martin. Seharian kita berdua bercinta" jawab Rian. "Tidak, tuan Rian. Itu adalah mustahil" jawab Martin. "Baiklah, Martin. Lihat saja tubuhmu sendiri" kata Rian. "Astaga, tuan Rian. Kenapa aku telanjang bulat?" tanya Martin. "Tenang, Martin. Kita baru saja bercinta" jawab Rian tersenyum. Tidak lama kemudian, Martin segera pergi menjauhi Rian.

Sementara itu di lantai dasar, Rian sedang tertidur pulas. "Astaga, Rian. Aku takut hamil" kata Jessica sambil menangis. "Tenang, Jessica. Aku akan menuruti permintaanmu" kata Rian sambil tersenyum lebar. "Tidak, Rian. Aku tidak bersedia" kata Jessica sambil meratap. "Tetapi, Jessica. Aku cinta padamu" kata Rian tersenyum. "Tetapi, Rian. Aku tidak bersedia" kata Jessica tegas. "Tetapi, Jessica. Apakah alasanmu menolakku?" tanya Rian sambil memeluk mesra. "Ayahmu. Aku tidak ingin mertua gay" jawab Jessica. Seketika itu juga, Rian mencium bibir Jessica dengan lembut.

Sementara itu di kota Los Angeles, Valeni dan isterinya Ruisma sedang mandi berdua. "Astaga, Valeni. Aku senang sekali bisa bertemu denganmu" kata Ruisma sambil mencium. "Tenang, Ruisma. Aku merasakan hal yang sama" kata Valeni sambil memeluk erat. "Baiklah, Valeni. Rasanya aku ingin memelukmu" kata Ruisma sambil tersenyum lebar. "Tenang, Ruisma. Peluklah diriku sepuas hatimu" kata Valeni sambil tertawa dengan pelan. "Tetapi, Valeni. Aku merasa rindu pada tubuhmu" kata Ruisma sambil merajuk manja. "Astaga, Jannet. Apakah kau katakan?" tanya Valeni heran. "Tidak, Valeni. Aku rindu pada tubuhmu saat masih muda" jawab Ruisma sambil berkedip. Tidak lama kemudian, Valeni dan isterinya Ruisma bermesraan.

Sementara itu di sebelah kamar, Christian dan pacarnya James. "Astaga, Valeni. Aku senang sekali bisa bertemu denganmu" kata Ruisma sambil mencium. "Tenang, Ruisma. Aku merasakan hal yang sama" kata Valeni sambil memeluk erat. "Baiklah, Valeni. Rasanya aku ingin memelukmu" kata Ruisma sambil tersenyum lebar. "Tenang, Ruisma. Peluklah diriku sepuas hatimu" kata Valeni sambil tertawa dengan pelan. "Tetapi, Valeni. Aku merasa rindu pada tubuhmu" kata Ruisma sambil merajuk manja. "Astaga, Jannet. Apakah kau katakan?" tanya Valeni heran. "Tidak, Valeni. Aku rindu pada tubuhmu saat masih muda" jawab Ruisma sambil berkedip. Tidak lama kemudian, Christian dan pacarnya James juga bermesraan dengan panasnya.

Sementara itu di kota London, Charles sedang berendam. "Astaga, Charles. Aku senang sekali bisa bertemu denganmu" kata Clarissa sambil mencium. "Tenang, Clarissa. Aku merasakan hal yang sama" kata Charles sambil memeluk erat. "Baiklah, Charles. Rasanya aku ingin memelukmu" kata Clarissa. "Tenang, Clarissa. Peluklah diriku sepuas hatimu" kata Charles sambil tertawa pelan. "Tetapi, Charles. Aku merasa rindu pada tubuhmu" kata Clarissa sambil merajuk manja. "Astaga, Clarissa. Apakah kau katakan?" tanya Charles heran. "Tidak, Charles. Aku rindu pada tubuhmu saat masih muda" jawab Clarissa sambil berkedip. Tidak lama kemudian, Charles dan isterinya Clarissa bermesraan sekali lagi.

Sementara itu di sebuah kamar, Wilson dan isterinya Diamond sedang asyik mandi berendam. "Astaga, Wilson. Aku senang sekali bisa bertemu denganmu" kata Diamond sambil mencium. "Tenang, Diamond. Aku merasakan hal yang sama" kata Wilson sambil memeluk erat. "Baiklah, Wilson. Rasanya aku ingin memelukmu" kata Diamond sambil tersenyum. "Tenang, Diamond. Peluklah diriku sepuas hatimu" kata Wilson sambil tertawa pelan. "Tetapi, Wilson. Aku merasa rindu pada tubuhmu" kata Diamond sambil merajuk manja. "Astaga, Diamond. Apakah kau katakan?" tanya Wilson heran. "Tidak, Wilson. Aku rindu pada tubuhmu saat masih muda" jawab Diamond sambil berkedip. Tidak lama kemudian, Wilson dan isterinya Diamond bermesraan sekali lagi.

Sementara itu di sebuah kamar, Martin dan isterinya Jannet sedang asyik mandi berendam. "Astaga, Martin. Aku senang sekali bisa bertemu denganmu" kata Jannet sambil mencium. "Tenang, Jannet. Aku merasakan hal yang sama" kata Martin sambil memeluk dengan erat. "Baiklah, Martin. Rasanya aku ingin memelukmu" kata Jannet sambil tersenyum lebar. "Tenang, Jannet. Peluklah diriku sepuas hatimu" kata Martin sambil tertawa dengan pelan. "Tetapi, Martin. Aku merasa rindu pada tubuhmu" kata Jannet sambil merajuk manja. "Astaga, Jannet. Apakah kau katakan?" tanya Martin heran. "Tidak, Martin. Aku rindu pada tubuhmu saat masih muda" jawab Jannet sambil berkedip. Tidak lama kemudian, Martin dan isterinya Jannet bermesraan sekali lagi.

The Perfect Old ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang