O.O

1.4K 137 9
                                    

Menjadi seorang Idol, Aktor, ataupun Model adalah keinginan banyak orang. Namun, kehidupan mereka tidak selamanya mulus dan indah seperti bayangan kita selama ini. Mereka mendapatkan banyak cinta sekaligus mendapatkan ribuan ujaran kebencian. Mereka harus bertahan dari kebencian dan satu lagi jika mereka memiliki banyak penggemar maka akan sulit bagi mereka untuk memiliki kekasih karena rata-rata para penggemar sangat posesif dengan idola mereka.

Para penggemar tidak akan pernah sadar bahwa mereka memberikan tekanan kepada idola mereka dengan sikap mereka yang terlalu posesif dan obsesif. Selain tekanan dari para penggemar, mereka juga mendapatkan tekanan dari agensi yang menaungi mereka.

Ayolah, semua orang sudah tahu bahwa dunia industri hiburan itu kejam dan gelap. Jika ingin terkenal kau harus memiliki uang, kekuasaan, tetapi jika kau tidak memiliki hal itu kau harus memiliki tubuh yang indah untuk menarik perhatian para pejabat agensi. Namun, ketika kau tidak menuruti norma itu maka jangan harap kau akan memanen hal manis seperti yang diharapkan. Tidak ada jalan yang benar-benar indah di dunia industri hiburan, kau harus mengorbankan sesuatu jika kau ingin berhasil disana.

"Park Jisung, anda di minta untuk segera datang ke ruangan direktur utama Na" ucap seorang staff.

"Terima kasih" ucap Jisung.

Setelah mengucapkan terima kasih, Jisung berjalan menuju lift yang akan membawanya ke lantai 5 tempat ruangan direktur utama Na berada.

"Apa lagi yang dia inginkan?" Gumam Jisung.

Park Jisung adalah seorang model besutan agensi NJM entertainment. Diusianya yang baru saja menginjak 22 tahun Jisung sudah berhasil menjadi model papan atas yang terkenal. Hal itu dikarenakan Jisung memiliki aura mewah yang berbeda dari model lainnya sehingga dia sering di kontrak brand ambassador ternama.

Tentunya banyak hal yang harus dilalui Jisung untuk mendapatkan hasil ini, Jisung harus mengorbankan masa kecilnya, dia harus berpura-pura elegan dan anggun, Jisung harus menipu dirinya sendiri demi mendapatkan hasil seperti ini.

Jika jujur Jisung sudah merasa lelah dengan hal ini karena dia harus menipu dirinya dan berkata kepada penggemarnya bahwa dia baik baik saja, padahal dirinya jauh dari kata baik-baik saja.

Jisung memasuki ruangan sang direktur utama. Jisung menatap papan nama yang ada di atas meja direktur utama Na.

"Direktur Na Jaemin, anda memanggil saya?" Tanya Jisung sopan.

"Kenapa kau tidak mau memperpanjang kontrak? Apakah kau ingin keluar dari agensi yang telah membesarkan namamu ini?" Tanya Jaemin yang menatap Jisung dengan tatapan sinis, dirinya juga mengeluarkan nada yang tidak bersahabat ke Jisung.

Jisung hanya tersenyum kecil memaklumi kondisi direkturnya itu, "Saya sudah lelah"

Jaemin tertawa geli mendengar ucapan Jisung, "Kau bisa beristirahat jika lelah, kenapa kau malah ingin meninggalkan agensi?"

"Aku lelah dengan kehidupan modeling ini, Direktur Na" ucap Jisung.

"Baiklah aku akan memberikan mu waktu untuk beristirahat dari dunia modeling, aku akan memberikan kabar pada media bahwa kau Hiatus untuk sementara" ucap Jaemin masih keras kepala.

"NA JAEMIN! Berhenti mengatur-atur aku! Aku lelah dengan kehidupan ini, aku ingin berhenti! Aku hanya ingin hidup tenang tanpa ada dirimu yang selalu mengatur diriku" ucap Jisung dengan lantang.

"Apa maksudmu, Park Jisung?" Tanya Jaemin dengan sengaja memberatkan suaranya ketika memanggil nama Jisung.

Jisung menatap Jaemin dengan tatapan mata sendu, "Aku ingin mengakhiri hubungan kita! Aku sudah terlalu lelah dengan semuanya. Jadi aku mohon padamu Na Jaemin jangan menahan diriku lebih lama lagi"

Jaemin bangkit dari kursinya, pria berusia 39 tahun itu berjalan mendekati Jisung yang masih menatapnya dengan tatapan sendu.

"Aku tidak pernah menahanmu, Park! Kau lah yang datang padaku saat berusia 19 tahun dan meminta padaku untuk menyelamatkan karirmu yang hampir berada di ambang kehancuran" ucap Jaemin.

Pria Na itu mengelus dagu Jisung. Jaemin mengecup bibir sang Model sedangkan tangan kirinya kini melingkari pinggang Jisung dan tangan kanannya kini berada di daerah dada Jisung.

Jaemin dengan lihai mengelus dan meremas dada Jisung yang masih terbalut kemeja mahal berwarna putih susu itu.

Jisung mendesis sebentar, matanya kini menatap Jaemin dengan tatapan marah. Pikiran Jisung saat ini kembali pada ingatan kelam yang berusaha untuk dia lupakan selama ini.

Ingatan kelam tentang bagaimana Jisung menyerahkan tubuhnya pada Jaemin guna melindungi karirnya yang hampir jatuh.

"Kau masih ingat kejadian itu kan, Park Jisung? Kau lah yang menyerahkan dirimu kepadaku, kau yang menjual tubuhmu padaku demi karir mu, setelah mengorbankan segalanya kau ingin berhenti? Kalau aku jadi kau maka aku kan melanjutkannya, karena aku sudah melakukan segalanya demi menjadi model teratas." Jaemin berbisik tepat di telinga Jisung, Jaemin menjilati telinga Jisung membuat Jisung terpejam menikmati sentuhan Jaemin.

"Kau sudah membangun karir sedari dini, kau tidak sayang dengan hal itu? Dan ingatlah kau bisa bertahan karena ku. Aku juga tidak meminta hal apapun padamu, kecuali tubuhmu. Aku memberikan mu segalanya dan kau hanya memberikan tubuhmu padaku bukankah hal itu cukup? Atau kau kurang? Ingatlah siapa yang akan membiayai hidupmu jika kau berhenti bekerja dan berhenti menjadi kekasihku? Kau akan kesulitan terlebih kau sudah terbiasa hidup glamour."

Jaemin menjilati leher Jisung, membuat pemuda itu mendongak ke atas mempermudah akses Jaemin untuk memberikan tanda. Bibir Jisung mendesis menikmati sentuhan Jaemin yang bagaikan candu.

"Kau menyukainya Jisung, kau menyukai segala sentuhan ku. Kau tidak bisa mendapatkan sentuhan ini lagi jika kau berhenti..."

"Nghh ahhh" Jisung mendesah saat Jaemin menggigit lehernya, sedangkan tangannya kini memilin puting Jisung yang tegang hingga membuat Jisung melenguh.

"Tapi aku tidak akan menahanmu, kau punya hak untuk memilih apapun yang kau mau." Seru Jaemin yang kini menjauhkan diri dari Jisung. Hal itu membuat Jisung melenguh kecewa, tubuhnya sudah memanas tapi Jaemin malah mempermainkan dirinya.

Jaemin yang menyadari itu tersenyum tipis, dia tahu bahwa Jisung bukanlah orang yang kuat menahan godaan. Jaemin sengaja melakukan itu agar Jisung mau tidak mau menuruti segala perintah dari dirinya. Karena baik Jaemin maupun Jisung sebenarnya saling membutuhkan. Hanya saja segalanya menjadi semakin rumit.

"Kau kecewa karena aku tidak lagi memberikan mu sentuhan, Honey?" Tanya Jaemin.

Jisung masih diam tidak menjawab maupun menolak.

Jaemin kembali mendudukkan dirinya di bangku kebesarannya, Jaemin menatap Jisung dengan senyuman pongah.

"Aku akan memberikan mu pilihan, jika kau keluar dari ruangan ku sekarang maka kau memilih untuk pergi namun, jangan salahkan aku jika video panas kita akan tersebar! Tapi jika kau duduk dipangkuan ku maka kita akan bercinta disini! Itu artinya kau memutuskan untuk tetap bertahan. Pilihlah keputusan yang menguntungkan bagi dirimu"

Jisung menatap Jaemin bimbang, disisi lain dia ingin bebas dan memiliki kekasih. Tapi disisi lainnya lagi dia benar-benar merasa tidak rela harus kehilangan segalanya termasuk sentuhan yang diberikan oleh Jaemin. Apalagi Jaemin memiliki video ketika mereka sedang bercinta. 

"Cepatlah sedikit, karena waktuku tidak terlalu banyak!" Gertak Jaemin.

Jisung menghela napas sejenak, kakinya kini mulai melangkah menuju Jaemin.

Jisung kini mendudukkan dirinya kedalam pangkuan Jaemin, Jisung mengalungkan lengannya di bahu lebar Jaemin, bibirnya kini mengecup basah bibir Jaemin.

"Kau benar-benar curang!" Seru Jisung.

"Tapi kau suka kan, honey?" Tanya Jaemin sensual.

"Ya, kau benar! Aku tidak akan pernah lepas dari genggaman mu, jadi  apakah kau masih ingin bercinta di sini?" Tanya Jisung yang dengan sengaja mengelus kejantanan Jaemin yang sedari tadi sudah menegang.

"Tentu, kenapa tidak?"

End.

Mau Adegan NC-nya juga?
Kalau iya aku bakal buat bonus chapter nya:)

Scandal✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang