1√√

1.1K 65 2
                                    

Typo bertebaran...

Yang sudah terlanjur baca cerita ini maaf banget yaa, saya harus merevisi semuanya dari awal...

Karena jika dipikir pikir, cerita ini kalo diteruskan bakalan butu dan ga nemuin ide sama sekali. Jadi yang udah terlanjur baca maaf banget, kalian boleh baca ulang, boleh juga ninggalin lapak atau ngehapus cerita ini dari perpus kalian...

Sekali lagi maaf banget 🙏...

...

Ergandra Noval Aurelian , Remaja perempuan yang berpenampilan layaknya seorang laki-laki. Dari kecil ia sudah berpenampilan layaknya laki-laki.

Bahkan para tetangga bahkan keluarganya mengira kalo ia adalah seorang anak laki-laki, padahal nyatanya bukan.

Lian sendiri mempunyai alasan tersendiri menagapa ia berpenampilan seperti itu.

"Lian sayang, ayo nak kita makan dulu... Mamah udah siapin makanan kesukaan kamu loh... Telur balado" ujar Sahara, nama Lian.

Lian yang tengah memakai sepatu pun berjalan menghampiri mamanya.

Wanita itu tersenyum menatap putranya yang sudah tumbuh besar.

"Ayo nak kita makan" ajaknya membuat Lian menggangkuk dan duduk di depan Sahara.

"Nih makan yang banyak yaa, biar jadi anak yang kuat! " Sahara meletakkan piring yang penuh dengan nasi dan lauk pauk.

"Susu nya juga dihabisin ya... " Ucap Sahara membuat Lian mengangguk.

Ia menatap Sahara dengan senyuman menawanya, Sahara yang melihat anak nya terus menatapnya pun bertanya.

"Kenapa nak? Kok liatin mama terus? "

"Enggak, mama cantik... Lian sayang mama" senyum Lian semakin merekah.

Sahara terkekeh dibuatnya.
"Kamu ini ada-ada aja, sekarang udah bisa godain mamanya yaa kamu... " gelengnya membuat Lian ikut terkekeh kecil.

"Sudah-sudah cepat dimakan, nanti kamu telat masuk sekolahnya loh" titah Sahara membuat Lian mengangguk dan melahap habis makanan dan susu buatan ibunya.

"Lian pamit ya ma, mama jaga diri baik-baik" pamit Lian menyalimi sang ibunda.

"Iya, kamu juga hati-hati... Jangan ngebut ngebut kalo bawa motor" pesan Sahara mengelus surai lembut anaknya.

Lian mengangguk patuh, "Lian pergi dulu, Dadaaa" lambai nya membuat Sahara ikut, melambaikan tangannya.

...

Sesampainya disekolahan, Lian dengan buru-buru berlari kearah rooftop, mengambil ponselnya dengan gemetar.

Drt... Drtt...

Tut.

"Halo Yan? Ada apa? " tanya seseorang dari sebrang sana.

"Yan? "

"To-tolongin g-gu-gue" ucap Lian dngan tersedat sedat.

"Loh yan, lo kenapa?! Lo ada dimana? " panik orang itu mendegar suara Lian yang tersedat-sedat.

"Kenapa kenapa? Lian kenapa? "

"Lian kenapa Tu?! "

Suara lainnya terdengar dari telefon Lian.

"Ro-rooftop"

Brugh..

Tubuh Lian tumbang tak sadarkan diri.

"Yan, hallo Yan! Woy jawab!! "

Sedangkan disisi lain, orang yang ditelfon oleh Lian menatap layar handphone nya khawatir.

"Lian kenapa Tu?! "

Ratu, ia menggeleng sebagai jawaban.

"Gue juga nggak tau, kita harus ke rooftop sekrang juga!! " ajaknya membuat kedua temannya mengangguk.

Mereka bertiga berlari menuju Rooftop, menaiki anak tangga satu persatu.

Sesampainya di rooftop mereka menemukan Lian yang sudah tak sadarkan diri.

"Lian!!" seru mereka bertiga menghampiri Lian.

"Lian woy, bangun... Ngapain lo tiduran disini?! Kasur di UKS nganggur padahal" celetuk Farhan setengah bercanda.

Farhan ini, orangnya memang tak tau situasi jika sedang bercanda.

Plak.

"Masih sempet-sempetnya lo bercandain! Cepet bopong dia ke UKS!! " kesal Ratu menampar kepala Farhan keras.

Sedangkan Farhan meringis pelan sembari mengelus kepalanya.

"Iya iya elah, Bantuin San" ujarnya pada Esan.

Mereka pun membopong tubuh Lian menuju UKS.

...

Brak...

"Bukk... Tolongin temen sayaa" seru Farhan mendontak pintu UKS.

Sedangkan orang yang tengah bertugas menjaga UKS mengelus dadanya sabar.

"Baringkan dulu temanmu disini" ucap dokter itu pada Farhan.

Farhan dengan hati-hati meletakkan Lian diatas Bankar UKS.

Dokter itu pun mulai memeriksa keadaan Lian, "Kayanya temen kamu ngalamin alergi" ujarnya membuat tiga teman Lian saling pandang.

"Alergi dok? " tanya Farhan memastikan.

Dokter itu mengangguk, " Iya, sepertinya teman kamu ini alergi dengan semua yang berbau coklat... Apakah benar? "

Farhan dan yang lainnya mengangguk, "Iya dok, tapi coklat coklat yang Lian punya udah kita simpen semua kok" balasnya menatap sang dokter.

Dokter itu pun terdiam, "Mungkin ia tak sengaja memakan atau meminun yang mengandung coklat, kalo begitu saya akan memberikan resep obatnya pada kalian. Dan salah satu dari kalian tolong tebus ini di apotek ya" Dokter itu mulai menuliskan Obat-obata yang akan dikonsumsi oleh Lian nanti.

Farhan mengangguk, "Baik dok, biar saya aja" ucapnya membuat dokter itu memberikan secarik kertas padanya.

"Ini, di apotik depan sekolah saja... Disana juga lengkap" ujar Dokter itu.

Farhan mengangguk patuh, ia pun beranjak pergi menuju apotik depan sekolaan nya.

"Kalian mending masuk pembelajaran saja, biar saya yang menemani teman kalian" Dokter itu menatap Ratu dan Esan secara bergantian.

"Baik lah bu, kami berdua pamit duluan ya" ujar Ratu mewakili.

Dokter itu mengangguk tersenyum, "Iya"

Dokter itu pun menatap Lian sekilas, bukan hanya itu yang terjadi pada Lian.

Tapi ia tak bisa memberitahu kan kepada sembarang orang, harus kepada yang bersangkutan.

Nanti saat Lian siuman, akan dirinya tanyakan.























Tbc.

[Cegan Itu Milik Ku]√√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang